Siapa yang tak mendamba memiliki anak sehat, dengan tumbuh kembang baik sesuai dengan usianya. Bisa memahami emosi, sekaligus memiliki fisik yang proposional. Namun, adakalanya kita lengah di tengah jalan walau sudah berusaha semaksimal mungkin. Ketika anak mengalami stunting dan gagal tumbuh sesuai perkembangannya, bisakah ia kembali tumbuh dengan baik? Sebatas mana stunting bisa diperbaiki?

“Anak saya usia dua tahun ketika ketahuan stunting. Apakah pertumbuhannya masih bisa dikejar?”

Menurut Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, stunting masih bisa dikoreksi selama anak belum berusia 2 tahun, atau masih berada dalam 1000 hari pertama kehidupannya. Namun, jika usianya sudah lebih dari 2 tahun, perbaikan gizi yang dilakukan hanya sebatas mampu menaikkan berat badan anak. Untuk pertambahan tinggi badan sulit dikejar jika anak terlanjur pendek. 

Stunting bersifat irreversible, tidak dapat diperbaiki apalagi setelah anak mencapai usia dua tahun. Apabila terjadi penurunan berat badan (weight faltering) pada kondisi anak stunting, maka anak harus segera ditangani secara medis agar bisa diketahui penyebab dan solusinya. 

Baca: Apa Beda Stunting, Wasting, dan Underweight?

“Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi stunting?” 

Salah satunya adalah dengan cara pengaturan pola gizi (Isi Piringku), yaitu makan bukan sekadar kenyang namun harus diperhatikan nutrisinya. Karena periode 1-5 tahun adalah periode emas untuk pertumbuhan anak, terutama otak, Isi Piringku juga harus disesuaikan dengan usia yang ditentukan. 

Untuk usia 1-5 tahun, menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia tahun 2013, kebutuhan energinya adalah sebanyak 1350 kalori. Komposisinya adalah makanan pokok sebanyak 35% (setara dengan 5-6 sendok makan nasi atau roti tawar sebanyak 1 lembar), diikuti dengan lauk pauk yang terdiri dari protein hewani dan nabati. Jumlahnya, harus mencapai 35% seperti makanan pokok. Ada pula satu sumber protein lain dan bisa menjadi tambahan asupan protein, yaitu protein susu. Sebagai pelengkap 30% Isi Piringku, diperlukan mikronutrisi berupa vitamin dan mineral penting dari sayur dan buah. Selain itu, buah dan sayur juga penting sebagai antioksidan dan sumber serat yang melancarkan sistem pencernaan. Selain itu, lakukan berbagai aktivitas untuk stimulasi tumbuh kembang dan kecerdasan sosial emosionalnya, juga penuhi kebutuhan kasih sayangnya.

Baca: 9 Cara Agar Anak Suka Makan Sayur

“Ketika ada perbaikan gizi, seberapa besar pengaruhnya pada kesehatan anak?”

Nutrisi dari makanan yang didapat berfungsi sebagai zat penyusun sistem imunitas anak, sehingga daya tahan tubuh meningkat dan anak tidak mudah sakit. 

“Adakah obat atau vitamin tambahan penunjang perbaikan gizi anak stunting?”

Vitamin dan suplemen penambah nafsu makan bisa diberikan namun yang tetap utama adalah mengubah kebiasaan makan. Jangan sepelekan waktu makan dan nutrisi pada makanan. Jangan lengah pada anak yang sulit makan sehingga memilih untuk menyantap panganan tidak sehat bahkan melewatkan waktu makan. Biasakan makan besar tiga kali sehari, diselingi dengan dua kali camilan sehat. Berikan waktu pada anak untuk merasa lapar. Jangan makan lebih dari 30 menit, serta berikan camilan berat saat anak sedang sulit makan. 

Jadi, jangan sepelekan isi piring anak. Bekali diri dengan informasi makanan bergizi yang baik untuk tumbuh kembang anak. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan jika perlu.