Pernahkah Anda mendengar istilah vaginismus? Walau masih terdengar cukup asing, namun sebagian wanita sudah pernah mengalaminya. Salah satunya Eunike Putri. Istri dari Budiman Rahardjo ini menceritakan kisahnya di BBC Indonesia tentang bagaimana ia menemukan dirinya mengidap vaginismus. “Sulit sekali melakukan hubungan seksual dengan suami, rasanya sakit sekali. Hanya tersentuh pun rasanya sakit,” ujarnya. Awalnya, ia pikir ini hal yang wajar. “Mungkin belum relaks,” pikirnya. Namun, setelah berjalan satu tahun dan kerap melakukan anjuran untuk relaksasi, liburan, dan tak juga membuahkan hasil ia mulai khawatir dan menemui dokter.
“Anda terkena vaginismus level 4,” ujar dr. Robbi Asri Wicaksono, SpOG. Vaginismus adalah kekakuan otot-otot dinding vagina yang tidak bisa dikendalikan oleh wanita sehingga tak mampu menoleransi penetrasi. Vagina terasa menolak saat ada benda ‘asing’ yang masuk, baik itu tampon maupun penis.
Vaginismus terbagi menjadi dua, pertama saat wanita mengalami sakit tiap kali ada sesuatu yang masuk ke dalam vagina (penetrasi) yang disebut lifelong vaginismus. Kedua, ketika wanita sudah pernah melakukan hubungan seksual tanpa rasa sakit, namun mendadak menjadi sulit hingga tak bisa dilakukan. Ini disebut acquired vaginismus. “Secara statisik, sebanyak 88% penderita vaginismus mengalami kegagalan penetrasi (lifelong vaginismus) dan sisanya mengalami kendala penetrasi vagina (acquired vaginismus).” Menurut dr. Robbi, vaginismus memiliki lima derajat keparahan. Kendala penetrasi biasanya terjadi pada derajat satu dan dua, sementara kegagalan penetrasi terjadi pada derajat tiga hingga lima.
Apa saja gejala vaginismus?
Tanda pertama vaginismus adalah rasa sakit dan nyeri ketika ingin melakukan hubungan. Biasanya, akan menghilang dengan sendirinya ketika tak lagi ada sentuhan, walau tak selalu. Sebagian wanita merasa seperti ada yang terhalang, merasa vagina seperti terbakar, atau penis bagai menabrak tembok. Sebagian dari mereka juga mengalami rasa tidak nyaman ketika menggunakan tampon atau saat pemeriksaan pelvis. Hal ini membuat wanita jadi enggan melakukan hubungan seks, karena takut merasa sakit sehingga kehilangan gairah seksual.
Adakah penyebabnya?
Hingga saat ini, belum ada penyebab pasti dari vaginismus. Biasanya, berhubungan dengan psikologis wanita, kecemasan dan ketakutan melakukan hubungan seksual. Selain itu vaginismus juga bisa disebabkan adanya trauma pelecehan seksual, KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), atau aborsi.
Alasan lain yang mungkin bisa menyebabkan vaginismus adalah ketakutan vagina terlalu sempit untuk berhubungan seksual, pernah terjadi trauma medis, adanya efek psikologis yang memandang tabu akan salahnya melakukan hubungan seksual.
Saat ingin melakukan pengobatan, apa yang biasa dokter anjurkan?
Pertama, dokter Obgyn akan bertanya mengenai keluhan dan mengecek vagina Anda. Biasanya, pengecekan vaginismus tidak terlalu lama, hanya melihat (tanpa pemeriksaan dalam) bagian vagina, untuk melihat apakah ada infeksi luar. Jika memang penyakit Anda mengarah pada vaginismus, maka ia akan merekomendasikan dokter spesialis atau terapis seks untuk tahap selanjutnya.
Apakah vaginismus bisa diobati?
Ya, vaginismus bisa diobati dengan dua fokus utama. Pertama, mengontrol perasaan saat penetrasi, melakukan relaksasi, dan latihan untuk perlahan terbiasa dengan penetrasi. Caranya adalah dengan:
1. Terapi psikoseksual
Anda diajak untuk memahami, mengerti, dan merasa nyaman ketika berhubungan dengan kondisi tubuh dan seks.
2. Teknik relaksasi
Menjalani mindfulness, belajar teknik pernafasan, dan perlahan latihan untuk menyentuh bagian sensitif untuk merelaksasi otot vagina.
3. Senam lantai untuk pelvis
Melakukan kegel, mengencangkan dan mengendurkan otot-otot vagina
4. Terapi sensasi
Latihan untuk meningkatkan gairah seksual
5. Vaginal trainer
Perlahan mencoba memasukan benda (yang aman) pada vagina, untuk membiasakan vagina mengenal benda asing. Biasanya, latihan menggunakan tampon atau jari.
Semua latihan ini baiknya dibawah supervisi ahli walau bisa Anda lakukan di rumah sendiri maupun dengan bantuan pasangan. Dengan konsistensi, dalam hitungan minggu, biasanya vaginismus akan mudah terobati.
Walau vaginismus sering dianggap tabu oleh orang yang tidak pernah mengalaminya, jangan merasa sungkan untuk berbicara dan memeriksakan kondisi. Jika Anda salah satu pejuang vaginismus, jangan ragu untuk mencari bantuan. Anda pun bisa menemukan komunitas vaginismus secara online, untuk berbagi cerita dan mendapatkan dukungan atas apa yang Anda alami.