Coba perhatikan anak Anda saat buang air kecil. Apakah anak sering mengejan saat buang air kecil atau terlihat adanya ballooning (kulup terlihat menggembung saat buang air kecil)? Jika ya, mungkin saja anak mengalami fimosis. Fimosis adalah kondisi kulup/prepusium (kulit yang menutupi kepala penis) tidak dapat membuka sempurna bila ditarik ke bawah atau ke arah kepala penis. Fimosis masih normal jika terjadi pada bayi berusia setahun. Seiring dengan pertambahan usia, prepusium dapat dibuka dengan sendirinya.
Apa penyebab fimosis?
Fimosis dapat disebabkan riwayat cedera atau infeksi pada glans (kepala penis) yang menimbulkan scar atau jaringan parut di sekitar kepala penis.
Apakah fimosis berbahaya?
Fimosis dapat menyebabkan infeksi kepala penis (balanitis) dan infeksi saluran kemih akibat tertumpuknya smegma (kotoran penis yang terlihat berwarna putih yang mengumpul di balik prepusium). Waspadai bila kepala penis terlihat bengkak, kemerahan, dan anak mengeluhkan nyeri saat buang air kecil yang merupakan tanda dan gejala infeksi.
Di samping kemungkinan terjadi infeksi, fimosis juga dapat menyebabkan parafimosis (prepusium tidak dapat dikembalikan ke posisi semula setelah dibuka). Kondisi ini harus ditangani dengan segera karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah di penis sehingga penis akan menghitam dan mengalami amputasi.
Bagaimana penanganan fimosis?
Bila sampai usia 4 tahun prepusium belum dapat kembali seperti semula, prepusium lengket, atau terjadi komplikasi infeksi, dokter akan merekomendasikan agar anak segera disunat. Sunat bisa saja ditunda bila belum ada keluhan yang mengganggu. Konsultasikan dengan dokter kapan sebaiknya anak disunat kemudian diskusikan dengan anak kapan waktu yang disepakati.
Sunat tidak dapat dilakukan bila ada ganguan pembuluh darah atau kelainan bentuk penis misalnya hipospadi (lubang uretra berada di bawah penis). Alasannya, bagian prepusium tersebut akan digunakan untuk bahan saat tindakan bedah rekonstruksi.
Selain sunat atau sirkumsisi, terdapat tindakan pembedahan lainnya yang disebut preputioplasty yang dikerjakan dengan membuat sayatan pada prepusium supaya dapat terbuka maksimal, yang biasanya dilakukan pada pasien remaja atau dewasa.
Apakah fimosis bisa ditangani dengan pemberian obat?
Bisa, fimosis dapat ditangani dengan farmakoterapi menggunakan obat kortikosteroid. Sayangnya, obat ini baru dapat diberikan jika anak sudah berusia di atas 3 tahun untuk menghindari risiko efek samping obat. Apabila setelah diberikan obat, masih terjadi fimosis maka mau tidak mau harus dilakukan sunat. Pastikan bahwa Anda membawa anak ke dokter atau dokter bedah saat hendak melakukan sirkumsisi agar seluruh prosedur dilakukan dengan benar dan steril.
Untuk mencegah fimosis…
Bersihkan bagian kemaluan anak dan sekitarnya saat anak buang air kecil (dan saat buang air besar) bila bayi masih menggunakan popok. Pada anak yang sudah besar, ajarkan atau bantu anak untuk membuka kulup saat cebok, namun jangan dipaksa atau dilakukan berlebihan karena dapat menimbulkan luka pada penis yang akan membentuk jaringan parut dan memperparah fimosis.
Referensi :
Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I 2017