Tumbuh kembang anak tidak luput dari perkembangan ranah mulut, terutama masalah gigi. Inginnya, gigi anak tumbuh sesuai waktu dan terjaga kebersihannya walau baru gigi susu. Yuk, pahami serba serbi gigi susu dan permasalahannya!
1. Usia berapakah gigi susu mulai tumbuh?
Gigi susu tumbuh pertama kali kisaran umur 6 bulan dan lengkap di kisaran usia 3 tahun sejumlah 20 gigi.
2. Bagaimana cara perawatan gigi sesuai dengan usianya?
Perawatan gigi susu dimulai dari 0 bulan, bisa dilakukan dengan cara menyeka dengan kassa yang dililit di jari (lalu dicelupkan air hangat) untuk membersihkan lidah, begitu pula saat gigi susu mulai tumbuh. Memasuki usia 1 tahun, menggosok gigi dengan sikat sebaiknya mulai dibiasakan, tentunya dengan bantuan Anda. Ketika usia 3 tahun (saat usia gigi susu sudah tumbuh semua), orang tua bisa membantu anak menggunakan dental floss untuk membersihkan sisa makanan yang terselip di area interdental (area antar gigi).
3. Manakah yang lebih baik, membersihkan dengan tooth wipes atau dengan sikat gigi?
Tentu lebih efektif dengan sikat gigi karena bulu sikat gigi bisa menjangkau area gigi yang sempit seperti interdental. Sedangkan, wipes yang berbentuk tisu tidak bisa menjangkau area gigi yang sempit. Penggunaan wipes untuk gigi belakang juga sulit karena harus memasukkan jari orang tua.
4. Kapankah anak boleh menggunakan pasta gigi?
Dari pertama kali menggunakan sikat gigi sudah boleh menggunakan pasta gigi yang aman tertelan.
5. Bagaimana jika anak suka mengemut dan menelan pasta gigi saat menggosok gigi?
Sebaiknya, selalu ingatkan anak untuk tidak mengemut atau menelan pasta gigi saat sikat gigi. Apalagi, pasta gigi yang mengandung flouride bisa meningkatkan risiko dental fluorosis di gigi permanen. Bagaimanapun juga, pasta gigi itu bahan kimia yang tidak boleh tertelan.
6. Anak saya sulit sekali buka mulut saat gosok gigi, harus bagaimana ya?
Ada metode knee-to-knee yang bisa diajarkan oleh dokter gigi, namun metode ini memerlukan kerjasama 2 orang (lihat gambar). Knee-to-knee merupakan tindakan membatasi gerakan anak. Ada kemungkinan anak tidak suka dan menangis, namun jika dilakukan dengan kasih sayang dan menjadi kebiasaan, anak akan mengerti dan terbentuk kebiasaan sikat gigi yang benar.
Gambar dari: A Pediatric Guide to Children’s Oral Health, American Academy of Pediatrics
7. Saat terlanjur ada plak di gigi susu, harus perawatan apa ya?
Plak merupakan lapisan lunak yang terbentuk dari makanan yang mengandung karbohidrat atau gula, di mana ada aktivitas bakteri yang kelanjutannya bisa menyebabkan lubang gigi. Oleh karena itu, plak bisa disebut sebagai ‘rumah kuman’. Perawatan untuk membersihkan plak yang dapat dilakukan di rumah bisa dengan sikat gigi dan penggunaan dental floss atau benang gigi. Jika ada plak yang mengeras di gigi, sebaiknya konsultasi ke dokter gigi untuk dibantu dengan tindakan pembersihan berkelanjutan.
8. Kapan anak perlu mengunjungi dokter gigi?
Anak dan orang tua perlu mengunjungi dokter gigi sebaiknya dari usia 1 tahun. Dokter gigi akan memberikan dental health education untuk orang tua, terkait cara membersihkan gigi dan konseling diet kesehatan gigi. Selanjutnya, penting untuk melakukan anjuran kontrol berkala setiap 4-6 bulan sekali untuk observasi pertumbuhan gigi susu anak dan deteksi jika ada kelainan atau kerusakan gigi sehingga bisa dilakukan perawatan lebih dini.
9. Bagaimana jika gigi baru sudah tumbuh namun gigi susu belum lepas?
Dalam keadaan gigi baru (permanen) tumbuh namun gigi susu belum lepas (kondisi persistensi), ada kemungkinan karena posisi gigi susu tidak terdorong oleh gigi permanennya. Jika ingin dicoba sendiri bisa dilakukan dengan metode pemberian makan anak, yaitu dengan cara ia menggigit dengan gigi depan. Namun, jika 1-2 bulan sejak gigi baru tumbuh, gigi susu belum lepas juga sebaiknya konsultasikan dengan dokter gigi untuk dilakukan tindakan pencabutan gigi susu.
10. Kapan lazimnya gigi susu akan tanggal?
Semua gigi susu umumnya tanggal di kisaran usia 12 tahun namun dapat berbeda pada tiap anak, dipengaruhi dengan kondisi infeksi, kehilangan gigi, atau kondisi patologis lainnya.
Artikel ini hasil kerjasama Skata dengan Komunitas Kejora (Kesehatan untuk Junior Indonesia).