Saat anak beranjak remaja, entah mengapa Anda makin sulit menolerir kesalahan yang diperbuatnya. Pulang lewat jam malam, ketahuan membolos, atau menghilangkan benda kesayangan Anda yang ia pinjam. Respon Anda? Marah, tentu saja. Tidak ada lagi hela napas dan teguran lembut seperti ketika ia berbuat salah di waktu kecil. Ini belum termasuk omelan panjang (plus hukuman jika perlu agar remaja jera), hingga Anda lupa memberi kesempatan remaja untuk menjelaskan alasannya. Alih-alih merasa bersalah, ia malah merasa dihakimi sehingga konflik pun terjadi. Akibatnya, remaja tidak mau bercerita lagi ketika ia berbuat salah di lain kesempatan. Jadi, apa yang seharusnya orang tua lakukan ketika mengetahui remaja berbuat salah?
1. Tetap tenang
Sefatal apapun kesalahan remaja, Anda harus bisa menjaga emosi dan tetap tenang. Walau rasa hati ingin meledak dan meluapkan emosi, tapi ini bukan solusi. Jika Anda tak bisa mengontrol emosi, remaja akan merasakan ketegangan dan hanya akan timbul rasa marah, takut, atau panik. Alih-alih menyudutkan dengan kalimat “Kok bisa, sih?!”, baiknya ajak ia duduk tenang dan membahas dengan kepala dingin. Dengan menjaga emosi, secara tidak langsung Anda mengajarkan ketenangan pada anak sehingga di masa mendatang ia bisa bersikap bijak dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Baca: Cara Merespon Konflik dengan Remaja, Anda yang Mana?
2. Jangan paksakan selesai di satu waktu
Pahami bahwa tidak semua harus selesai di satu waktu, apalagi membahasnya di saat mereka masih panik. Akan sulit untuk remaja memahami situasi di tengah kegentingan, sementara mereka butuh kepala dingin dan situasi yang kondusif untuk bisa memberi penjelasan, berdiskusi, dan menyelesaikan masalah. Tunggu waktu yang tepat, biarkan remaja menunda bercerita hingga situasi sudah tenang. Tak ada yang bisa (termasuk Anda) berpikir dengan jernih saat kondisi panik.
3. “Sudah Ayah/Ibu bilang, kan!”
Adalah kalimat yang perlu dihindari saat membahas masalah yang remaja lakukan. Ya, mungkin Anda sudah memperingatkan dan Anda sangat kesal ketika apa yang Anda khawatirkan benar terjadi. Tapi ini bukan saatnya Anda menghakimi. Di kondisi ini, segala penghakiman akan berbalik pada Anda dan berujung mencari kesalahan yang tak berujung. Remaja tak ingin diingatkan akan ketidakpatuhan mereka dan mereka sudah cukup kecewa dengan perbuatannya. Fokus pada solusi apa yang bisa dilakukan. Biarkan mereka mencoba mencarinya sebelum Anda berpendapat. Ini adalah bekal untuk remaja di kemudian hari agar bisa mencegah sebelum terjadi dan memberikan solusi akan kesalahan yang ia buat. Tunjukkan pada mereka, bahwa Anda percaya mereka mampu untuk menyelesaikan masalah dan menemukan solusinya.
Baca: I-Message, Agar Hal Sepele Tak Menjadi Pertengkaran
4. Jangan terus memojokkan
Walau Anda ingin sekali memberikan efek jera dengan membuat mereka merasa menyesal, namun hindari melakukan ini karena hanya akan berujung menyalahkan diri sendiri dan hilangnya kepercayaan diri. Alih-alih, berikan mereka pengertian dan sadar diri dengan tujuan jika melewati masalah serupa, mereka bisa mengantisipasi dan fokus bagaimana menyelesaikannya bukan sekedar merasa bersalah dan terus menyalahkan diri.
5. Dengarkan dan tetap berikan cinta untuk remaja
Seberapapun rasa kesal Anda terhadap remaja, tetap berikan mereka perlindungan dengan kasih sayang. Dengarkan ceritanya, coba pahami letak kesalahannya. Berikan pengertian bahwa normal melakukan kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Hanya saja, jika Anda sudah memperingatkan, itu tanda bahwa mereka mulai menuju ke arah yang salah. Berikan harapan agar mereka lebih bijak dalam melihat sebuah kesempatan dan berpikir sebelum melakukan tindakan.
Merespon kesalahan remaja dengan cara di atas mungkin tidak mudah dijalani, apalagi jika Anda sudah terbiasa dengan pola komunikasi satu arah seperti kebanyakan orang tua zaman dahulu. Jika Anda sulit menahan diri untuk tidak memberi omelan panjang saat remaja berbuat salah, tonton video berikut agar Anda tahu isi hati remaja yang tidak diberi kesempatan bicara.