Sebagian wanita menganggap bahwa pemasangan IUD (intrauterine device) lebih ‘invasif’ sehingga mendatangkan rasa takut atau cemas. Persepsi ini akan memengaruhi terjadinya nyeri selama dan setelah pemasangan IUD. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata berbagai pengalaman negatif yang berkaitan dengan saluran reproduksi wanita, misalnya riwayat sindrom premenstrual atau tindakan operasi Caesar, ikut andil dalam pembentukan persepsi nyeri. Pun, adanya informasi negatif yang disampaikan oleh orang lain juga dapat memicu timbulnya stimulus nyeri.
Jika demikian, adakah cara untuk mengurangi rasa nyeri?
Langkah-langkah berikut ini mungkin dapat mengurangi perasaan nyeri setelah pemasangan IUD, meskipun prosesnya sendiri tentu tidak mungkin bebas nyeri. Meskipun demikian, pemasangan IUD hanya memakan waktu 5-10 menit. Berikut hal yang bisa Anda lakukan:
1. Mengetahui dengan detail prosedur pemasangan dan pelepasan IUD
Anda bisa mencari tahu terlebih dahulu informasi seputar proses pemasangan IUD secara detail. Bila perlu, cari ilustrasi proses pasang IUD dalam bentuk video atau gambar. Tujuannya, agar Anda memiliki gambaran dan dapat mempersiapkan fisik dan mental sebelum dilakukan tindakan medis.
Baca: Ketahui Cara Lepas Pasang Implan Agar Tidak Termakan Mitos
2. Konseling mengenai rasa nyeri
Biasanya, tenaga medis akan menginfokan bahwa rasa nyeri mungkin timbul saat memasukkan tenakulum sampai mulut rahim, saat mengukur panjang rahim dengan alat histerometer, serta saat memasukkan dan meletakkan IUD. Nyeri yang timbul intensitasnya minimal dan akan hilang perlahan dalam 3-5 hari setelah pemasangan. Setelah 2-3 bulan pemasangan IUD, rasa nyeri menjelang haid juga dapat meningkat intensitasnya. Hal ini wajar terjadi karena tubuh sedang beradaptasi terhadap “benda asing” yang terpasang dalam rahim. Rasa nyeri dengan intensitas ringan juga dapat muncul pada saat pelepasan IUD. Jangan lupa informasikan pada dokter jika ada riwayat nyeri pada saat pemasangan IUD agar dilakukan antisipasi untuk mencegah nyeri berulang saat melepas IUD.
3. Konsumsi analgesik
Untuk membantu menghilangkan rasa nyeri, Anda bisa konsumsi obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas di pasaran, yakni parasetamol. Selain berfungsi sebagai obat anti demam, parasetamol juga dapat bekerja sebagai analgesik ringan, lho. Bila rasa nyeri masih mengganggu, Anda bisa kontrol ke dokter agar dokter dapat meresepkan obat penghilang rasa nyeri yang lebih kuat.
4. Jangan buru-buru pulang
Setelah pemasangan IUD, akan dilakukan observasi selama beberapa saat untuk memantau efek samping pasca tindakan terutama munculnya rasa nyeri. Akan lebih baik bila dilakukan pemeriksaan USG kembali untuk memastikan apakah posisi dan lokasi IUD sudah benar.
5. Pasang saat melahirkan
Anda bisa memilih “paket instan” pemasangan IUD langsung setelah plasenta lahir atau sebelum rahim dijahit pada persalinan Caesar. Selain mengurangi peluang nyeri, Anda jadi bisa menghemat waktu, tenaga dan tentunya biaya untuk ke dokter, kan?
6. Pasang/lepas saat haid
Pemasangan/pelepasan IUD lebih direkomendasikan pada saat menstruasi karena mulut serviks sedang terbuka sehingga memudahkan dalam pemasangan atau pelepasan IUD.
7. Self-hypnosis
Memberikan afirmasi bahwa rasa nyeri mungkin saja muncul sebagai bagian dari tindakan pemasangan atau pelepasan IUD. Jika benar terjadi, Anda siap melaluinya dan meyakini bahwa rasa nyeri akan berkurang perlahan. Sugesti positif ini terkadang berhasil menciptakan efek analgesik. Anda bisa belajar lebih detail mengenai self-hypnosis ini dari buku, video atau audio tutorial, atau konsultasi ke praktisi profesional.
Baca: Vagina Berdarah Setelah Hubungan Seksual, Ini Penyebabnya
8. Tunda hubungan seksual
Sebenarnya, hubungan seksual boleh saja langsung dilakukan setelah pemasangan AKDR-Cu (IUD non-hormonal), namun jika Anda merasa sedikit nyeri atau kurang nyaman, sebaiknya tunda dulu hubungan seksual, ya. Hubungan seksual wajib ditunda selama seminggu bila AKDR-LNG (IUD hormonal) dipasang setelah 7 hari pertama menstruasi.
Nyeri seperti apa yang harus diwaspadai?
Walaupun sebagian besar normal, nyeri tetaplah ‘alarm’ yang harus diwaspadai, khususnya pada beberapa kondisi di bawah ini:
- Nyeri perut bawah dengan intensitas berat setelah beberapa hari pemasangan atau nyeri tiba-tiba muncul setelah beberapa minggu pemasangan IUD
- Nyeri perut bawah yang disertai dengan perdarahan hebat
- Nyeri perut bawah yang disertai dengan demam
- Nyeri perut bawah yang disertai dengan keputihan abnormal
- Nyeri perut bawah yang menetap lebih dari 3 bulan pasca pemasangan
Masih ragu menggunakan IUD? Jangan segan untuk konsultasi lebih lanjut ke dokter atau bidan, ya.
Referensi:
WHO Rekomendasi Praktik Terpilih pada Penggunaan Kontrasepsi Edisi Ketiga 2016
Family Health International Intrauterine Device (www.fhi360.org › IUD Narrative PDF - FHI 360)