Tingginya kasus PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) di kalangan wanita usia subur cukup meresahkan karena menjadi salah satu penyebab gangguan siklus haid dan terjadinya kemandulan. Yang lebih meresahkan lagi adalah PCOS dapat menyebabkan komplikasi diabetes serta gangguan pada jantung dan pembuluh darah.
Penyebab PCOS
Sayangnya, sampai saat ini belum dapat dipastikan apa yang menjadi dasar penyebab terjadinya PCOS. Namun, diduga PCOS disebabkan interaksi antara faktor genetik dan pengaruh pola hidup yang kurang sehat sehingga terjadi resistensi insulin dan/atau obesitas.
Diagnosa PCOS
Pada PCOS, terjadi resistensi insulin dan peningkatan kadar hormon androgen sehingga terjadi beberapa gejala klinis yakni:
- Pertumbuhan rambut berlebih
- Kebotakan
- Jerawat
- Acanthosis nigricans yakni kulit di daerah lipatan tubuh warnanya lebih gelap, menebal, dan bersisik
- Gangguan siklus haid yang meliputi durasi haid lebih lama, volume darah tiap kali haid lebih banyak, atau pada beberapa kasus justru terjadi haid sering terlambat atau tidak haid sama sekali
- Mengalami berat badan berlebih, obesitas, atau lingkar perut >87,5 cm
Selain pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi kadar gula darah dan hormon androgen, diagnosa PCOS juga ditegakkan melalui pemeriksaan USG yang ditandai dengan ditemukannya paling sedikitl 12 folikel dengan diameter 2-9 mm pada masing-masing ovarium atau terjadi peningkatan volume ovarium lebih dari 10 ml sehingga memberikan penampakan seperti sarang lebah.
Komplikasi PCOS
PCOS dapat menyebabkan pasutri sulit mendapatkan momongan. Bila terjadi kehamilan pun, sang ibu mengalami permasalahan selama hamil yakni terjadi peningkatan tekanan darah dan terjadi diabetes selama kehamilan. Risiko lain yang tidak kalah meresahkan adalah kemungkinan adanya risiko kanker endometrium pada pasien PCOS. Selain gangguan fisik, pasien PCOS juga dapat mengalami gejala psikiatri, gangguan mood, bahkan depresi.
Terapi PCOS
Rekomendasi yang utama diberikan adalah saran untuk mengubah pola hidup dengan cara menjaga agar berat badan ideal. Bila berat badannya berlebih, pasien diharapkan untuk menurunkan berat badan sebanyak 5-10% dari berat badan awal secara bertahap dengan pengurangan 0,5-1 kg/per minggu melalui pembatasan kalori 500-1000 kkal/hari dan olahraga rutin. Pasien juga diharapkan untuk berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol.
Selain pola hidup yang harus lebih baik dari sebelumnya, PCOS dapat ditangani dengan pemberian obat atau pembedahan.
Obat-obatan
Obat-obatan untuk menangani PCOS meliputi pemberian jenis metode kontrasepsi baik yang berisi kombinasi hormon estrogen-progesteron maupun yang mengandung hormon progesteron saja. Tujuannya adalah untuk mengatur siklus haid agar kembali normal. Bila sulit terjadi kehamilan, dokter mungkin akan memberikan obat untuk merangsang pelepasan sel telur. Lalu bila terjadi masalah resistensi insulin, akan diberikan obat untuk membantu memperbaiki gangguan insulin.
Pembedahan
Metode pembedahan yang direkomendasikan untuk penanganan PCOS adalah laparoskopi ovarium dengan menggunakan kauter listrik atau laser. Pilihan pembedahan merupakan opsi pengganti atau pendamping yang ditawarkan bila dengan pemberian obat untuk merangsang ovulasi belum menunjukkan hasil memuaskan.
Bila Anda mengalami gejala dan tanda PCOS atau telah didiagnosa PCOS, konsultasikan dengan dokter kandungan Anda untuk mendapatkan pilihan terapi yang terbaik untuk Anda dan pasangan.
Referensi:
Konsensus Tata Laksana Sindrom Ovarium Polikistik HIFERI POGI 2016