Menjadi ibu memang penuh tantangan. Saat anak lahir, ibu mulai menyadari bahwa kini ada yang menjadi prioritas dalam hidupnya, yaitu sang anak. Tak perlu disebutkan jungkir balik usaha ibu untuk membuat sang anak tumbuh sehat dan cerdas. Ibu bisa saja kekurangan waktu untuk diri sendiri demi mengurus anak. Begitu pula dengan ibu bekerja yang harus tetap mendahulukan komitmen dengan institusi yang mempekerjakan mereka sambil mencari celah memastikan semua kebutuhan Ananda terpenuhi. Baik Ibu yang bekerja di luar rumah maupun ibu yang bekerja dari rumah, masing-masing memiliki tantangannya sendiri. Yuk, intip apa saja tantangan ibu bekerja dan bagaimana menyiasatinya.
Ibu yang bekerja di luar rumah
Sebagai ibu yang harus bekerja di luar rumah, menghadapi situasi di kantor sekaligus di rumah menjadi tantangan. Di rumah, ia harus bangun lebih pagi untuk membersihkan rumah, menyiapkan sarapan, dan menyiapkan kebutuhan anak serta suami untuk sekolah dan bekerja. Saat anak sakit, dilema ibu bekerja harus menitipkan pada asisten rumah atau orang tua. Belum lagi, pikiran yang seringkali terpecah antara pekerjaan dengan masalah yang terjadi di rumah. Jika ada support system yang baik, seperti suami yang mau berbagi tugas atau anggota keluarga yang bisa membantu di sela kesibukan, ibu bekerja akan sangat terbantu. Namun jika tidak, ia harus menghadapinya sendiri.
Bagaimana cara menghadapi tantangan ini?
Menurut dr. Irmia Kusumadewi, SpKj(K) pengaturan waktu yang baik untuk ibu bekerja adalah kunci.
• Komitmen dengan jadwal tapi tetap fleksibel
Anda perlu membuat jadwal yang harus ditaati setiap hari, namun upayakan tetap fleksibel. Misalnya, tiap hari Anda bangun tiap pagi sebelum anggota lain beraktivitas untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Namun, ada kalanya Anda terlalu lelah di malam hari sehingga bangun terlambat dan tak sempat membereskan rumah. Tak apa untuk menundanya. Fokus akan apa yang bisa dikerjakan saat itu dan kerjakan kala sempat di malam hari. Terpenting, tetap berusaha komitmen dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
• Memiliki support system untuk urusan anak dan rumah
Agar tenang bekerja, pastikan anak berada di tangan orang yang tepat, baik itu anggota keluarga lain, pengasuh, sekolah, atau daycare. Jangan lupa mencatat nomor telepon mereka, juga nomor telepon keluarga atau tetangga yang bisa dimintai tolong jika terjadi kondisi darurat dan Anda tidak bisa segera berada di tempat. Untuk urusan rumah, diskusikan dengan suami perlu tidaknya memiliki asisten rumah tangga. Jika tidak, berbagi tugas rumah tangga bisa menjadi solusi, selain menggunakan jasa laundry, petugas kebersihan online, atau layan antar makanan.
Ibu yang bekerja dari rumah
Kemajuan teknologi kini membuka banyak lapangan kerja baru, termasuk bagi para ibu yang masih ingin berkarya tanpa harus meninggalkan anak. Banyak anggapan, bekerja dari rumah bisa lebih santai dibandingkan mereka yang bekerja di luar rumah. Kenyataannya, ibu bekerja kesulitan membuat batas dengan anak saat bekerja, juga harus bisa menyelesaikan pekerjaan meskipun rumah berantakan dan sering tidak sempat masak. Tantangan bekerja dari rumah akan semakin besar jika anak masih kecil. Ibu yang berada di rumah biasanya tak memiliki waktu rehat dari urusan anak dan rumah. Tentu saja ini menguras fisik dan emosi.
Kalau begini kondisinya, Anda perlu..
• Membuat jadwal
Anda perlu mengatur waktu yang baik, agar tidak bentrok dengan aktivitas anak atau pasangan. Jika Anda sambil bekerja di rumah, tetapkan waktu bekerja di kala anak istirahat tidur siang atau saat mereka mulai terlelap di malam hari. Tetap ingat, keluarga adalah prioritas. Jadi, pastikan jadwal Anda mengikuti kebiasaan pasangan dan anak-anak dan telah disepakati bersama.
• Pisahkan antara menjadi ibu dengan wanita karir
Walau usaha Anda menjadi bagian dari keseharian, namun selalu pisahkan urusan pekerjaan dengan urusan rumah. Terutama, dengan anak. Miliki area khusus untuk Anda bekerja, yang terpisah dengan area bermain anak. Ini untuk membuat Anda konsentrasi dan fokus, tidak terdistraksi oleh mainan anak yang berantakan atau suara mereka berlarian saat bekerja.
• Pastikan anak tetap mendapatkan waktu berkualitas dengan Anda
“Saat saya memberikan waktu berkualitas dengan anak, mereka memberikan saya kompensasi waktu untuk bekerja tanpa terganggu,” ujar Renee Belbeck C.E. dan pendiri National Association of W.O.M.E.N (Women, Owners, Moms, Entrepreneurs, and Networkers). Solusi yang saling menguntungkan, bukan?
Terakhir, jangan lupa penuhi kebutuhan diri Anda sendiri (self-care). Anak memang prioritas, pekerjaan memang komitmen, tapi menjalankan semuanya hanya bisa dilakukan dengan baik jika kebutuhan sang ibu bekerja sudah terpenuhi, baik fisik maupun mental.