Sudah fitrahnya, manusia memiliki kebutuhan biologis meskipun besarnya mungkin berbeda antara pria dan wanita. Saat keinginan untuk menyalurkan hasrat datang dan seseorang tidak bisa memenuhinya dengan pasangan, masturbasi menjadi pilihan. Aktivitas seksual yang dilakukan sendiri dengan cara menstimulasi alat kelamin ini kerap dilakukan tak hanya sekedar melampiaskan hasrat seksual, tapi juga untuk mencari kesenangan, kenikmatan, atau sekadar melepas stres. Sayangnya, kepuasan yang muncul setelah masturbasi kadang membuat orang menjadi ketagihan. Seberapa sering masturbasi masih aman dilakukan? 

Jawabannya akan berbeda pada tiap orang. Ada yang melakukan masturbasi setiap hari, beberapa hari sekali, ada pula yang melakukannya sekali seminggu, atau hanya sesekali. Ada pula yang tak pernah melakukannya sama sekali. Kesemuanya masih dianggap normal asalkan tidak mengganggu aktivitas harian. Maksudnya, masturbasi mulai dianggap berlebihan saat ia memengaruhi performa ketika bekerja, membuat tanggung jawab terbengkalai, atau membuat Anda terkucil dari kehidupan sosial. Jika ini yang terjadi, Anda mungkin perlu berkonsultasi pada konselor atau terapis. 

Baca: Fakta tentang Orgasme pada Wanita

Bagi pasangan suami istri, masturbasi menjadi masalah saat ia menggantikan aktivitas seksual yang harusnya dilakukan bersama. Jika ini yang terjadi, komunikasikan dengan pasangan akan kebutuhan Anda. Selalu sempatkan waktu untuk berbagi perhatian dan kasih sayang di antara kesibukan, agar keintiman Anda dan pasangan tetap terjaga sehingga kepuasan seksual dapat dipenuhi tanpa harus bermasturbasi. 

Manfaat masturbasi

Meskipun bisa membuat ketagihan, masturbasi yang dilakukan dalam batas wajar ternyata memiliki sejumlah manfaat, yaitu:

  • Melepaskan ketegangan seksual
  • Menurunkan stres
  • Meningkatkan kualitas tidur 
  • Meningkatkan percaya akan diri sendiri dan bentuk tubuh
  • Membantu mengatasi masalah seksual 
  • Melegakan kram perut dan otot yang tegang
  • Menguatkan otot pelvis dan anus

Ketika melakukan masturbasi hingga terjadi orgasme, otak Anda bekerja menghasilkan beragam hormon dan neurokimia, termasuk serotonin dan dopamin yang memberikan kenikmatan dan kepuasan. Hormon oksitosin juga dikeluarkan sehingga Anda merasakan sensasi emosi, kedekatan, dan afeksi. Sebuah studi juga menemukan bahwa orgasme bisa menurunkan kecemasan. Bahkan, Gloria Brame, Ph.D, seorang seksolog klinis mengatakan bahwa orgasme adalah salah satu obat dopamin terkuat. Jika Anda merasa bahagia setelah melakukan masturbasi, tandanya semua hormon bekerja dengan baik. 

Lalu, adakah pengaruh masturbasi pada kesuburan? 

“Tidak ada pengaruh yang signifikan pada kesuburan saat pria secara intens melakukan masturbasi,” ujar Patricio C. Gargollo, M.D. dari Mayo Clinic Rochester. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa kualitas sperma yang baik adalah yang memiliki jeda dua hingga tiga hari tanpa ejakulasi. Namun, ada penelitian lain yang menganjurkan pria dengan kualitas sperma normal untuk mempertahankan kualitasnya dengan ejakulasi harian. 

Baca: 8 Pertanyaan Penting tentang Sperma

Di samping alasan kesuburan, pria bisa juga melakukan masturbasi karena tidak ingin membebani pasangannya. Dorongan seksual pria yang kebanyakan lebih tinggi dari wanita terkadang menimbulkan kesenjangan saat keinginan untuk berhubungan seks tidak disambut positif. Masturbasi pun menjadi solusi. Jika ini yang terjadi, bukan berarti sang istri tidak bisa memuaskan suami, namun lebih kepada menghindari hubungan seks yang tidak dinikmati oleh kedua belah pihak, atau bahkan terjadi pemaksaan hubungan seksual.