Mungkin Anda pernah mengalami rasa tidak nyaman pada lutut. Terkadang, rasa itu hilang dengan sendirinya. Namun, semakin bertambah usia makin sering pula lutut terasa seperti mengganjal, bahkan nyeri berkepanjangan. Bisa jadi Anda mengalami osteoartritis, yaitu kondisi dimana tulang rawan yang melindungi ujung tulang pada sendi mulai menipis atau aus. Ibarat poros roda yang tak diberi pelumas, osteoartritis membuat pertemuan dua tulang saling menggesek dan lama kelamaan menimbulkan kerusakan pada tulang rawan sendi. Efek osteoarthritis pada sendi pun bisa sampai ke ligamen (pita penghubung antartulang) dan otot.

Tidak hanya pada lutut

Kasus terbanyak memang dijumpai di daerah lutut tapi tidak menutup kemungkinan osteoartritis juga dapat mengenai bahu, tulang belakang, tangan, siku, sendi panggul, dan kaki. Kerusakan sendi, perubahan bentuk tulang, peradangan cairan sendi sampai terbentuknya taji (tonjolan) tulang menjadi dasar perkembangan penyakit. Dampak terburuk dari osteoartritis adalah disabilitas yang membuat penderita tidak bisa melakukan aktivitas rutin. Setidaknya, 25% pasien mengalami hal ini. 

Apa penyebabnya?

Osteoartritis dapat terjadi secara idiopatik (belum jelas penyebabnya). Faktor genetik bisa menjadi penyebab utama osteoartritis, namun bisa juga disebabkan oleh:

1. peningkatan asam urat 

2. diabetes

3. obesitas

4. sedentary (minim gerak)

5. kelainan bentuk/struktur sendi

6. riwayat cedera 

7. pekerjaan yang membutuhkan gerakan berulang pada sendi atau beban fisik 

8. inflamasi atau infeksi sendi

Berbagai gejala osteoartritis selain nyeri

Anda harus waspada bila mengalami gejala seperti di bawah ini:

  • kaku sendi di pagi hari, saat atau setelah beraktivitas
  • nyeri saat beraktivitas, setelah istirahat atau pada malam hari bahkan bisa sampai terbangun saat tidur
  • sendi/tulang bengkak
  • sendi berbunyi saat digerakkan 
  • terbatasnya pergerakan 

Bila sebagian besar keluhan tersebut Anda alami, segera konsultasikan ke dokter. Jika diperlukan, dokter akan memberi rujukan ke laboratorium atau radiologis untuk menentukan diagnosa.

Rentan dialami lansia dan wanita

Studi global mencatat bahwa osteoartritis mengenai 10-15% lansia. Sementara, hasil penelitian yang dilakukan oleh RS Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2007 dan 2010 menunjukkan bahwa osteoartritis menyerang 74,48% populasi. Penelitian di Bandung tersebut juga menyimpulkan bahwa osteoartritis lebih banyak menyerang wanita dengan persentase sekitar 69%. Data ini selaras dengan tarikan statistik di berbagai belahan dunia yang menyimpulkan bahwa wanita 2 kali lebih berisiko terkena osteoartritis dibanding pria. Faktor hormonal terkait wanita akan mengalami menopause dihubungkan sebagai alasannya.

Dapatkah diobati?

Sampai saat ini, belum ada terapi definitif yang mampu menyembuhkan osteoartritis. Terapi yang ada hanya bersifat menghilangkan gejala dan mengurangi gangguan saat bergerak. Prinsip penanganan yang diberikan dapat berupa pendekatan non farmakologis (mengubah gaya hidup), pemberian obat-obatan, ataupun pembedahan. Perlu dipertimbangkan juga evaluasi psikis pasien karena proses perjalanan penyakit yang berlangsung lama dapat menyebabkan insomnia, stres, bahkan memicu depresi.