Baik pria maupun wanita, merasakan gatal di daerah kemaluan tentu sangat mengganggu. Apalagi, jika serangan gatal muncul di tempat umum atau saat berada di acara yang memungkinkan gerak tubuh Anda terlihat oleh banyak orang. Pakaian dalam yang terlalu ketat dan lembab di area kemaluan bisa menjadi penyebabnya. Namun, bisa juga gatal tersebut disebabkan oleh kutu kemaluan. Bagaimana cara membedakan gatal karena kutu kemaluan atau karena gangguan lain seperti infeksi?
Kutu kemaluan (pubic lice atau phthirus pubis) adalah serangga penghisap darah berukuran 1,1-1,8 mm yang hidup di daerah kemaluan. Ukurannya jauh lebih kecil daripada kutu rambut dan kutu badan, namun gigitannya sama-sama menyebabkan rasa gatal di kemaluan, juga di anus pada beberapa kasus. Tidak hanya di kemaluan, kutu ini juga dapat dijumpai pada rambut tubuh yang bertekstur kasar, seperti bulu dada, ketiak, alis, bulu mata, dan jenggot.
Gatal yang seperti apakah yang disebabkan oleh gigitan kutu kemaluan?
Beberapa ciri yang menandakan Anda memiliki kutu kemaluan adalah:
- Gatal yang semakin intens di malam hari
- Gatal yang disertai sedikit demam
Rasa gatal yang muncul sebenarnya bukan karena gigitan kutu kemaluan, namun reaksi alergi yang disebabkan oleh air liur kutu sebelum gigitan. Rasa gatal ini pun bisa menyebar hingga ke selangkangan, paha, perut, bahkan kaki.
Jika ingin memastikan, Anda bisa menggunakan kaca pembesar untuk mencari kutu kemaluan. Kutu kemaluan berpindah dengan cara merangkak, namun tidak bisa dengan cara melompat ataupun terbang. Karenanya, kutu kemaluan tidak dapat menular lewat penggunaan toilet umum. Kutu kemaluan membutuhkan suhu hangat dari tubuh manusia untuk bisa hidup.
Telur kutu kemaluan menetas setelah 6-10 hari menjadi nimfa. Nimfa sudah bisa menghisap darah agar bisa hidup, kemudian bisa bereproduksi 2-3 minggu setelah menetas. Biasanya, kutu kemaluan lebih mudah dijumpai pada mereka yang menderita penyakit menular seksual. Namun, kutu kemaluan juga dapat menyebar melalui sprei, selimut, handuk, atau pakaian.
Hal ini yang menyebabkan kutu kemaluan dapat pula diderita oleh anak, hanya saja berada di alis atau bulu mata. Anak yang berbagi handuk atau sprei dengan orang tua atau orang dewasa yang memiliki kutu kemaluan berpotensi besar tertular. Mata anak bisa mengalami konjungtivitis (mata merah).
Adakah obatnya?
Kabar baiknya, kutu kemaluan dapat diobati. Dokter spesialis kulit dan kelamin bisa meresepkan obat-obatan seperti salep, sampo, atau obat minum. Ada beberapa obat yang dijual bebas seperti salep yang mengandung permethrin dan ekstrak pyrethrum dengan piperonyl butoxide, namun ada juga yang harus atas petunjuk dokter, khususnya untuk ibu hamil dan anak.
Dapatkah kutu kemaluan dihilangkan dengan air sabun?
Mencuci kemaluan secara rutin dengan air sabun ternyata tidak cukup ampuh untuk menghilangkan kutu kemaluan. Kutu tidak akan mati jika bertemu dengan sabun. Bahkan, mencukur rambut kemaluan dan berendam dalam bak air panas pun belum tentu bisa menghilangkan kutu kemaluan. Ada telur kutu yang mungkin masih menempel erat pada rambut. Jika terlihat, Anda bisa mengambilnya dengan pinset. Hal yang sama berlaku pada telur kutu di alis atau bulu mata anak.
Cara pencegahan
Mengingat kutu kemaluan tidak berhubungan dengan gaya hidup higienis, cara mencegahnya adalah tidak berhubungan seks dengan orang yang memiliki kutu kelamin. Hindari pula berbagi kasur, selimut, handuk dengan orang tersebut.
Jika Anda sudah berhasil mengatasi kutu kelamin, jangan lupa cuci sprei, selimut, handuk, pakaian dengan cara mencucinya dengan air panas, bersihkan rumah dengan penyedot debu, dan bersihkan kamar mandi dengan cairan pemutih.