Sebagai organ tubuh yang selalu tertutup, vagina bisa terasa lembab dan gatal. Cuaca yang panas, pakaian dalam yang terlalu ketat, maupun sirkulasi udara yang terhambat oleh pembalut bisa menjadi penyebabnya. Mengganti pakaian dalam dengan yang longgar dan rajin menjaga kebersihan vagina bisa menjadi solusi. Namun, ada kalanya rasa gatal pada vagina tidak kunjung hilang. Jangan-jangan, yang Anda alami adalah infeksi jamur pada vagina atau kandidiasis vaginalis.

Apa yang menyebabkan infeksi jamur pada vagina?

Infeksi jamur pada vagina disebabkan oleh jamur Candida yang hidup di kulit dan tubuh manusia, seperti di mulut, usus, tenggorokan, maupun vagina. Penelitian yang dimuat dalam cdc.gov menunjukkan bahwa 20% wanita memiliki Candida di vaginanya, namun tak bergejala. Hanya saja, jika kondisi vagina kondusif bagi jamur Cadida untuk berkembang biak, maka infeksi dapat terjadi. Kondisi tersebut biasanya berkaitan dengan obat, hormon, atau sistem imun.

Obat yang bisa menyebabkan peningkatan jumlah jamur Candida adalah antibiotik, khususnya pada penggunaan jangka panjang. Salah satu cara kerja antibiotik adalah dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat mengubah keseimbangan jumlah bakteri lain dalam tubuh, termasuk bakteri baik di vagina. Kondisi ini dapat menjadi lahan subur bagi jamur untuk berkembang biak dan menyebabkan infeksi jamur pada vagina.

Sementara itu, infeksi jamur pada vagina yang disebabkan oleh hormon biasa terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal seperti pil KB maupun pada wanita hamil. Wanita dengan berat badan berlebih dan menderita diabetes juga rentan mengalami infeksi jamur pada vagina karena jamur menyukai suasana gula tinggi. 

Terakhir, infeksi jamur ini juga bisa dialami oleh mereka yang mengalami gangguan pada sistem imun seperti penderita HIV/AIDS, serta menjalani pengobatan yang melemahkan sistem imun, seperti steroid dan kemoterapi. 

Apa saja gejalanya?

Gejala berikut ini dapat menandakan bahwa Anda mengalami infeksi jamur pada vagina:

  • Gatal dan atau nyeri pada vagina
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Keputihan yang tidak normal
  • Bengkak, kemerahan, pecah-pecah pada vagina jika infeksi parah 

Pemeriksaan jenis apa yang harus dilakukan?

Untuk mengetahui penyebab keluhan pada vagina, dokter akan mengambil sampel cairan dari vagina dan memeriksanya di laboratorium.

Bagaimana cara mengobatinya?

Jamur pada vagina dapat diobati dengan tiga jenis obat, yaitu salep, obat minum, dan obat yang dimasukkan ke dalam vagina. Namun, hindari membeli obat tanpa resep dokter ya. Anda perlu memastikan terlebih dahulu melalui pemeriksaan dokter bahwa yang Anda alami memang infeksi jamur pada vagina. Jika memang terbukti terjadi infeksi jamur, dokter biasanya akan meresepkan obat antijamur seperti miconazole, clotrimazole, atau fluconazole. Untuk rasa gatal, bisa diobati dengan antihistamin. Selama menjalani pengobatan, hindari berhubungan seks hingga dokter menyatakan Anda sudah sembuh.

Agar tidak terkena infeksi jamur pada vagina…

Kuncinya adalah menjaga kebersihan. Gunakan pakaian dalam yang tidak ketat berbahan katun, kurangi penggunaan cairan pembersih vagina karena dapat menghilangkan bakteri baik dalam vagina, serta hindari perilaku seks berisiko.