Sudah menikah bertahun-tahun, tapi belum juga dapat momongan? Saat periksa ke dokter, keduanya sehat dan tak ada masalah apapun pada organ reproduksi? Usia sudah tak lagi muda, rasanya butuh cara cepat untuk bisa mendapat momongan? 

Ya, mungkin Anda salah satu yang mengalami hal demikian. Walaupun kehamilan sepenuhnya adalah keputusan Sang Maha, namun manusia boleh berusaha. Namun, perlukah mengambil jalan terakhir seperti program bayi tabung atau inseminasi buatan padahal Anda dan pasangan dinyatakan sehat? Berikut wawancara dengan dr. Cynthia Agnes Susanto, BMed Sc, SpOG dari RSIA Grand Family Jakarta.

Kapan sebenarnya waktu ideal untuk hamil setelah menikah? 

Sebanyak 20% pasangan mendapatkan kehamilan setelah satu bulan usia pernikahan. Dalam kurun waktu 12 bulan, sebanyak 85% pasangan akan mendapat kehamilan. Tentunya ini bukan persentase mutlak, berbeda pada tiap pasangan. 

Usia berapa tahun pernikahan pasangan dianggap “telat” hamil?

Tidak ada istilah “telat” hamil, itu hanya mitos. Infertilitas adalah kegagalan satu pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang benar selama satu tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi. 

Baca: Benarkah Pasangan LDM Lebih Susah Hamil?

Apa saja pilihan program hamil yang bisa diambil oleh pasangan yang dinyatakan sehat namun belum dikaruniai anak? 

Bila dinyatakan sehat (termasuk unexplained infertility), pilihan program kehamilan yang bisa dicoba adalah metode senggama terjadwal, inseminasi buatan, maupun bayi tabung (IVF/in vitro fertilization). Senggama terjadwal adalah melakukan hubungan seks sesuai masa subur, inseminasi buatan adalah memasukkan sperma terbaik ke dalam leher rahim, sementara pada bayi tabung pembuahan terjadi di laboratorium.

Jika calon ibu sudah berusia lanjut (di atas 40 tahun) tapi belum memiliki anak, apakah inseminasi buatan maupun bayi tabung dianjurkan? 

Lebih dianjurkan untuk melakukan bayi tabung karena peluang keberhasilan lebih besar. Selain itu, usia di atas 38 tahun sudah tidak disarankan untuk melakukan inseminasi buatan. 

Adakah risiko saat melakukan program hamil di usia lanjut?

Calon ibu yang berusia tua pastinya akan memiliki risiko lebih tinggi, misalnya rentan mengalami pendarahan dan preeklampsia. Sementara itu, risiko pada bayi yang dikandung oleh ibu di atas usia 40 tahun adalah risiko kecacatan trisomi yang meningkat 2-3x lipat dibandingkan pada ibu berusia muda. Namun, risiko kecacatan ini sama besarnya pada bayi lewat kehamilan normal maupun program hamil, selama ibunya berusia di atas 40 tahun. 

Bagaimana dengan melahirkan di usia lanjut? 

Untuk kehamilan normal di usia di atas 40 tahun, harus rajin kontrol untuk menentukan cara melahirkan yang sesuai dengan kondisinya. Tapi, jika kehamilan dengan program lebih disarankan untuk operasi caesar (SC) karena infertilitas adalah salah satu indikasi SC. Lagi-lagi kembali ke kondisi masing-masing karena tidak bisa disamaratakan untuk setiap orang. 

Adakah syarat tertentu ketika pasangan ingin melakukan program inseminasi buatan atau bayi tabung? 

Semua pasangan wajib melakukan pemeriksaan infertilitas dasar yang meliputi:

1. Konsultasi dengan dokter kandungan

Konsultasi diperlukan untuk mengetahui usia pernikahan, pola haid, kualitas dan kuantitas hubungan seksual pasangan tersebut (apakah ada masalah atau tidak), gaya hidup istri dan suami, juga pemeriksaan serta program apa yang telah dijalankan sebelumnya.

2. USG

Manfaat USG adalah untuk mengidentifikasi adanya kelainan pada uterus (rahim) seperti miom dan polip, juga ada tidaknya kelainan pada ovarium seperti PCOS, kista, ataupun adanya kelainan pada adneksa (jaringan yang ada di sekitar rahim) seperti gangguan pada saluran tuba dan perlekatan organ genitalia.

3. Histerosalpingografi (HSG)

HSG adalah pemeriksaan dengan sinar X (rontgen) untuk mengetahui apakah ada masalah dengan rahim dan saluran tuba.

Baca: Ternyata, Inilah Penyebab Ketidaksuburan pada Pria dan Wanita

Lalu bagaimana dengan pasangan pria, apa yang perlu diperhatikan saat ingin melakukan program hamil? 

Lakukan analisa semen (lebih diketahui sebagai analisa sperma oleh umum) untuk mengetahui jumlah, bentuk, dan pergerakan sperma. Jika ada masalah lakukan konsultasi segera. Tidak boleh mengganggap diri perkasa karena kualitas sperma baru akan diketahui setelah dilakukan pemeriksaan analisa sperma. Bisa saja tidak ada masalah dengan ejakulasi, namun sperma belum tentu berkualitas baik.