Menjaga kebersihan vagina bukanlah hal yang sulit. Namun, ketika menstruasi datang, berbagai masalah pun muncul. Bau tak sedap, gatal, rasa lembab, hingga iritasi menghampiri. Ternyata, salah satu penyebabnya adalah kelemababan yang tertahan di pembalut, berikut jamur dan bakteri yang mungkin muncul jika Anda tidak rajin mengganti pembalut. 

Tahukah Anda, di masa lampau perempuan haid dianggap kotor dan tidak suci sehingga harus “diasingkan” sementara hingga menstruasinya selesai. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan peradaban kemudian tidak lagi menganggap kotor menstruasi dan wanita haid pun mulai bisa beraktivitas dengan menggunakan kain untuk menampung sementara darah haidnya. Hingga akhirnya pada tahun 1980an, pembalut kapas sekali pakai mulai banyak digunakan para wanita.

Kini, perkembangan teknologi memunculkan berbagai jenis pembalut, termasuk yang tidak berbentuk pembalut. Namun, inti penggunaannya adalah untuk menampung darah menstruasi terlepas dari seperti apa bentuknya. Mungkin Anda adalah salah satu yang sudah beralih ke jenis pembalut non kovensional. Apa saja jenis pembalut yang kini tersedia? Simak penjelasan berikut. 

Washable cloth pads (pembalut kain)

Ini adalah jenis pembalut kain yang bisa digunakan berulang setelah dicuci. Namun, untuk menjaganya tetap higienis, kain ini harus dicuci dan dijemur di terik matahari untuk menghilangkan kuman. Cara menyimpannya juga tidak boleh di tempat yang lembab. Pembalut ini sangat ramah lingkungan, namun untuk Anda yang beraktivitas banyak di luar rumah akan sedikit menantang saat harus menggantinya. 

Baca: Tak Perlu Ragu, Ini Lho Tips Menggunakan Pembalut Kain

Tampon 

Anda mungkin sering mendengar pembalut jenis ini walau tidak pernah mencobanya. Tampon adalah pembalut yang berbentuk seperti kapsul dengan tali kecil di bagian ujungnya. Cara pakainya adalah dengan memasukkannya ke dalam vagina, cara melepasnya adalah dengan menarik talinya. Ada dua jenis tampon, sekali buang atau cuci pakai. Cara pakainya sama, hanya dengan bahan yang berbeda. Namun, beberapa ahli tidak menyarankan untuk menggunakannya. Selain mahal dan tidak eco friendly, tampon banyak menyisakan iritasi pada vagina jika Anda tidak menggantinya secara berkala. 

Pembalut sekali pakai

Ini adalah jenis pembalut yang paling banyak digunakan saat ini. Ada bermacam pilihan pembalut sekali pakai dengan bahan yang berbeda-beda. Selain itu, ukuran dan ketebalannya pun beragam. Ada yang tipis hingga ketebalan normal, ada yang ukuran standar, dan ada yang berukuran panjang (biasanya digunakan untuk malam hari) agar tidak terjadi kebocoran. 

Menstrual cup 

Menstrual cup belakangan menjadi marak diperbincangkan, sebagai alternatif jenis pembalut sekali pakai dan tampon. Dibuat dari silikon medis agar mudah dilipat dan dimasukkan ke dalam vagina. Cup ini digunakan untuk menampung darah haid dan bisa bertahan selama 6-12 jam tergantung banyaknya aliran darah haid. Awalnya, mungkin akan terasa janggal saat menggunakannya pertama kali. Namun, jika sudah terbiasa, menstrual cup menjadi lebih nyaman dan aman dibandingkan pembalut lain. Anda hanya perlu melepas dan mencucinya ketika daya tampungnya sudah penuh, lalu siap digunakan kembali.

Baca: Menstrual Cup untuk Remaja, Amankah?

Bamboo fibre pads

Untuk bahan ramah lingkungan, bambu digunakan untuk menjadi material jenis pembalut sekali pakai karena bisa menyerap lebih banyak darah dan lebih aman untuk digunakan. Material yang digunakan pun mengandung anti bakteri sehingga mengurangi kemungkinan iritasi saat haid. Kini pembalut berbahan dasar arang bambu (bamboo charcoal) sudah beredar di beberapa supermarket besar, namun karena permintaan konsumen yang belum banyak maka harganya masih relatif tinggi. 

Apapun jenis pembalut yang Anda gunakan, penting untuk Anda menjaga kebersihannya secara berkala. Jangan gunakan pembalut lebih dari 6 jam. Bersihkan area V dengan air tiap kali mengganti pembalut. Keringkan, sehingga tidak menjadi lembab dan menjadi sarang jamur. Jaga kebersihan pembalut cuci pakai, dan ganti setidaknya 6 bulan sekali.