Mei Juni 2020, SKATA mengadakan survei terhadap #AngkatanTangguh, yaitu mereka yang menjalani wisuda di tengah pandemi Covid-19. Dari survei tersebut diketahui bahwa 75% responden khawatir pandemi akan memengaruhi masa depan mereka, khususnya dalam hal pekerjaan. Meskipun lulusan tahun 2020 ini terlihat masih berorientasi menjadi karyawan, 82,1% di antaranya tertarik untuk memiliki usaha atau membuka bisnis sendiri. Uniknya, hanya 25% dari mereka yang sudah mencoba memulai berwirausaha.
Angka yang bertolak belakang antara harapan dan kenyataan di atas tentu menimbulkan pertanyaan. Apakah berwirausaha sedemikian “menakutkannya” hingga generasi muda yang notabene gemar mencoba terkesan ragu mewujudkan keinginan mereka? Banyak faktor yang ternyata memengaruhi keputusan para fresh graduate tersebut untuk memulai berwirausaha. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Tidak memiliki modal
Baru lulus kuliah, banyak generasi muda yang sudah tak sabar ingin bekerja karena ingin mendapatkan gaji. Sementara itu, berwirausaha identik dengan mengeluarkan modal baru mendapatkan “gaji”, itupun belum tentu langsung menghasilkan. Dengan pola pikir seperti ini, berwirausaha menjadi tidak realistis jika sama sekali tidak memiliki modal atau hanya memiliki sedikit tabungan. Padahal, tidak semua usaha membutuhkan modal besar, bahkan ada yang bisa dimulai dengan sistem reseller. Kuncinya hanya tinggal menyesuaikan skala usaha dengan modal yang dimiliki.
Baca: Kekhawatiran Mereka yang Lulus Kuliah Tahun 2020
2. Belum memiliki ide bisnis yang unik
Salah satu kunci bisnis yang bisa bertahan adalah ide yang unik. Terkadang, keraguan berwirausaha muncul ketika ide yang dimiliki terasa biasa saja sehingga tidak yakin usahanya akan sukses. Proses mematangkan ide ini bisa berlangsung lama, hingga akhirnya “keduluan” orang lain. Banyak yang kemudian patah semangat ketika ada bisnis baru yang idenya sama. Padahal, ide yang sama atau mirip bisa tetap dieksekusi dengan sedikit modifikasi.
3. Tidak siap dengan risikonya
Lama balik modal, rugi, tidak laku, tidak bisa mengembalikan pinjaman modal, ditipu partner bisnis, dan deretan risiko yang harus dihadapi oleh setiap wirausahawan sudah menghantui lulusan perguruan tinggi, khususnya yang sama sekali belum pernah mencicipi bisnis. Padahal, salah satu hal yang berkaitan erat dengan kesuksesan wirausaha adalah kegagalan di masa lalu. Inilah mengapa kini kewirausahaan banyak diajarkan sejak jenjang sekolah dasar agar generasi muda memiliki mental wirausaha, tidak sekadar masalah modal dan ide unik.
4. Tidak ada dukungan keluarga
Orang tua millennial mungkin sudah cukup terbuka dengan profesi baru dan wirausaha. Namun, orang tua generasi X yang lahir pada tahun 1965-1980 bisa jadi masih berharap anak mereka memiliki karir dan mapan bekerja. Dukungan keluarga –khususnya orang tua- cukup besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan penting seperti bekerja atau berwirausaha. Tanpa tekad kuat dan keyakinan untuk terjun ke bisnis, siapapun akan goyah jika orang tua tidak merestui.
Baca: Ajak Remaja Rencanakan Masa Depan, Ini Caranya
5. Ragu dengan kemampuan sendiri
Ya, keraguan yang paling kuat bisa karena tidak yakin akan kemampuan diri sendiri. Salah satu yang membedakan bekerja dan wirausaha adalah letak kendali. Berwirausaha berarti memegang kendali, tidak ada pimpinan yang bisa menjadi bemper ataupun mengatur penugasan. Ketidakpercayaan diri untuk memimpin diri sendiri dan orang lain bisa menghalangi generasi muda untuk memulai usaha, apalagi jika selama ini pengambilan keputusan penting dalam hidup banyak dibantu oleh orang tua.
6. Tak tahu mulai dari mana
Berwirausaha membutuhkan ilmu, namun menguasai ilmu pun akan sia-sia jika tidak dipraktikkan. Rasanya, cukup banyak kelas informal tentang wirausaha yang bisa diikuti oleh generasi muda. Buku dan sumber informasi online pun bisa menjadi referensi. Ini belum termasuk komunitas bisnis yang bisa menjadi teman senasib serta teman berbagi pengalaman. Kemajuan teknologi memudahkan ilmu bisnis praktis bisa mudah didapat.
7. Ingin mencari pengalaman dahulu
“Bekerja dulu, biar tahu cara menjalanin bisnis” memang tidak salah. Namun, pastikan ilmu yang ingin didapat di dunia kerja relevan dengan ide bisnis yang akan dijalankan. Jika tidak terencana dengan baik, bekerja bisa membuat memulai wirausaha terasa berat karena sudah terbiasa berada di zona nyaman dengan gaji bulanan.
Dengan mengetahui ketujuh hal di atas, mereka yang lulus kuliah bisa bertanya pada diri sendiri seberapa kuat keinginan mereka untuk berwirausaha. Apakah ini salah satu mimpi mereka? Ataukah hanya sekadar rencana cadangan jika tidak mendapat kerja?