Saat anak masih balita, Anda begitu rajin melihat kemampuan apa saja yang mulai bisa ia lakukan. Anda catat –dan unggah di media sosial bila perlu- ketika anak bisa melakukan hal untuk pertama kalinya. Ketika anak masuk sekolah dasar, rutinitas ini pun hilang. Orang tua mulai lebih banyak fokus pada nilai mata pelajaran di sekolah yang sebenarnya hanya mewakili kemampuan kognitif anak. Padahal, mengetahui tahap perkembangan sosial emosional anak usia sekolah tidak kalah penting.
Agar Anda tidak buru-buru bingung ketika anak jadi suka mengejek atau “baper” kala anak ditolak bergabung dengan kelompok teman yang ia inginkan, pahami tahap perkembangan sosial emosional anak usia sekolah berikut ini, dikutip dari buku Keluarga Kita karangan Najelaa Shihab.
Usia 6 tahun
- Sulit menerima kekalahan maupun koreksi dari orang lain
- Menunjukkan ekspresi verbal dan penyesalan saat gagal
- Mulai lebih senang bersama teman daripada keluarga
- Menunjukkan rasa takut di saat yang tepat, misal ketika ada petir atau di tempat gelap
- Terkadang curang dan mengambil milik orang lain saat bermain bersama
- Mengadu kepada orang tua/guru jika ada yang melanggar kesepakatan
- Semangat melakukan rutinitas yang disukai
- Butuh pengakuan orang dewasa
- Mencari cara untuk diperhatikan
Usia 7 tahun
- Memilih teman berjenis kelamin sama
- Menganggap penting persahabatan
- Khawatir tidak disukai orang lain
- Lebih santai menghadapi ejekan
- Bisa bekerja sama dengan orang dewasa
- Menunjukkan komitmen dan bisa dipercaya
- Protes jika ada aturan yang dirasa tidak adil
- Mencari kambing hitam atas kesalahannya
- Senang mendapat perhatian dan kepercayaan guru
- Menerima perbedaan tanpa perkelahian
Usia 8 tahun
- Mudah frustrasi saat gagal menyelesaikan tugas
- Senang mendapat perhatian dan pengakuan orang dewasa saat berhasil
- Menyatakan respek pada teman yang lebih hebat/unggul
- Mampu membedakan benar dan salah dalam beberapa situasi
- Senang berbicara di telepon dengan teman/anggota keluarga
- Memiliki 2-3 sahabat yang sebaya dan berjenis kelamin sama
- Pengakuan teman adalah hal yang penting
- Senang berpartisipasi dalam kegiatan kelompok
Usia 9-10 tahun
- Bermain dengan teman yang memiliki minat yang sama
- Berganti teman bermain setiap hari
- Memiliki teman baik, namun juga 1-2 musuh
- Senang mengkritik lawan jenis, misal: anak perempuan cengeng
- Butuh waktu untuk mengatasi frustrasi setelah dikritik
- Paham perilaku apa saja yang bisa melukai perasaan dan tidak sesuai nilai moral
- Marah saat diejek
- Selalu merasa benar dalam perdebatan
- Tidak menunjukkan amarah dengan cara fisik
- Tertarik pada aturan dan mainan berstruktur seperti monopoli
- Kagum pada guru, pelatih, ketua kelas, dan sering mencari perhatian mereka
Usia 11-12 tahun
- Mulai berangan-angan tentang masa depan/cita-cita
- Mulai berpikir idealis, ingin berkontribusi memperbaiki dunia
- Memahami tanggung jawab dan konsekuensi dari suatu perbuatan
- Mengatasi masalah dengan berdiskusi
- Menyadari pentingnya kebersamaan dengan teman
- Mengetahui kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi sahabat
- Meniru gaya dan cara bicara figur publik seperti artis dan atlet
- Tertarik pada keragaman makanan, bahasa, dan berbagai budaya di dunia
Nah, kira-kira, sudah sesuai belum perkembangan sosial emosional Ananda dengan tahap pencapaian di atas? Anda pun kini mulai bisa memahami mengapa anak berubah menjadi lebih bertanggung jawab atau ingin bermain permainan yang lebih kompleks. Yang penting, terus beri dukungan untuk anak agar nyaman menjalani setiap perubahan dan perkembangannya ya!