Ibarat sebuah peperangan, kondisi pandemi virus corona saat ini seperti bertempur melawan musuh yang tak terlihat. Akibatnya, banyak orang yang merasa takut, khawatir, cemas yang lebih dari biasanya. Cemas akan terinfeksi, namun juga cemas akan kondisi yang semakin tak pasti. Apalagi, jika ketidakpastian ini mempengaruhi kondisi ekonomi.
Wajar jika Anda turut merasa cemas. Namun, Anda tidak perlu khawatir jika kecemasan tersebut tidak mengganggu “fungsi” Anda sehari-hari. Anda tetap berselera makan, masih bisa menyelesaikan tugas kantor, serewel apapun anak masih bisa Anda tangani. Sebaliknya, jika Anda mulai kehilangan semangat merawat diri (meskipun hanya mandi dan makan), mudah kuatir meskipun hanya membaca berita, atau mengabaikan anak di saat ia membutuhkan bantuan Anda, maka Anda perlu waspada. Karena, terganggunya aktivitas sehari-hari adalah salah satu gejala gangguan kesehatan mental.
Inilah mengapa, penting sekali untuk mengenali kerentanan diri. Menurut Gisella Tani Pratiwi, M.Psi., Psikolog dalam bincang “Kesehatan Mental Pasien Pasca Terinfeksi COVID-19” kerjasama Skata dengan KaskusTV, Anda perlu tahu bagaimana biasanya Anda merespon situasi penuh tekanan dan apakah ada pengalaman tak mengenakkan yang membuat kondisi mental Anda lebih rentan.
Dengan mengetahui respon seperti apa yang wajar dan tidak wajar, Anda bisa mengantisipasi terjadinya gangguan mental atau bahkan gangguan psikologis. Gisella memiliki tips untuk mengelola rasa cemas agar jangan sampai mengganggu diri sendiri, bahkan orang lain. Tips tersebut adalah RILEKS, yaitu:
R - Rutinitas. Buat jadwal kegiatan sesuai kebutuhan, memenuhi standar kesehatan, serta seimbang antara tuntutan kerja, hubungan dengan keluarga, dan kebutuhan Anda sendiri (self-care).
I - Ingat hal baik yang bisa Anda syukuri hari ini, tulis 3 hal saja. Coba untuk melihat sisi positif dari setiap hal.
L - Latih mindfulness dengan cara latihan nafas, relaksasi, meditasi, atau yoga. Mindfulness dapat diartikan sebagai kondisi sadar sepenuhnya akan pada hal yang saat itu dilakukan.
E - Emosi. Amati emosi yang muncul, ekspresikan dengan cara yang sesuai. Bisa dengan melakukan hobi maupun bercerita pada orang yang suportif. Jadi, emosi ini perlu Anda sadari dan terima. It’s okay to feel not okay.
K - Komunikasikan perasaan dan pemikiran dengan asertif, berani berkata tidak dan cukup. Misalnya, Anda sudah lelah mengerjakan tugas domestik lalu anak minta ditemani bermain. Maka, Anda terpaksa menolak dengan cara yang baik sebelum rasa lelah memuncak dan muncul amarah ketika anak tidak kooperatif. Karenanya, Anda perlu mengenali emosi diri sehingga bisa menentukan bagaimana harus merespon.
S - Sayangi, maafkan, terima kasih. Terkadang, Anda lupa berterima kasih pada diri sendiri serta meminta maaf jika ada hal yang kurang optimal, Tujuannya, agar Anda bisa mengelola ketenangan mengingat ketenangan adalah salah satu kunci untuk bisa berhasil menghadapi situasi seperti sekarang ini.
Jadi, sebelum kecemasan mulai mengganggu keseimbangan hidup, segera RILEKS-kan diri.