Pernahkah terfikir oleh kita kalau sebagian orang disekitar kita atau bahkan kita sendiri sangatlah berjasa bagi semua orang. Banyak hal kecil ataupun besar yang tanpa kita sadari ketika dikerjakan dan dilakukan itu ternyata sangat membantu untuk orang lain dan mungkin juga merugikan orang lain.

Namun ketika semua yang dilakukan adalah yang baik dan untuk tujuan yang baik, ada suatu rasa kepuasan sendiri dan bahagia kecil karena telah melakukan satu kebaikan dengan ikhlas dan tanpa mengeluh. Hasilnya? Ya walaupun tidak semua orang merespon baik, terkadang ada yang kecewa dan kita malah melihat sebuah kesedihan dan keputusasaan yang mampu mengecilkan hati kita.

Tetapi tidak bagi seorang bidan yang satu ini. Bidan Rohma dengan kesetiaannya yang tanpa batas dalam melayani banyak orang. Tahukah kamu? Sebagian besar kelahiran anak di dunia ada peran bidan dalam prosesnya. Dan ada banyak nyawa seorang ibu dan bayi yang diselamatkan oleh seorang bidan. Kita tidak pernah menyadari bahwa bidan adalah salah satu orang yang berjasa didunia.

Bidan Rohma merupakan seorang bidan praktek mandiri yang telah menekuni dunia kebidanan selama 14 tahun. Berbagai tantangan, suka dan duka, sudah pernah ia lewati.

Semua bermula setelah ia menamatkan sekolah kebidanannya. Bidan Rohma mulai membuka klinik kecil-kecilan di rumahnya. Semakin hari, semakin banyak pasien yang datang, dari pasien bersalin sampai pasien dengan kasus lainnya  seperti ibu hamil, ibu yang ingin ber-KB, imunisasi dan juga anak-anak.

Klinik Hana Kasih namanya, klinik yang terletak di Jln. Perwira II No. 44 Kota Medan, merupakan sebuah klinik swasta. Bidan Rohma sudah mendedikasikan hampir separuh usianya di klinik tersebut, pernah ia dalam satu bulan menolong sebanyak 30-35 kelahiran/persalinan di kliniknya.

‘’apalagi pada masa Jampersal dulu bisa mencapai sampai 50 (lima puluh) persalinan per bulan di klinik ini”, kata Bidan Rohma.

Banyak pengalaman penuh suka dan duka yang dialami ibu Rohma selama 14 tahun ia bekerja,

“pernah di klinik saya ini tiba-tiba datang pasien (ibu hamil tua) yang sebelumnya belum pernah sama sekali datang berkonsultasi ke klinik saya, begitu ditangani (saat melahirkan) ternyata si jabang bayi sudah lama meninggal dalam kandungan, karena semasa hamil si ibu ternyata seringkali mendapatkan KDRT dari suaminya dan sering mendapatkan tendangan di perutnya, saya sangat sedih melihatnya sampai tak kuasa menahan air mata”, kata bidan Rohma.

 “Juga pernah sekali waktu, begitu ada ibu hamil datang ke klinik saya ini, begitu sampai ibu itu sudah lengkap bukaannya, tiba-tiba si ibu mengalami pendarahan hebat, rupanya sudah 4 (empat) hari sebelum melahirkan si ibu mengalami demam tinggi, langsung saja saya rujuk ke rumah sakit dan juga saya temani. Setelah hari ke-3 (tiga) dirawat di rumah sakit, si Ibu pun meninggal dunia tak tertolong, hati saya rasanya hancur dan perih karena tidak dapat menyelamatkan si Ibu”, kata bu Rohma sambil menundukkan kepalanya.

Bidan Rohma dalam tiga tahun terakhir ini sudah seringkali menjadi trainer pada pelatihan planon untuk bidan-bidan baik di Sumut (Sumatera Utara) bahkan sampai ke Provinsi Aceh. Sudah seringkali ia menolong ibu bersalin dari keluarga ekonomi menengah ke bawah bahkan sampai keluarga yang sangat miskin. Menurut pengalamannya, banyak keluarga yang tidak mampu membayar biaya persalinan. Bidan Rohma pun ikhlas.

“Melihat ibu dan bayi lahir selamat dan sehat saja rasanya sudah senang sekali hati saya, nanti Tuhan akan menggantikan biaya itu kepada saya dengan cara lainnya, toh hidup saya dan keluarga saat ini alhamdulillah selalu dicukupkan sama Tuhan”. Kata Bidan Rohma.

Kini kliniknya semakin berkembang, tidak hanya untuk bersalin namun juga mulai membuka untuk praktek lain. “Di lantai 2 dan 3 rumah saya ini sekarang juga sudah buka praktek dokter umum dan gigi”. Kata Bidan Rohma.

            Adapun aktivitas Ibu empat anak ini yang terdiri dari satu putera dan tiga puteri sehari-harinya adalah melayani pasien ibu hamil, sakit dan juga orang yang ingin konseling dengannya.

“konselingnya macam-macam, ada yang tentang kehamilan, dan ada juga tentang KDRT lho, si ibu datang sudah lebam-lebam wajahnya, kadang-kadang saya sampai menangis melihat kondisinya, tambah trenyuh ketika mereka bercerita, saya bekerja dengan hati, agar mampu menyimak dan mendengarkan mereka, siang dan malam,” kata perempuan 48 tahun ini.

Dalam 14 tahun berkiprah di dunia kebidanan, sudah banyak pula pengalaman atau perjalanan ke luar daerah yang didapatnya, seperti diundang ke Surabaya oleh BkkbN Pusat untuk menghadiri acara Harganas yang ke XXI tahun 2014 lalu, dan juga ikut study banding ke Bangkok melihat bagaimana klinik-klinik bersalin bekerja di sana.

“tiga minggu lalu saya juga ikut Workshop tentang pemeriksaan cancer serviks di Johor Baru, Malaysia”, kata Bidan Rohma.

“Sekarang saya sedang menunggu pelatihan mentor post placentum di ruang KBPP yang nanti diselenggarakan oleh JHPIEGO, jadwalnya nanti di bulan Februari 2016, semoga semakin memperkaya wawasan saya tentang penanganan persalinan post partum nantinya, pungkasnya Bidan Rohma Sitanggang, SKM.

Kita perlu meng-apresiasi para pejuang kesehatan, seperti Bidan Rohma, dedikasinya yang sangat tinggi untuk membantu orang lain patut kita contoh, dengan ikhlas dan tanpa pamrih ia rela meluangkan waktunya untuk menolong orang lain. Kita pasti bisa menjadi seperti Bidan Rohma, tanpa harus menjadi kita bisa menjadi pejuang untuk sehat diri kita sendiri dan terutama keluarga kita.