Penggunaan disinfektan yang tepat secara rutin pada permukaan barang dipercaya bisa mencegah penyebaran virus, termasuk virus corona. Itulah mengapa di saat pandemi seperti ini, disinfektan menjadi barang yang paling dibutuhkan, yang menyebabkan jumlahnya semakin menipis dengan harga yang melonjak. Sebelum ikut ‘panik’ yang berujung menggunakan disinfektan tidak pada tempatnya, yuk pahami dulu seluk beluk disinfektan.
Sebenarnya, apa sih disinfektan itu dan apa fungsinya?
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mematikan bakteri, virus, jamur, dan membersihkan kotoran yang menempel pada suatu permukaan. Kandungan utama yang terdapat dalam formula disinfektan bertugas mematikan patogen dengan merusak sel mereka. Adapun kandungan lain dalam disinfektan bisa ditambahkan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, untuk membuat disinfektan pembersih rumah tangga lebih cair, surfaktan bisa ditambahkan.
Formula yang terkandung dalam disinfektan harus dalam pengawasan, persetujuan serta terdaftar lewat lembaga pemerintah federal Amerika Serikat yang bertugas melindungi kesehatan manusia dan lingkungan yang dikenal dengan Environmental Protection Agency (EPA). Tak semua disinfektan terdaftar dalam EPA, namun hanya yang terdaftar yang direkomendasikan untuk digunakan, terutama dalam masa pandemi.
Baca: Usir Virus, Bersihkan Virus Secara Menyeluruh
Apa saja kandungan penting dalam disinfektan?
Terdapat lima kandungan penting dalam disinfektan, yang berfungsi mematikan sel patogen dan membunuh bakteri serta virus pada permukaan yaitu:
â—Â Amonium kuartener
â—Â Alkohol
â—Â Formalin
â—Â Kalium
â—Â Fenol
Namun, Anda tetap harus berhati-hati karena sebagian kandungan tersebut beracun dan menyebabkan iritasi sehingga tak disarankan untuk bersentuhan langsung dengan kulit maupun jaringan hidup lainnya.
Apa beda disinfektan dan antiseptik?
Keduanya memang digunakan sebagai cairan pembersih, baik dalam dunia kesehatan maupun sehari-hari. Keduanya pun terbuat dari bahan kimia yang khusus untuk membunuh kuman dan sebagai zat pembersih. Namun, keduanya memiliki tugas yang berbeda.
Antiseptik digunakan untuk membersihkan tubuh dari bakteri dan kuman, bisa juga digunakan sebagai alat steril dan mengobati luka. Beberapa obat minum juga mengandung antiseptik untuk membunuh infeksi bakteri dalam tubuh. Sementara itu, disinfektan digunakan untuk membersihkan permukaan benda mati. Umumnya disinfektan digunakan untuk mensterilkan benda dari pertumbuhan kuman dan bakteri.
Bagaimana dengan bilik disinfektan yang kini marak digunakan?
Bilik disinfektan menggunakan cairan yang mengandung diluted bleach (larutan pemutih/natrium hipoklorit yang diencerkan), klorin, etanol 70%, ammonium kuartemer hingga hidrogen peroksida yang berguna untuk membersihkan permukaan benda mati dari bakteri.
Menurut Kementerian Kesehatan yang merujuk pada WHO, penyemprotan disinfektan pada tubuh bisa berbahaya untuk membran mukosa seperti mata dan mulut sehingga berpotensi menimbulkan risiko pada kesehatan juga pakaian. Selain itu penyemprotan disinfektan secara terus menerus pada tubuh bisa menyebabkan iritasi pada kulit serta saluran pernapasan. Sehingga, bilik disinfektan sangat tidak dianjurkan.
Ada pula yang menggunakan cairan disinfektan untuk fogging dan penyemprotan kamar pasien, apakah ini dianjurkan?
Karena kandungan dalam disinfektan yang bisa memicu iritasi, maka penyemprotan lewat fogging tidak dianjurkan. Jika pun harus dilakukan secara masal (atau skala besar) harus memperhatikan komposisi hingga jenis bahan yang digunakan. Efektifnya, cairan disinfektan disemprot pada permukaan benda mati lalu ditunggu beberapa saat untuk kemudian diseka dengan lap berbahan micro fiber.
Menemukan produk disinfektan di pasaran saat ini sangat sulit, hingga membuat disinfektan sendiri menjadi pilihan. Apakah ini efektif?
Ketika produk disinfektan sulit ditemukan di pasaran, maka tak apa untuk membuat cairan disinfektan sendiri. Caranya adalah dengan mencampurkan 2 sendok makan cairan pemutih (bleach) dengan satu liter air atau dua sendok makan karbol dengan 1 liter air. Anda bisa juga mencampurkan alkohol (dengan persentase diatas 70%) dengan air. Masukkan di dalam botol penyemprot, lalu tunggu sekitar 1 menit baru diseka dengan lap microfiber. Gunakan sarung tangan untuk mencegah iritasi kulit. Cara ini sama ampuhnya dengan produk disinfektan yang dijual di pasaran.
Namun, cairan ini bersifat korosif atau merusak permukaan logam. Jadi, bersihkan residu dengan kain basah setelah 10 menit. Selain itu, cairan ini harus dibuang setelah 24 jam karena kandungan disinfektannya akan jauh berkurang sehingga tidak lagi efektif.
Jadi, gunakan cairan disinfektan dengan bijak, ya! Pastikan tepat guna, tepat waktu, tepat pula kadarnya. Namun ingat, sarana pencegahan terbaik terhadap penularan virus corona adalah dengan disiplin #dirumahaja serta menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.