Sel yang tidak normal dalam tubuh membutuhkan waktu bertahun-tahun hingga akhirnya berkembang menjadi sel kanker. Itulah mengapa kasus kanker terbanyak diderita oleh mereka yang sudah lanjut usia. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan bahwa kelompok usia 55-64 tahun memiliki prevalensi kanker tertinggi di Indonesia yaitu 46.2 orang per 100.000 penduduk. 

Meskipun demikian, anak dan remaja bukannya tidak berisiko terserang kanker. Masih dari data yang sama, 8 dari 100.000 anak usia 1-4 tahun memiliki kemungkinan terkena kanker. Sementara itu, angkanya melonjak tajam di kelompok usia 5-14 tahun dengan prevalensi 31 penderita kanker per 100.000 anak. Remaja akhir masuk ke kategori usia 15-24 tahun, yaitu 47 orang berisiko terkena kanker pada setiap 100.000 orang. 

Apa saja kanker yang biasa menyerang anak dan remaja?

1. Leukimia

Kanker ini menyerang sel darah putih (leukosit) dan sumsum tulang belakang dimana sel-sel darah diproduksi.  Leukimia paling sering menyerang anak dan remaja (usia 0-18 tahun). Di Indonesia sendiri, 30% kanker pada anak adalah leukemia. 

Sel darah putih berfungsi sebagai antibodi, sayangnya sel abnormal yang muncul di sumsum tulang belakang membuat leukosit tidak dapat melawan virus dan kuman yang masuk hingga penderita mudah sakit. Kanker ini juga dapat menyerang sel darah merah dan trombosit sehingga penderita kekurangan oksigen dan luka sulit pulih. 

Gejala: demam, lemas, lelah, berat badan turun drastis, mimisan, mudah memar/terluka, nyeri tulang, mudah berkeringat di malam hari. 

2. Kanker otak

Kanker ini menyerang sistem saraf pusat, yang biasanya dimulai dari otak bagian bawah kemudian menyebar ke tulang belakang. Efek yang ditimbulkan berbeda-beda, tergantung di otak bagian mana sel kanker tumbuh. Beberapa efek dari kanker otak antara lain gangguan koordinasi anggota gerak, gangguan pada perilaku, dan gangguan berpikir.

Gejala: sakit kepala yang makin lama makin intens, muntah mual tanpa sebab, pandangan kabur, gangguan keseimbangan, susah berjalan, gangguan perilaku dan memori. Pada bayi, terdapat benjolan di kepala, susah menyusu, kejang, gerakan mata tidak wajar. 

3. Limfoma

Limfoma merupakan kanker kelenjar getah bening yang menyerang sistem limfatik/kelenjar getah bening yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Limfoma umumnya menyerang remaja dengan gejala pembengkakan di leher, ketiak, atau selangkangan. Selain itu, penderita juga mengalami demam, lemas, lelah, berat badan turun drastis, mudah berkeringat di malam hari, gatal-gatal, nafas pendek-pendek.

4. Kanker tulang

Kanker tulang banyak diderita oleh remaja pada saat pertumbuhan tinggi badan sedang pesat-pesatnya (growth spurt). Sel kanker dapat muncul pada bagian ujung tulang pipa di tangan atau kaki serta pada tulang panggul, rusuk, dan bahu. Selain nyeri dan bengkak di bagian yang mengalami kanker, penderita juga merasa lelah dan berat badan menurun. 

5. Retinoblastoma

Kanker yang sering terjadi pada balita ini menyerang retina mata. Biasanya, pertumbuhan sel abnormal pada retina sudah dimulai pada fase janin, dimana pembelahan retinoblas (sel-sel mata) menghasilkan sel tidak matang yang terus membelah diri. Sebanyak 25% retinoblastoma diturunkan dari orang tua. 

Gejala: warna putih pada pupil yang muncul saat terkena cahaya, mata merah, bengkak, dan juling.

Apa penyebabnya?

Kanker terjadi karena adanya perubahan DNA dalam sel tubuh atau mutasi gen. Mutasi gen bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari gaya hidup, faktor lingkungan, hingga keturunan. Pada kasus kanker anak, mutasi gen bisa terjadi karena paparan radiasi dan paparan zat kimia (seperti asap rokok, pestisida, herbisida) saat dalam kandungan, infeksi seperti HIV dan hepatitis B, serta warisan dari gen orang tua.

Baca: Kanker, Bagaimana Bisa Muncul?

Tes apa yang digunakan untuk mengetahui status kanker anak?

Ada beberapa tes yang bisa digunakan untuk memastikan kondisi anak terkait kanker, yaitu:

- Tes darah lengkap

- Tes pencitraan tubuh seperti rontgen, MRI, CT scan, dan PET scan

- Spinal tap (pengambilan cairan di otak dan saraf tulang belakang)

- Biopsi (pengambilan jaringan tubuh lewat pembedahan)

- Tes radioisotop (suntikan zat radioaktif yang disertai rontgen atau kamera khusus)

Bagaimana pengobatannya?

Kanker pada anak dan remaja biasanya ditangani di rumah sakit oleh dokter spesialis onkologi anak. Jenis pengobatan berbeda untuk setiap jenis kanker. Namun, secara garis besar ada beberapa perawatan kanker yang umum ditempuh, yaitu kemoterapi (menggunakan obat kimiawi), terapi radiasi (penyinaran), transplantasi (pemindahan bagian tubuh/cangkok), dan operasi pengangkatan sel kanker.

Bagaimana tingkat keberhasilan pengobatan kanker?

Tingkat keberhasilan pengobatan kanker tergantung dari beberapa faktor, seperti pada stadium berapa kanker ditemukan, usia anak, kondisi kesehatan anak secara umum, dan ketepatan diagnosis (yang akan menentukan tepat tidaknya jenis pengobatan). Sejauh ini, kanker merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada anak usia 5-14 tahun. Angka kematian anak yang terkena kanker pada tahun 2017 mencapai 50%-60%. 

Karena itu, orang tua harus menjaga kesehatan anak dengan baik, memeriksakan anak ke dokter jika ada keluhan yang mencurigakan, serta melindungi diri dari zat penyebab kanker saat hamil.