Tidak semua anak mampu menghadapi berbagai macam perubahan dan tekanan yang mereka alami pada masa remaja. Rasa sedih dan kecewa kerap menghampiri. Bahayanya, jika perasaan negatif tersebut tidak kunjung pergidan mulai mempengaruhi aktivitas sehari-hari, depresi rentan terjadi. Data dari WHO menunjukkan bahwa separuh dari kasus gangguan kesehatan mental berawal pada usia 14 tahun, namun tidak terdeteksi atau tidak ditangani dengan tepat. Senada dengan data tersebut, RISKESDAS 2018 menunjukkan sekitar 6,1% dari jumlah penduduk diatas 15 tahun memiliki depresi, dimana hanya 9% yang menjalani pengobatan.
Baca: Mengenal Depresi pada Remaja
Sebagai orang tua, tentu Anda tidak ingin Ananda mengalami depresi. Namun, jika ternyata remaja Anda menunjukkan gejala seperti penurunan minat, penurunan berat badan, insomnia, konsentrasi berkurang, perasaan tidak berguna, kehilangan energi, coba beberapa langkah dari KidsHealth berikut:
Mengajaknya bicara
Remaja mungkin tidak menyadari bahwa ia mengalami depresi. Pada remaja yang lebih tua, ia mungkin tahu tapi tidak ingin dibantu. Tetap ajak ia bicara: dengarkan, tawarkan bantuan, tunjukkan rasa sayang dan support Anda.
Periksakan ke dokter
Dokter dapat memeriksa kondisi fisik remaja secara menyeluruh dan mencari gejala fisik dari depresi. Jika memang ditemukan indikasi depresi, dokter akan merujuk pasien untuk menemui spesialis kesehatan jiwa. Hal tersebut mungkin membuat Anda syok, namun tidak ada yang lebih baik daripada menangani depresi sesegera mungkin.
Temui psikolog atau psikiater
Penanganan depresi sejak dini membuat depresi dapat disembuhkan. Biasanya, psikolog atau psikiater akan melakukan pemeriksaan dan menyarankan sejumlah perawatan. Pengobatan dengan bantuan terapis dapat berbentuk terapi bicara, psikoterapi, obat-obatan, atau keduanya. Psikoterapi adalah upaya untuk melakukan berbagai hal dengan cara baru dan sudut pandang baru agar perilaku lama yang menyebabkan depresi bisa dihilangkan.
Untuk obat-obatan, yang biasanya diresepkan adalah obat antidepresan. Obat-obatan jenis ini tidak akan menimbulkan ketergantungan, namun menghentikan penggunaannya harus dalam pengawasan dokter. Jika penggunaan obat-obatan tidak menunjukkan hasil atau pada kasus depresi berat, terapi elektrokonvulsif (ECT) dapat dilakukan di bawah pengaruh obat bius. Namun, terdapat risiko dimana penderita mengalami kebingungan bahkan kehilangan memori.
Selain Ananda, orang tua juga harus melalui sesi konseling dengan terapis agar dapat membantu remaja mengatasi depresi dengan cara yang tepat.
Penyembuhan yang Dapat Dilakukan di Rumah
Mengingat orang tua lebih banyak bersama remaja dibandingkan dengan terapis, maka orang tua juga harus mampu melakukan “pengobatan mandiri” di rumah. Beberapa hal yang mampu membuat remaja lebih cepat pulih dari depresi adalah:
Membangun emosi positif
Emosi positif dapat dimunculkan melalui berbagai aktivitas seperti bermain game bersama, menonton film komedi bersama, membuat project bersama, piknik ke suatu tempat, olahraga, atau hal apapun yang bisa sama-sama dinikmati oleh anak dan orang tua. Intinya, hal tersebut menimbulkan rasa bahagia, rileks, sekaligus bersemangat. Mood positif yang disebutkan tadi mampu menekan mood depresi yang dialami remaja.
Mencukupi gizi
Meski tidak nampak berhubungan secara langsung, namun tersedianya makanan bernutrisi, ditunjang dengan istirahat yang cukup serta olahraga mampu menimbulkan efek positif bagi suasana hati remaja.
Bersikap hangat dan sabar
Remaja yang mengalami depresi biasanya menunjukkan sikap negative yang membuat orang tua jadi mudah tersulut emosinya. Tidak ada api yang bisa dipadamkan oleh api, maka orang tua harus mampu sabar. Tanamkan pada pikiran bahwa remaja tidak bermaksud berkata buruk atau berbuat tidak sopan, hanya saja mentalnya sedang terganggu. Yang ia butuhkan adalah dukungan dan kesabaran Anda. Hubungan yang baik dengan orang tua mampu memperkuat mental remaja dalam menghadapi depresi.
Ada baiknya remaja mengetahui tanda-tandan gangguan kesehatan awal yang dapat menjadi sinyal bahwa ia mengalami masalah, agar jangan sampai terjadi depresi. Anda bisa mengajak remaja untuk membaca artikel ini.