Ada banyak hal yang harus dipersiapkan oleh seseorang sebelum menikah. Di Indonesia, masalah seremonial dan finansial bisa menjadi hal pertama yang menyita perhatian calon pasutri. Sementara itu, cek kesehatan pranikah seringkali terlupakan. Ketidaktahuan calon pasutri termasuk orangtuanya bisa menjadi penyebab. Biaya yang mahal juga menjadi pertimbangan. Apalagi, jika pasangan tersebut sudah lama saling mengenal, merasa tidak memiliki masalah kesehatan berarti, tes semacam ini semakin tidak menjadi prioritas.

Padahal, cek kesehatan pranikah atau premarital check up sangat penting lho, untuk menghindarkan calon pasutri dari penyakit kelamin, virus yang berbahaya bagi kehamilan, penyakit bawaan menurun, maupun mengetahui status kesuburan/kemandulan.

Apa saja cek kesehatan yang perlu dilakukan sebelum menikah?

1.Tes darah

Tes darah meliputi berbagai macam jenis. Yang paling standar, adalah hematologi rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum dan dapat dilakukan oleh calon mempelai pria dan wanita. Tes darah ini juga dapat mengetahui kemungkinan adanya kelainan darah seperti thalassemia dan hemophilia yang dapat diturunkan kepada janin kelak. Sementara itu, tes golongan darah diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rhesus calon pasutri yang dapat berpotensi membahayakan janin.

2. Tes HIV, sifilis, hepatitis B

Ketiga penyakit di atas tergolong penyakit menular seksual yang berbahaya. HIV dapat menyebabkan kematian, hepatitis dapat menyebabkan kanker hati, sifilis dapat ditularkan ke janin. Jika calon pasutri seksual aktif sebelum menikah, apalagi memiliki lebih dari satu pasangan, tes di atas wajib dilakukan. Pemeriksaan HIV dan hepatitis dilakukan dengan mengambil sampel darah, sementara deteksi sifilis dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan genital.

3. Tes TORCH

Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex (TORCH) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman dan dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, serta kelainan janin. Tes dilakukan dengan mengambil sampel darah calon istri. Sebaiknya tes TORCH dilakukan 6 bulan sebelum menikah agar dapat dilakukan treatment terlebih dahulu jika ternyata hasil tes positif. 

4. Tes urin

Pemeriksaan urin rutin bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan ginjal, saluran kemih, maupun penyakit metabolik. Baik pihak laki-laki maupun wanita sebaiknya melakukan tes urin sebelum menikah.

5. Tes kesuburan

Sebetulnya tes ini disarankan untuk pasutri yang sudah setahun menikah dan belum bisa hamil. Namun, jika menghendaki, calon pengantin pria bisa melakukan pemeriksaan sperma sementara pihak wanita melakukan USG perut atau anus. Akan lebih efektif jika pemeriksaan dilakukan melalui vagina, namun hanya dapat dilakukan jika wanita tersebut sudah seksual aktif. 

Berapakah biaya cek kesehatan pranikah?

Biaya premarital check up bervariasi, tergantung jenis dan tempat. Di puskesmas, pemeriksaan kesehatan tidak dikenakan biaya jika menggunakan BPJS. Jika biaya pribadi pun tidak sampai Rp 100.000 dengan cakupan tes darah lengkap, HIV, hepatitis, dan IMS, juga vaksin TT (Tetanus Toksoid). Di rumah sakit atau laboratorium swasta, biaya antara 1-3 juta rupiah tergantung jenis tes yang diambil. Biasanya, tes untuk calon pengantin wanita lebih mahal dibandingkan calon pengantin pria karena meliputi tes TORCH. Jika menghendaki vaksin tambahan seperti HPV, misalnya, bersiaplah dikenakan biaya tambahan.

Sebaiknya , calon pasutri tetap melakukan cek kesehatan pranikah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat sudah menikah nanti. Bagaimanapun juga, mencegah lebih baik daripada mengobati.