Meskipun HIV dianggap sebagai virus mematikan, namun sebenarnya ada obat yang bisa menghambat perkembangan virus penyebab penyakit AIDS ini. Kabar baiknya, obat bernama ARV tersebut disediakan gratis oleh pemerintah.

AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini bekerja dengan cara menyerang sel darah putih yang menjadi kunci sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita rentan terserang berbagai penyakit. Tahap akhir dari infeksi HIV adalah AIDS, dimana kekebalan tubuh sudah hilang sepenuhnya. 

Virus HIV bisa menular melalui cairan kelamin, darah, dan ASI. Penularan melalui hubungan seks dan jarum suntik membuat penyakit AIDS menjadi aib bagi penderita dan keluarganya sehingga orang yang terinfeksi virus HIV malu untuk berobat. Padahal, jika HIV tidak diobati dapat berkembang menjadi penyakit AIDS. 

Mengingat dampak mematikan penyakit ini, maka sejak tahun 2004 pemerintah menyediakan ARV gratis bagi mereka yang terkena virus HIV. ARV (anti retroviral) bekerja dengan cara mengontrol proses replikasi virus HIV sehingga jumlah virus dalam darah menurun atau bahkan tidak terdeteksi. Dengan begitu, ARV dapat mencegah memburuknya infeksi oportunistik dan memperpanjang harapan hidup penderita HIV dengan catatan ARV harus dikonsumsi secara rutin seumur hidup. Jika tidak, pertumbuhan virus dalam tubuh menjadi tidak terkontrol dan bisa muncul resistensi terhadap obat.

Bagaimana cara mendapatkan ARV gratis tersebut?

Menurut Mohamad Zaenal Abidin, perawat dan konselor HIV Poliklinik Edelweis RSUP dr.Sardjito Yogyakarta, ARV gratis sudah tersedia di setiap provinsi di Indonesia. Pasien yang telah positif HIV berdasarkan pemeriksaan standar dapat langsung mendapatkan ARV, dengan catatan ia tidak memiliki masalah kesehatan lain (pasien stadium 1 dan 2). Jika pasien menderita TBC misalnya, maka ia harus meminum obat dulu selama dua minggu sebelum kemudian mengonsumsi ARV.

Adakah biaya tambahan yang harus dikeluarkan pasien?

Ada. Jika pasien tidak menggunakan BPJS, maka biaya administrasi, biaya dokter, tes laboratorium lain, dan obat-obatan lain non subsidi ditanggung oleh pasien. Untuk itu, pasien bisa mencari informasi terlebih dahulu mengenai jenis pemeriksaan berikut biayanya.

Apakah persediaan ARV gratis ini sesuai dengan kebutuhan di setiap daerah?

Ya. Pemerintah menyediakan ARV berdasarkan jumlah pasien. Setiap pasien idealnya punya buffer (stok) untuk 3 bulan ke depan. Cadangan ini sekaligus dapat dipakai oleh pasien yang baru memulai ARV.

Apakah hanya RS pemerintah yang menyediakan ARV gratis?

Tidak. ARV gratis juga dapat diperoleh di RS swasta. Tes HIV pun juga dapat dilakukan di RS manapun selama memenuhi standar.

Jika Anda tinggal di Jakarta, berikut ini adalah beberapa rumah sakit dan puskesmas yang menyediakan ARV secara cuma-cuma:

Jakarta Utara

  1. Puskesmas Kecamatan Koja. Telp (021) 43905753
  2. Puskesmas Kecamatan Cilincing. Telp: (021) 21484022
  3. Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok. Telp: (021) 4371985

Jakarta Timur

  1. Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Telp: (021) 8004381
  2. Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Telp: (021) 8195146
  3. Puskesmas Pasar Rebo. Telp: (021) 8720053
  4. RSUP Persahabatan. Telp: (021) 4891708
  5. RSUD Budi Asih. Telp: (021) 8090282

Jakarta Pusat

  1. Puskesmas Kecamatan Gambir. Telp: (021) 3810051
  2. Puskesmas Kecamatan Senen. Telp: (021) 3146194
  3. Klinik Angsamerah. Telp: (021) 3160251

Jakarta Barat

  1. Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Telp: (021) 29038167
  2. Puskesmas Kecamatan Tambora. Telp: (021) 6313651
  3. Puskesmas Kecamatan Kalideres. Telp: (021) 54390576
  4. RSUK Taman Sari. Telp: (021) 26564276
  5. RSAB Harapan Kita. Telp: (021) 5668284

Jakarta Selatan

  1. Klinik Globalindo. Telp: (021) 22983654
  2. Puskesmas Cilandak. Telp: (021) 7694279
  3. Puskesmas Kebayoran Baru. Telp: (021) 7264855
  4. Klinik Yayasan Angsamerah. Telp: 0812 9056 4940
  5. Puskesmas Mampang. Telp: (021) 22715588
  6. Puskesmas Jagakarsa. Telp: (021) 7874449