Tepat di tanggal 12 November, kita merayakan hari Ayah nasional. Dalam keluarga, Ayah memegang peranan penting yang kadang terabaikan. Dengan kesibukannya, Ayah menjadi sosok yang terkadang asing dalam keluarga. Di hari spesial ini, yuk kita beri apresiasi pada Ayah yang sudah memberikan waktu dan tenaganya untuk keluarga. Seperti yang dilakukan Rahmat Hidayat. Ayah ASI yang tak luput mendukung penuh istri dan keluarganya. Simak wawancaranya!

Seberapa penting sih peran Ayah kepada anak? 

Ya penting sekali. Orangtua itu Ayah dan Ibu. Anak merupakan tanggung jawab bersama. Pengasuhan pun bersama. Ia butuh sisi feminin dan maskulin yang didapat dari kedua orangtuanya. 

Dalam ranah apa Ayah memegang peranan?

Semua ranah! Tak hanya bermain dan penanaman nilai. Walau tak bisa dipungkiri, tradisi dan adat istiadat suami dipersiapkan menjadi suami tidak menjadi Ayah. Bekerja dan mencari nafkah. Jadi jangan heran ketika laki menjadi Ayah, mereka mengalami gagap parenting alias tak paham harus melakukan apa. Padahal Ayah dapat masuk ke dalam hal apapun yang berkaitan dengan pengasuhan dan rumah tangga, termasuk dalam proses menyusui. Suami bisa memijat istri, menggendong anak, menidurkan anak, dan banyak lainnya. Intinya semua hal yang dilakukan seorang Ibu, Ayah bisa terjun dan berperan di dalamnya.

Menurut Anda, bisakah peran Ayah tergantikan dengan sosok laki-laki lain? (Misal dalam kasus perceraian, Ayah meninggal, atau Ayah yang acuh)

Ketika Ayah tidak berperan secara utuh dalam kehidupan anak, biasanya anak akan mencari sosok alternatif lain, entah dari paman, kakek, atau sosok laki lainnya. Sebab pada anak yang tidak memiliki figur Ayah dalam hidupnya, tentunya dia akan mendapatkan referensi dari luar dirinya mengenai konsep ideal seorang Ayah. Ada kala ia akhirnya mencari sosok alternatif itu dari orang lain. 

Bagaimana pembagian peran dan tanggung jawab antar Anda dengan istri?

Kami sudah berbagi peran jauh sebelum kehamilan untuk mencegah adanya miskomunikasi atau ribut pasca melahirkan. Jadi saya dan istri sepakat berbagi tugas mengurus anak di jam-jam tertentu. Misalnya, karena saya bekerja dari Senin – Jumat, maka sudah menjadi tanggung jawab saya mengurus anak sebelum berangkat kerja, sesudah pulang kerja dan pada akhir pekan. 

Gaya asuh seperti apa, sih yang kalian anut?

Hmm, apa ya? Mungkin attached parenting kali ya. Yang jelas kami mempersiapkan betul proses kehamilanm kelahiran dan pengasuhan. Kami ingin bisa menjadi teman bagi anak, sehingga sebisa mungkin kami merespon emosi anak dengan baik dan tepat. Alih-alih berteriak dan bersitegang, kami memilih  berbicara baik meski proses agak lama. Kami juga ingin agar anak memiliki kemampuan bertahan dan life-skills yang cukup. Mengingat kami tidak memiliki asisten rumah tangga, maka mengajarkan beberapa hal sesuai usianya untuk mandiri sangat membantu. Sesederhana mandi sendiri dan menyiapkan makan sendiri, misalnya.

Bagaimana peran Anda dalam memandu perkembangan anak?

Karena istri lulusan Psikologi dan paham betul tumbuh kembang anak, jadi dia lebih dominan. Namun, sebelum menerapkan aturan tertentu, kami harus satu suara dalam menyampaikan segala sesuatu untuk anak. Komunikasi yang baik antar saya dan istri harus senantiasa terjalin, ngobrol sebelum tidur, misalnya. Saya jadi tau apa kesulitan istri, dan berusaha membantu mengatasi masalahnya dengan anak. Karena bisa saja, anak malah justru mau terbuka dengan saya. Yang paling penting, sebagai suami saya harus menghargai apa yang istri saya lakukan tanpa mengkritik pendapat istri tentang anak. 

Ada rutinitas rutin terjadwal yang dilakukan dengan anak? 

Sabtu pagi saya biasanya mengajak anak-anak beserta istri berenang bersama. Kalau istri sedang ingin “me time”, berarti hanya saya bertiga dengan kedua anak-anak saya. Karena anak laki-laki saya yang sulung memang ikut les berenang maka saat ia berenang dengan pelatihnya, maka itu adalah waktu saya untuk berenang bersama dengan anak perempuan saya. Akhir pekan juga saatnya anak-anak mendapat privilege screen time. Yah, kira-kira 3-4 jam. Saya juga senang menyiapkan makanan untuk keluarga. Intinya, sepenuh hari saya lakukan untuk keluarga. 

Prinsip dan nilai apa saja yang Anda dan istri ingin terapkan pada anak? 

Kami ingin menciptakan lingkungan keluarga yang demokratis dan terbuka. Sebenarnya tidak ada yang khusus. Yang pasti kami ingin mendidik anak-anak kami agar menjadi individu yang mandiri, agamanya baik, dan bermanfaat bagi orang lain. 

Anak-anak kami diajarkan untuk mandiri sehingga mereka juga memiliki tugas rumah tangga. Diluar rumah, kami mengajarkan mereka tabiat yang baik dan belajar menerapkan self regulation pada diri sendiri. 

Di hari Ayah ini, ada pesan yang ingin disampaikan tidak untuk para Ayah diluar sana? 

Keterlibatan Ayah di keluarga itu penting. Pengasuhan adalah milik bersama sehingga membutuhkan kerjasama di dalamnya. Intinya, bikinnya berdua, besarinnya juga berdua dong! :D