Tahukah Anda kalau gaya pengasuhan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak? Mulai dari perkembangan fisik hingga emosional. Penting untuk orangtua mendukung perkembangan yang sehat bagi anak, karena cara orangtua berinteraksi dan bagaimana Anda mendisplinkan mereka akan mempengaruhi seluruh hidupnya.
Tiap orangtua tentu memiliki cara dan gaya asuh yang tidak bisa disamakan satu sama lain. Peneliti menyimpulkan, ada empat gaya pengasuhan yang biasa dilakukan oleh orangtua. Yuk cari tau tipe gaya pengasuhan yang manakah Anda?
Gaya Asuh Otoritarian
• Anda percaya anak harus dilihat bukan didengar?
• Ketika berurusan dengan peraturan, hanya ada peraturan Anda tak ada yang lain?
• Anda tak terlalu peduli dengan perasaan anak?
Terdengar familiar? Mungkin Anda penganut gaya otoritarian. Pengasuhan gaya ini menuntut anak mengikuti peraturan tanpa pengecualian. “Karena Ayah/Ibu bilang begitu!” selesai pembicaraan. Tak ada alasan dibalik aturan, dan tak ada negosiasi ketika berhubungan dengan kepatuhan. Otoritarian menggunakan hukuman, membuat anak seringkali merasa bersalah akan perbuatannya. Orangtua dengan gaya asuh macam ini, akan menghasilkan anak yang mudah marah dan kurang percaya diri. Karena, opini menjadi tidak berharga dan mereka tidak terbiasa mengungkapkan pendapat.
Gaya Asuh Otoritatif
• Anda menghabiskan banyak tenaga untuk membuat dan menjaga hubungan positif dengan anak?
• Selalu ada penjelasan dibalik aturan?
• Peraturan selalu dikedepankan, ada konsekuensi di tiap tindakan, tapi tetap memikirkan perasaan anak?
Bisa jadi Anda penganut gaya asuh ini. Gaya asuh otoritatif memiliki peraturan dan konsekuensi, namun tetap mendengar apa yang anak ingin sampaikan. Walaupun orangtua tetap berkuasa, namun anak berhak memberikan opini. Sistem hadiah (reward) biasa digunakan dalam gaya asuh otoritatif sebagai salah satu strategi disiplin. Anak akan cenderung lebih bahagia dan sukses dalam pengasuhan ini. Karena mereka terbiasa mengungkapkan pendapat tanpa mengesampingkan konsekuensi dari apa yang dilakukan. Mereka dengan mudah membuat keputusan dan mengevaluasi segala resiko dengan baik.
Gaya Asuh Permisif
• Ada peraturan, tapi seringkali lalai?
• Tak ada konsekuensi perbuatan?
• Anda merasa anak akan belajar lebih baik dengan sedikit interfensi?
Ya, Anda termasuk penganut gaya asuh permisif. Cenderung santai dan hanya bereaksi ketika ada masalah yang serius. Permisif cenderung mudah memaafkan dan menerima bahwa kids will be kids. Saat ada aturan terlanggar, permisif akan dengan mudah memberikan kelonggaran, apalagi saat mereka menangis atau memohon. “Janji, ya enggak diulangi lagi?” beres sudah. Anak dengan gaya asuh ini cenderung kesulitan dengan masalah akademik. Akan sulit mematuhi peraturan karena mereka tidak paham dan tidak menghargai hal itu. Tak terkecuali masalah kesehatan, karena orangtua akan dengan mudahnya membiarkan mereka makan asupan tidak baik seperti gula dan junkfood.
Gaya Asuh Abai
• Ingatkah Anda kapan bertanya soal pekerjaan rumah atau urusan sekolah anak?
• Anda tak tau dengan siapa ia bergaul?
• Sedikit sekali waktu yang Anda luangkan untuk anak?
Sedihnya, ini adalah ciri gaya asuh abai. Tentu tak paham apa yang sedang terjadi pada anak, dan kurang menaruh perhatian pada perkembangannya. Gaya asuh abai ini membiarkan anak belajar tumbuh dengan sendirinya, tanpa memfasilitasi kebutuhan dasar mereka. Anak menjadi kurang perhatian, kehilangan arah dan tak mengerti akan adanya aturan. Apakah anak ini akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan bahagia? Anda tentu bisa menjawabnya.
Tak semua orangtua memiliki satu karakter asuh yang penuh. Mungkin diantara Anda ada yang mengadaptasi gaya asuh otoritatif di satu waktu, dan menjadi permisif di waktu lainnya. Ini hal yang wajar. Anda bisa menjadi orangtua yang terbaik saat Anda bisa menempatkan gaya asuh yang tepat dengan tetap mengedepankan kebutuhan anak.