Akhirnya, Anda dan pasangan memutuskan untuk memilih IUD sebagai alat kontrasepsi. Namun, setelah IUD terpasang dalam rahim, Anda merasakan berbagai keluhan. Terbersit keinginan untuk beralih ke alat kontrasepsi lain.

Tunggu dulu, sebaiknya ketahui penyebab masalah yang sering muncul pada awal-awal pemasangan IUD beserta solusinya. Jika keluhan masih muncul, konsultasikan kepada bidan atau dokter kandungan Anda.

Sensasi kram yang bertahan lama

Proses pemasangan IUD memang menimbulkan rasa nyeri karena leher rahim dibuka lebar untuk memasukkan IUD. Jika setelah proses pemasangan usai dan rasa nyeri menyerupai kram tetap bertahan, Anda tidak perlu kuatir. 

Rahim sedang dalam masa penyesuaian dengan adanya benda asing di dalamnya. Penelitian menunjukkan bahwa 32 persen pengguna IUD hormonal dan 63 persen pengguna IUD non-hormonal merasakan kram selama tiga bulan pertama pemakaian. 

Untuk meredakan nyeri, Anda bisa mengompres perut dengan air hangat atau meminum obat pereda nyeri seperti parasetamol. Bagi sebagian wanita, kram perut ini dapat bertahan hingga enam bulan.

Jika rasa nyeri bertahan meskipun Anda sedang tidak menstruasi, konsultasikan kepada tenaga kesehatan. Ada kemungkinan terjadi perforasi, yaitu IUD tersangkut atau melubangi dinding rahim, meskipun kemungkinan terjadinya adalah 1 dari 1000 pemasangan. Jika ini yang terjadi, maka anda dapat mengganti jenis kontrasepsi. Kemungkinan lainnya, IUD tidak berada dalam posisi yang benar. Dokter dapat menyarankan anda untuk menggantinya dengan IUD yang baru.

Flek berkepanjangan

Keluhan umum lain yang menyertai penggunaan IUD adalah adanya flek dengan durasi yang cukup lama. Ini merupakan hal yang wajar dan akan berhenti setelah beberapa bulan. Namun, jika flek baru muncul beberapa bulan setelah pemasangan IUD, segera periksakan ke dokter.

Haid lebih banyak, lebih nyeri

Pada banyak kasus, pengguna IUD merasa menstruasinya dua kali lebih banyak dan berlangsung di atas delapan hari. Hal ini juga termasuk efek samping IUD yang tidak berbahaya. 

Dalam beberapa bulan, menstruasi akan kembali normal. Anda bisa mengimbanginya dengan mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi untuk mencegah anemia ataupun meminum suplemen zat besi.

Haid dikatakan jika mendadak lebih banyak dari biasanya namun terjadi beberapa bulan setelah pemasangan IUD. Dalam hal ini, Anda telah mengalami beberapa menstruasi yang wajar. Jika ini yang terjadi, segera konsultasikan ke dokter.

Keputihan

Setelah pemasangan IUD, Anda bisa merasakan munculnya keputihan atau lendir pada vagina. Keputihan ini biasanya jernih, tidak berbau, dan tidak gatal. 

Hal ini normal dan akan menghilang dalam beberapa minggu atau beberapa bulan. Pakailah celana dalam berbahan katun dan tidak ketat. Gunakan pantyliners untuk menyerap lendir keputihan. Jika keputihan berubah menjadi gatal dan berbau, segera konsultasikan pada dokter atau bidan. 

Sakit saat berhubungan

Saat berhubungan, ada kalanya suami merasakan seperti tertusuk sesuatu. Kemungkinan besar, yang terjadi adalah adanya gesekan antara penis dengan benang IUD. IUD terpasang dengan benang untuk mempermudah proses pelepasannya. 

Benang ini dipotong beberapa centimeter dari leher rahim sehingga menjuntai keluar di liang vagina. Jika dirasa mengganggu, Anda bisa kembali ke dokter atau bidan dan meminta agar benang ditekuk masuk ke dalam leher rahim. 

Benang dapat juga dipotong lebih pendek. Hanya saja, hal ini dapat menyebabkan tenaga medis susah menemukan benang ketika kelak akan mengeluarkan IUD.

Nyeri di perut bagian bawah

Nyeri di perut bagian bawah di luar masa menstruasi dapat menjadi gejala adanya radang panggul jika disertai keputihan, demam, menggigil, nyeri saat berkemih dan berhubungan, mual dan muntah, serta rasa sakit jika bagian tersebut ditekan. 

Sebetulnya, ada juga kemungkinan terjadinya kehamilan. Jika ternyata anda tidak hamil, segera periksakan ke dokter untuk memastikan apa yang terjadi, khususnya jika anda menderita salah satu penyakit menular seksual.

Dari beberapa keluhan yang umum dirasakan oleh pengguna IUD di atas, sebagian besar akan menghilang seiring dengan terbiasanya tubuh Anda dengan keberadaan IUD. Namun, jika Anda merasa tidak yakin bahwa Anda baik-baik saja, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke bidan atau dokter. 

Jangan lupa, pemakaian IUD juga memerlukan kontrol teratur yaitu 1 bulan pasca pemasangan, 3 bulan kemudian, dan setiap enam bulan berikutnya, dan jika haid Anda terlambat 1 minggu.

Masih bingung dan butuh saran medis yang lebih akurat dan terpercaya? Tanyakan saja masalah kesehatan Anda ke dokternya langsung lewat aplikasi Halodoc! Di situ Anda dapat berkonsultasi langsung dengan para dokter melalui fitur "Contact Doctor" yang tersedia via Chat dan Voice/Video Call.

Yuk download Halodoc di Google Play dan App Store dan temukan solusi medis terpercaya seputar kesehatan Anda!