Walaupun tidak “setenar” penyakit jantung, stroke, dan diabetes, tahukah Anda bahaya kanker serviks bagi wanita? Dengan 21 ribu kasus setiap tahunnya, Indonesia menduduki peringkat 2 jumlah kanker serviks terbanyak di dunia. Sayangnya, menurut penelitian UK Medical Research Council hanya 5% wanita Indonesia yang menyadari pentingnya pencegahan dan pemeriksaan rutin untuk mencegah kanker serviks.

Bagi Anda yang belum tahu dan ingin mencegah timbulnya penyakit mematikan ini dalam tubuh, coba ketahui 7 pertanyaan mendasar ini dulu.

1. Apakah sebenarnya kanker serviks itu?

Kanker serviks adalah jenis kanker yang menyerang leher rahim (serviks). Leher rahim adalah area yang menghubungkan liang vagina dan rahim. 

Kanker bermula saat sel sehat mengalami mutasi genetik yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel abnormal ini tumbuh tidak terkontrol dan mampu menyebar ke tempat lain di dalam tubuh. 

2. Apakah gejala awal yang dirasakan? 

Pada stadium awal, kanker serviks sering tidak terasa gejalanya. Keluhan yang muncul hanya berbentuk gangguan menstruasi, keputihan, pendarahan saat berhubungan seks (di luar masa haid), dan infeksi saluran kemih.

Namun, pada stadium lanjut, gejala yang muncul berupa nyeri panggul, pendarahan yang berbau, nafsu makan hilang, berat badan turun drastis, dan anemia karena pendarahan. 

3. Apa penyebab utamanya?

Lebih dari 95% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV atau human papilloma virus. Sebenarnya, HPV merupakan kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat kelamin dan sebagian besar tidak berbahaya.

Namun, ada beberapa jenis HPV yang mengganggu sel-sel leher rahim dan ini dapat memicu kanker. Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual.

4. Siapa saja yang berpotensi terkena kanker serviks?

Semua wanita yang telah aktif secara seksual dapat terkena kanker serviks. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang lebih rentan terkena, yaitu:

-Mereka yang berhubungan seks terlalu dini

Berdasarkan penelitian, perempuan yang melakukan hubungan seks sebelum berusia 17 tahun beresiko tiga kali lebih besar untuk terkena kanker serviks dibanding mereka yang melakukannya saat berusia lebih dari 20 tahun. Hal ini karena sel-sel belum bertumbuh dengan sempurna pada usia muda. 

-Mereka yang berganti-ganti pasangan

Karena virus HPV menular melalui hubungan seksual, maka semakin banyak pasangan seksual yang dimiliki, semakin tinggi pula resiko tertular HPV.

-Perokok 

Lendir pada serviks wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada dalam rokok. Zat-zat tersebut dapat menurunkan daya tahan serviks dan membuatnya mudah terinfeksi virus. Karena itu, wanita yang merokok memiliki resiko dua kali lebih besar untuk terkena kanker serviks.

5. Saya tidak melakukan ketiga hal di atas, apakah saya tetap berisiko terkena kanker serviks?

Tetap bisa. Selain tiga hal tersebut, kehamilan yang terlalu sering, serta terkena penyakit menular seksual mampu memicu tumbuhnya sel kanker. Kekebalan tubuh yang rendah pun bisa menjadi salah satu faktor pendukung.

Ketika seseorang terinfeksi virus HPV, ia tidak secara otomatis terkena kanker serviks jika sistem imunnya kuat.  

6. Lalu, bagaimana cara agar dapat terhindar dari kanker serviks?

Tidak berganti-ganti pasangan seksual dan tidak merokok adalah hal terbaik yang bisa dilakukan sebagai pencegahan. Kondom memang bisa melindungi anda dari HPV saat berhubungan seksual, tetapi tidak selalu sempurna dalam mencegah terjadinya infeksi.

Sebagai pendukung, jalani gaya hidup sehat. Konsumsi makanan bergizi yang kaya akan vitamin A,C,E, asam folat, dan rendah lemak. Jika anda sering bepergian, selalu sediakan tisu basah beralkohol untuk membersihkan bibir kloset.

Kamu juga bisa melakukan deteksi dini kanker serviks atau pap smear. Wanita usia 25-49 tahun dapat memeriksakan diri setiap tiga tahun sekali, sementara wanita berusia 50-64 tahun dapat diperiksa setiap 5 tahun sekali. 

7. Bagaimana jika hasil pap smear menunjukkan adanya sel abnormal?

Kebanyakan hasil abnormal disebabkan oleh infeksi atau adanya sel berisiko kanker yang mudah ditangani. Jika ternyata ditemukan sel kanker, maka ada dua jenis pengobatan. Radioterapi dapat dilakukan pada kanker serviks stadium awal, sementara pada stadium lanjut dapat dilakukan operasi pengangkatan serviks atau pengangkatan serviks dan rahim.

Tidak ada wanita yang ingin rahimnya diangkat. Karena itu, lindungi dirimu dari kanker serviks mulai dari sekarang!    

Masih bingung dan butuh saran medis yang lebih akurat dan terpercaya? Tanyakan saja masalah kesehatan Anda ke dokternya langsung lewat aplikasi Halodoc. Di situ Anda dapat berkonsultasi langsung dengan para dokter melalui fitur "Contact Doctor" yang tersedia via Chat dan Voice/Video Call.

Yuk, download Halodoc di Google Play dan App Store dan temukan solusi medis terpercaya seputar kesehatan Anda!