Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting pada balita di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6%. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis di 1000 hari pertama hidupnya. Akibatnya, anak lebih pendek untuk standar usianya, lebih mudah sakit, dan tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata.
Meskipun demikian, angka stunting masih ditargetkan turun ke angka 14% di tahun 2024. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut adalah dengan memberikan ASI dan MPASI (Makanan Pendamping ASI) secara benar. Berikut panduan pemberian makanan untuk bayi dan anak menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia).
Pada tahun 2003, Badan Kesehatan Dunia WHO/UNICEF telah menetapkan Standar Emas Asupan Bayi dan Anak yang terdiri dari:
- Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah bayi lahir
- Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan
- Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) buatan rumah yang berkualitas dari bahan lokal mulai usia 6 bulan.
- Lanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih
Usia 0-6 bulan
Bagi bayi di bawah usia 6 bulan, ibu dianjurkan untuk menyusui kapanpun bayi menghendaki (on demand). Bayi ASI memiliki kemampuan self-regulation, yaitu dia tahu kapan dia haus atau lapar dan berapa lama mesti menyusu.
Susui bayi dengan posisi dan pelekatan yang efektif. Pelekatan yang kurang tepat bisa membuat bayi tak mendapat ASI secara optimal. Pastikan areola (bagian gelap di sekitar puting ibu) masuk ke dalam mulut bayi.
Amati pula kecukupan asupan ASI melalui frekuensi buang air kecilnya setiap hari, pola buang air besarnya, serta lewat kurva di growth chart/grafik pertumbuhan (Kartu Menuju Sehat) yang bisa dilihat di buku KIA.
Untuk ibu yang bekerja, bayi bisa diberikan ASI perah selama ibu tidak di rumah. Ibu bekerja juga mesti menjadwalkan memerah ASI secara rutin di tempat kerja dan tetap menyusui langsung saat di rumah.
Berikan ASI SAJA dalam 6 bulan pertama kehidupan bayi. Komposisi ASI berubah terus setiap waktu sesuai dengan kebutuhan bayi. Bahkan saat bayi sedang sakit, komposisi ASI mengandung lebih banyak antibodi yang dapat membantu bayi segera pulih.
Baca: Inilah Pentingnya ASI dan MPASI untuk Tumbuh Kembang Bayi
Usia 6 bulan atau fase awal MPASI
Pada awal MPASI, WHO menganjurkan bayi diberi makan bubur saring dengan tekstur kental sebanyak 1-2 kali sehari. Tekstur kental ini indikatornya adalah jika bubur diletakkan di sendok, maka bubur tidak akan mudah tumpah bila sendok dibalik.
Porsi sekali makan sekitar 2-3 sendok makan dewasa. Bahan makanan yang diberikan sudah bervariasi dari kategori karbohidrat/makanan pokok, protein hewani, kacang-kacangan, sayur serta buah.
Bahan makanan dan menu yang dipakai untuk MPASI bayi dianjurkan menggunakan bahan makanan yang dimasak untuk seluruh keluarga. Sesuaikan bumbu dan tekstur makanan sesuai usia bayi.
Prioritaskan penggunaan bahan makanan lokal yang terjangkau harganya. Selama masa MPASI, bayi tetap disusui sekehendaknya (on demand).
Usia 6,5 hingga 9 bulan
Di tahapan usia ini, frekuensi makan sudah ditingkatkan menjadi 2-3 kali makan utama dengan 1-2 kali makanan selingan. Porsi makan juga bertahap ditingkatkan hingga 125 ml (setengah mangkok).
Tekstur makanan adalah bubur kental. Tekstur dapat mulai naik bertahap sesuai kesiapan bayi untuk mempersiapkan diri menerima tekstur di tahapan usia berikutnya. Bahan makanan yang diberikan juga bervariasi dari kategori makanan pokok, protein hewani, kacang-kacangan, buah serta sayur. Bayi tetap disusui sekehendaknya (on demand).
Usia 9-12 bulan
Sejak usia 9 bulan, tekstur makanan sudah berupa makanan cincang atau bisa berupa finger food di mana makanan dipotong kecil-kecil agar mudah digenggam bayi. Frekuensinya adalah 3 kali makan utama dan 2 kali makanan selingan. Apa saja makanan yang bisa dijadikan finger food? Cek di sini.
Porsi yang diberikan naik bertahap dari 125 ml menjadi sekitar 200 ml. Bahan makanan yang diberikan tetap bervariasi dari kategori berbagai jenis makanan pokok, aneka protein hewani, kacang-kacangan, buah serta sayur. Bayi tetap disusui sekehendaknya (on demand).
Usia 1 tahun ke atas
Di usia setahun ke atas, anak sudah bisa makan menu keluarga. Makanan yang disajikan ke anak tidak berbeda dengan yang disajikan untuk orang tuanya.
Sesuaikan bumbu untuk anak apabila yang disajikan adalah hidangan pedas. Siapkan sayur berkuah jika anak masih dalam masa adaptasi terhadap menu keluarga.
Berikan anak 3 kali makan utama dan 2 kali makanan selingan. Anak tetap disusui on demand hingga usia 2 tahun atau lebih.
Jangan lupa, pastikan seluruh keluarga mengonsumsi menu bergizi seimbang. Intip panduan gizi seimbang untuk anak usia di bawah dua tahun (baduta) dalam artikel ini.