Katanya, pil KB dapat membuat kulit menjadi lebih mulus dan menghilangkan jerawat. Oleh karena itu, banyak wanita yang mencari pil KB mana yang bisa memenuhi janji tersebut, sekaligus aman untuk ibu menyusui. Meskipun, pil KB menyusui juga disebut-sebut membuat tubuh menjadi gemuk. Apakah klaim tersebut benar adanya? Yuk, kita bahas satu persatu.
Tak banyak yang tahu bahwa jerawat berkaitan erat dengan hormon, bukan sekadar masalah bakteri di kulit yang kotor. Beberapa wanita mengalami timbulnya jerawat sebelum menstruasi karena perubahan kadar hormon selama siklus menstruasi. Sebagian lainnya, jerawat tetap ada selama bertahun-tahun bahkan setelah menopause.
Jerawat sendiri dipicu oleh produksi sebum yang berlebihan. Sebum adalah minyak yang dibuat oleh kelenjar di dalam kulit. Bersamaan dengan sel-sel kulit, sebum dapat menyumbat pori-pori dan mendorong pertumbuhan bakteri yang menyebabkan timbulnya jerawat.
Ovarium (indung telur) dan kelenjar adrenal wanita biasanya menghasilkan androgen, yaitu sekelompok hormon yang mencakup testosteron yang dapat merangsang produksi sebum pada kulit dalam jumlah rendah. Kadar androgen yang lebih tinggi dapat menyebabkan kelebihan sebum sehingga jerawat bermunculan. Inilah sebabnya, dokter spesialis kulit telah menggunakan pil KB untuk mengobati jerawat pada wanita selama beberapa dekade.
Apa kandungan pil KB hingga bisa menghilangkan jerawat?
Ada dua jenis pil KB. Pil KB kombinasi mengandung hormon estrogen dan progesteron buatan. Sementara itu, pil mini/pil KB menyusui hanya mengandung progestin, bentuk sintetis (buatan manusia) dari progesteron.
Pada pil KB kombinasi, hormon di dalamnya menurunkan sirkulasi androgen, sehingga menurunkan produksi sebum.
Dari sekian banyak merk pil KB, FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) menyetujui ada 3 jenis pil KB yang dinilai ampuh untuk mengatasi jerawat:
a. Ortho Tri-Cyclen
Menggunakan estrogen yang dikombinasikan dengan progestin yang disebut norgestimate. Pil ini tersedia dengan dosis progestin berbeda.
b. Estrostepus
Estrogen dikombinasikan dengan progestin yang disebut norethindrone. Pil ini tersedia dengan dosis estrogen yang berbeda.
c. YAZ
Menggunakan estrogen yang dikombinasikan dengan progestin yang disebut drospirenone. FDA telah menyimpulkan bahwa pil KB yang mengandung drospirenone mungkin memiliki peningkatan risiko penggumpalan darah dibandingkan pil yang mengandung progestin lainnya. Merek lain yang mengandung drospirenone antara lain Beyaz, Gianvi, Loryna, Ocella, Safyral, Syeda, Yasmin, dan Zarah.
Jika mencari pil KB sejenis yang dijual di Indonesia, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter spesialis kulit.
Bagaimana dengan pil KB menyusui?
Sedikit berbeda dengan pil KB kombinasi, pil KB mini/pil KB menyusui yang mengandung progestin saja ternyata berpotensi menyebabkan jerawat. Hal ini disebabkan oleh bentuk hormon progesteron yang ternyata mirip dengan hormon androgen. Namun, ini tak terjadi pada semua pengguna pil KB. Hanya sekitar 30% yang mengalami masalah kulit setelah minum pil KB menyusui.
Kalau kulit jadi hitam setelah pakai pil KB, apakah benar?
Dari berbagai kandungan pada pil KB, terbukti jika efek yang ditimbulkan berkaitan dengan penekanan kadar androgen dan hirsutisme, yaitu memicu pertumbuhan rambut yang lebih gelap dan kasar pada area tubuh seperti wajah, dada, perut, dan paha. Hormon-hormon tersebut memengaruhi kulit dan rambut sel-sel pada folikel kulit di mana rambut memiliki reseptor.
Mungkin, pertumbuhan rambut di bagian-bagian tubuh tersebut sepintas membuat kulit terlihat lebih gelap. Namun, pil KB tidak menyebabkan perubahan warna pada kulit.
Bagaimana dengan naiknya berat badan setelah minum pil KB menyusui?
Sebuah penelitian yang dimuat dalam healthline.com menyebutkan, terjadi kenaikan tidak lebih dari 4,4 pon atau 1,9 kg pada 6-12 bulan pertama penggunaan pil KB yang hanya mengandung progestin (pil KB menyusui).
Kenaikan berat badan ini bukan karena penumpukan lemak, tapi karena hormon dalam pil KB memengaruhi metabolisme air dalam tubuh yang membuat tubuh lebih mudah menyimpan air. Kondisi yang disebut retensi air ini membuat tubuh bisa menyimpan air di bawah kulit sehingga tubuh berat badan bisa mengalami kenaikan.
Namun, kenaikan berat badan dapat terjadi karena banyak hal. Misal, menjadi lebih jarang bergerak, jarang berolahraga, atau karena usia. Semakin tua usia seseorang, metabolisme atau kemampuan tubuh mengubah makanan menjadi energi pun melambat. Penumpukan lemak bisa terjadi karena energi yang menumpuk karena tidak cepat terbakar.
Jadi, evaluasi lagi aktivitas setelah minum pil KB menyusui sebelum “menyalahkan” pil KB atas kegemukan yang terjadi.
Kesimpulannya?
Pil KB kombinasi memang dapat menekan pertumbuhan jerawat, namun pil KB menyusui malah bisa memicu timbulnya jerawat karena mendorong peningkatan produksi androgen.
Selain itu, anggapan penggunaan pil KB dapat membuat kulit menjadi mulus, hitam atau bahkan membuat tubuh menjadi gemuk adalah mitos, ya.
Ada baiknya, jangan mengandalkan pil KB sebagai cara utama dalam menekan pertumbuhan jerawat. Merawat diri seperti menjaga kebersihan kulit, makan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup, serta rajin berolahraga adalah berbagai cara alami yang bisa dijalankan agar kulit menjadi sehat dan tetap terlihat cantik.
Sumber: WebMD, Healtline, HelloCLue