Setelah melewati fase melahirkan yang penuh keringat dan air mata, ibu baru pun masuk ke fase menyusui. Nah, salah satu problem yang biasanya muncul pada fase ini adalah terjadinya puting lecet yang mengakibatkan puting payudara sakit saat dihisap bayi. Penyebab paling umum puting payudara lecet biasanya adalah saat bayi tidak menyusu dengan benar. Wah, kok bisa? Kira-kira, putting lecet saat menyusui bisa diobati enggak, ya?

Sebuah studi yang dilakukan oleh FDA dan CDC (Lembaga-lembaga kesehatan pemerintah Amerika Serikat) pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 menemukan bahwa di AS lebih dari 75 persen ibu mengalami nyeri menyusui dalam 2 minggu pertama pasca persalinan. 

Dari angka tersebut, tercatat hanya sekitar 54 persen yang melaporkan dan meminta bantuan saat mereka mengalami kesulitan menyusui. Lecet yang timbul pada puting biasanya muncul sebagai akibat dari proses menyusui yang tidak benar. 

Sebagai sebuah keterampilan baru, menyusui perlu dipelajari baik oleh ibu maupun bayi. Posisi menyusui yang tidak ideal umumnya dapat menyebabkan mulut hingga lidah bayi tidak meraih puting dengan tepat. Akibatnya, puting mengalami gesekkan dengan bagian dalam mulut bayi dan terjadi terus-menerus hingga terjadilah lecet. Kemungkinan penyebab lain lecet pada puting antara lain:

1. Tounge-tie, merupakan sebuah kondisi di mana diketahui jika jaringan tipis di bawah lidah bayi terlalu pendek. Akibatnya, puting sulit ‘terikat’ saat bayi sedang menyusu. Kondisi ini perlu diperhatikan dengan seksama karena tounge-tie ini dapat berkisar dari yang ringan hingga parah. Pada kasus yang parah, lidah mungkin menyatu sepenuhnya dengan dasar mulut. Konsultasikan dengan ahli jika situasi menyusui kerap menjadi tidak kondusif.

2. Sariawan atau "candida", adalah infeksi yang dapat terjadi saat puting mengalami retak atau rusak. Gejalanya biasanya nyeri hebat pada puting susu setelah menyusui (seperti terbakar atau nyeri menusuk) yang berlangsung hingga satu jam.

Lalu, bagaimana cara mengobati lecet pada puting saat menyusui?

1. Studi yang dirilis oleh ACS Publication menyimpulkan jika menggosokkan ASI ke puting dapat menenangkan dan membuat rileks. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung zat anti bakteri yang dapat mengobati lecet pada puting dan juga meminimalisir rasa nyeri.

2. Setelah setiap selesai menyusui, biarkan puting mengering sebelum berpakaian. Jangan lupa ganti bra setiap selesai menyusui. jika memungkinkan, gunakan hanya bra berbahan katun tanpa kawat.

3. Hindari penggunaan sabun karena justru dapat mengeringkan kulit.

4. Mengompres bagian puting dengan air hangat dapat mengurangi rasa sakit akibat lecet. Gunakan handuk atau kain berbahan lembut yang sebelumnya sudah direndam dengan air hangat. Sebuah penelitian mengungkap jika kompresan air hangat dapat berfungsi juga sebagai alat pembersih area puting dan dipercaya meningkatkan produksi ASI.

5. Penggunaan bahan-bahan pelembap alami seperti minyak zaitun, minyak almond, atau juga minyak kelapa di bagian puting yang lecet juga dipercaya dapat menjadi opsi pengobatan. 

6. Salep khusus untuk mengobati puting yang lecet atau nipple cream kini sudah semakin mudah untuk didapatkan. Pilih salep yang mengandung antiseptik, bebas alergi, nyaman untuk kulit sensitif, dan tidak mengandung lanolin serta pewangi tambahan karena dapat berpengaruh pada bayi saat menyusu.

Apakah puting susu lecet bisa sembuh sendiri?

Sebenarnya puting lecet akibat menyusui dapat sembuh sendiri setelah beberapa hari. Yang terpenting adalah proses menyusui harus tetap berjalan dengan menyiasati agar proses menyusui dilakukan dengan benar. 

Bagaimana cara agar puting tidak sakit saat menyusui?

Agar puting tidak sakit saat menyusui, pastikan bayi dan ibu berada dalam posisi yang nyaman. Caranya:

  1. Ibu dapat menggunakan bantal untuk membantu mengangkat bayi ke tingkat yang sama dengan payudara agar posisinya sejajar.
  2. Pegang bayi agar menghadap ke payudara. Bayi tidak harus menoleh ke samping untuk mengunci. 
  3. Bantu bayi dengan cara menekan payudara dengan tangan yang bebas hingga seperti membentuk huruf C untuk membantu bayi memasukkan lebih banyak jaringan payudara ke dalam mulutnya. 
  4. Jika merasa kesulitan dan butuh bantuan, jangan ragu hubungi dokter dan bidan agar mendapat bantuan, ya. 

Untuk ibu hamil dan ibu baru, tak ada salahnya belajar teknik menyusui langsung dari pakarnya di www.demikita.id. Ketua AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) tak hanya akan mengajari teknik menyusui lewat video pendek, namun juga menjelaskan betapa pentingnya ASI bagi bayi. Kelas ini gratis dan bisa diakses kapan saja. Ikuti kelasnya di sini.

 

Referensi: Healthline, Medical News Today