“Besarin tiga anak ternyata enggak cuma capek fisik, tapi juga mental. Rasanya udah gak sanggup ngulang fase hamil, melahirkan, ngurus bayi, tapi suami masih pengen punya anak lagi. Makanya, suami gak mau pakai kontrasepsi, aku juga ga boleh pakai,” curhat seorang ibu muda.
Idealnya, ingin punya anak berapa adalah keputusan bersama, bukan keputusan suami saja atau istri saja. Kenyataannya, kisah di atas masih banyak dialami oleh para istri. Bahkan, ditemui pula sejumlah wanita yang diam-diam menggunakan alat kontrasepsi tanpa sepengetahuan suami. Tak perlu menghakimi, bisa jadi mereka tak tega menolak keinginan suami, menemui jalan buntu ketika mencoba bersuara, bisa juga terbentur keyakinan yang dianut.
Walaupun, masih ada cara yang bisa dicoba untuk membicarakan tentang keinginan ber-KB pada suami tanpa harus menggunakan alat kontrasepsi tanpa sepengetahuannya. Tips berikut ini bisa dicoba.
1. Ajak suami berkonsultasi ke dokter kandungan
Saat kontrol sehabis melahirkan ataupun saat periksa rutin kehamilan, kita bisa mengajukan pertanyaan seputar KB. Jika fokus Anda dan suami adalah apakah harus KB atau tidak, tanyakan langsung pada dokter.
Minta beliau mengutarakan konsekuensi untuk setiap alternatif. Mengingat laki-laki lebih banyak menggunakan logika, penjelasan ilmiah dokter diharapkan dapat membuka pikiran suami.
2. Libatkan suami dalam pengasuhan anak
Terkadang, kita sebagai istri kurang percaya bahwa suami pun mampu membantu merawat bayi. Kalaupun suami bersedia membantu, kita sering menginterupsinya dengan terlalu banyak wejangan, kurang ini dan itu, seharusnya lebih begini dan begitu.
Akibatnya, suami jadi malas membantu karena merasa tidak kompeten. Karena itu, percayakan saja kepada suami. Jangan terlalu kuatir memandikannya kurang bersih atau menggendongnya tidak nyaman.
Poinnya adalah suami memahami “repotnya” mengasuh anak dan lebih repot lagi jika anak belum mandiri tetapi sudah memiliki adik lagi.
Baca: Jangan Sepelekan Peran Ayah bagi Kesehatan Anak
3. Hitung bersama biaya perawatan anak
Membesarkan anak sekarang tidak murah biayanya. Mulai dari kontrol dokter kandungan, biaya persalinan, kebutuhan bayi, imunisasi dan periksa dokter jika bayi sakit, serta biaya pendidikan anak.
Tanyakan pada suami, apakah ia masih ingin memiliki sesuatu yang membutuhkan dana dengan jumlah banyak, seperti mobil atau rumah misalnya. Hitung aset yang dimiliki berdua, hitung pula jumlah pemasukan dan pengeluaran per bulan.
Dengan begitu, kita dan suami sama-sama memiliki gambaran sebarapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk menambah jumlah anak. Katakan pula pada suami jika produktivitas kita akan berkurang jika memiliki anak, sehingga ada kemungkinan tidak dapat membantu keuangan keluarga.
4. Pertimbangkan frekuensi hubungan seksual
Sudah menjadi rahasia umum jika memiliki anak akan membawa perubahan pada hubungan seksual suami dan istri. Yang biasanya seminggu tiga kali menjadi seminggu sekali atau kurang.
Jadwal berhubungan pun harus disesuaikan dengan waktu tidur bayi serta stamina kita yang mungkin kelelahan mengurus bayi seharian. Biasanya, pihak pria yang lebih sulit untuk mengendalikan kebutuhan biologis.
Karena itu, pendekatan dari faktor ini besar kemungkinan akan membuat suami berpikir dua kali untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Baca juga : Istri Kerap Menolak Hubungan Seks, Mungkin Ini Penyebabnya
5. Mempertahankan sisi menarik pasangan
Berkurangnya waktu untuk merawat diri khususnya bagi istri merupakan salah satu konsekuensi memiliki anak. Suami mungkin menyadari istrinya tidak berdandan sesering dulu, atau hanya memakai make up sekenanya saja.
Jogging menjadi hal yang sangat mahal, sementara senam aerobik lewat Youtube masih bisa menjadi salah satu tumpuan mengembalikan ukuran tubuh yang sudah tidak seperti sedia kala. Waktu yang tersita untuk buah hati akan kembali kok, ketika Ananda sudah mulai bisa main sendiri.
Namun, jika Anda dan suami tidak ber-KB, bersiaplah memperpanjang masa-masa tersebut. Suami pasti lebih senang jika istrinya selalu tampil cantik dan sehat bukan? Hubungan seks pun akan lebih berkualitas, lho. Siapa sih yang tidak bergairah jika melihat pasangan tampil cantik/tampan dan mempunyai fisik yang fit?
6. Kirim tautan artikel tentang perencanaan keluarga
Jika berbicara langsung masih terasa canggung, coba cari artikel di dunia maya yang mendukung penggunaan alat kontrasepsi kemudian kirim tautannya kepada suami via media sosial. Pastikan artikelnya diambil dari sumber terpercaya, ya.
Baca: Merencanakan Keluarga, Tak Hanya Menentukan Jumlah Anak
Bagaimana, cukup banyak bukan tips yang bisa dicoba? Poin manapun yang anda pilih, pastikan didukung oleh situasi yang kondusif ketika membicarakannya dengan suami.
Dengarkan pula curahan hati suami, siapa tahu selama ini kita yang terlalu banyak berbicara dan menjelaskan tanpa memberi kesempatan bagi suami untuk mengungkapkan pendapatnya. Selamat berbicara dari hati ke hati!
Image by Lifestylememory on Freepik