Senang ya, lihat tumbuh kembang anak. Ada saja hal baru yang ditunjukkan tiap harinya hingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan kini, usianya sudah 3 tahun. Mulai pintar berkata-kata, mulai tahu yang dimau, dan… mulai menunjukkan bahwa ia bisa melakukan apapun sendiri. Keras kepalanya mulai nampak, juga tak segan mengerahkan segala upaya agar keinginannya tercapai. Tak heran, usia 3 tahun kerap disebut threenager. Walaupun hal tersebut pertanda bahwa perkembangannya baik, namun cukup menguji kesabaran kita para orang tua. Bagaimana cara mengasuh anak usia 3 tahun agar kita tak terbawa emosi?
Menurut Maria Fatimah penulis buku 3M (Mendampingi, Menstimulus, Mengantisipasi), istilah threenager merupakan kombinasi antara three dan teenager (remaja). Artinya, anak usia 3 tahun memiliki perilaku seperti remaja dengan emosi yang meledak-ledak atau biasa dikenal dengan tantrum. Mereka sangat teguh pendirian, mudah berubah pikiran, merasa paling bisa dan kalau sudah punya mau, harus dituruti sekarang juga.
Mengapa demikian?
Berdasarkan usia tumbuh kembang, anak usia tiga tahun mulai belajar mandiri walau belum sepenuhnya mampu. Identitasnya juga sedang berkembang, lebih senang bergerak dan bereksplorasi, termasuk bertanya banyak hal seiring tumbuhnya rasa ingin tahunya.
Sayangnya, anak usia 3 tahun belum memiliki kemampuan bahasa yang baik untuk menyampaikan apa yang dirasakan. Ini yang membuat mereka sering menunjukkan emosinya dengan mengamuk ataupun menangis histeris.
Tapi, kemampuan bicaranya sudah cukup baik, tuh. Kok masih sering tantrum?
Pada umumnya, tantrum pada anak berlangsung hingga usia 4-5 tahun. Dengan bertambahnya usia anak dan kemampuan bahasa yang semakin baik, maka kondisi tantrum ini juga akan menurun. Kalau di usia lebih dari lima tahun masih mengalami tantrum, perlu dipantau lebih serius. Catat durasi, penyebab, dan intensitas anak tantrum lalu tanyakan pada tenaga ahli.
Ketahui kemampuan bahasa anak di kelas ini bersama mentor dr. Arifianto, Sp.A:
“Anak saya usia 3 tahun sering tantrum di publik, bagaimana menghadapinya?”
Tentu kita tidak dapat mencegah tantrum yang dialami anak, baik di tempat umum maupun di rumah. Ketika hal itu terjadi di publik, ada cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi anak tantrum.
Pertama, tenangkan diri.
Kita yang pertama perlu menenangkan diri ketika hal itu terjadi. Memejamkan mata sekejap sambil mengatur nafas yang masuk dan keluar secara perlahan. Ini membantu kita membuat jeda sehingga tidak mudah terpancing emosinya.
Kedua, kenali penyebab tantrum.
Cari tahu penyebab kenapa anak lebih mudah menangis dan rewel. Misal, terlalu lama jalan-jalan di mal, lapar, atau mengantuk, bisa menjadi alasan mengapa anak mudah rewel hingga tantrum. Ketika orang tua paham apa yang menjadi penyebab tantrum, kita bisa mencegahnya agar hal itu tidak terjadi. Dengan membatasi jam pergi, misalnya. Atau, mengajaknya pergi saat ia sudah selesai makan atau tidur siang.
Lalu, pindah ke tempat sepi.
Saat anak menangis di tempat umum, bisa jadi karena ia tidak nyaman dengan lingkungannya atau lelah dengan aktivitas hari itu. Ajak anak untuk berpindah ke tempat yang lebih sepi saat emosinya sedang meluap-luap.
Beri pelukan.
Berikan sentuhan seperti usapan di kepalanya atau pelukan. Ini dapat memberikan rasa nyaman ke anak dan membuatnya nyaman berada di dekat kita.
Setelah mereda, ajak bicara dengan lembut.
Tanyakan apa yang ia rasakan, dan apa yang membuatnya marah. Dengarkan pengalamannya, terima emosinya.
Baca: Tak Sadar Jadikan Anak Pelampiasan Emosi, Ini Sebabnya
Bagaimana support system dalam keluarga bisa membantu menghadapi perilaku anak 3 tahun?
1. Konsisten
Kita, kakek, nenek, kakak, dan pengasuh yang tinggal bersama di rumah perlu berperilaku yang sama dengan aturan di rumah secara konsisten. Beri contoh, karena anak merekam apa yang terjadi di sekitarnya.
2. Berikan waktu transisi
Sesuaikan ekspektasi kita dengan cara memberikan waktu bagi anak untuk berproses. Ini bisa membantu anak agar lebih kooperatif dengan tuntutan orang dewasa.
Baca: Latih Kecerdasan Emosional Anak dengan 5 Tahap Ini
Mampukah anak usia tiga tahun mengikuti aturan?
Ketika anak memiliki hidup yang teratur, maka ia bisa mengikuti aturan yang ada di dalam rumah. Usia 0-3 tahun memiliki periode sensitif keteraturan, sehingga penting pembiasaan kapan waktu makan, istirahat, bermain, maupun belajar. Konsistenlah dengan jadwal yang sama setiap harinya untuk membuat mereka merasa aman di lingkungannya sehingga ia terbiasa mengikuti aturan.
Sekarang, sudah tahu ya, apa yang membuat anak usia 3 tahun terlihat lebih "besar kepala". Semoga tips-tips tadi bisa membantu, ya!
Image by user3802032 on Freepik