Pernah terpikir enggak sih, mengapa wanita saja yang mengalami menstruasi setiap bulan? Bahkan banyak lho wanita yang merasa tak adil, mengingat nyeri yang dirasa saat menstruasi. Lucunya, kadang hal ini menjadi bahan olokan pembanding antara wanita dan laki-laki. “Sesakit-sakitnya kamu, kamu enggak pernah tuh ya ngerasain sakitnya menstruasi tiap bulan..!” Pernyataan ini akhirnya menjadi jurus ampuh wanita saat bertengkar dengan pasangannya karena sedang moody PMS. Hayo, kamu juga begitu ya? Jadi, mengapa hanya wanita yang mengalami menstruasi setiap bulan?

Perlu kita ketahui sebelumnya, bahwa pengertian dari menstruasi adalah proses meluruhnya dinding rahim disertai dengan keluarnya darah dari vagina. Menstruasi terjadi setiap bulannya pada wanita karena wanita memiliki rahim. Nah, rahim inilah lokasi utama terjadinya menstruasi. Jadi, kamu tak perlu mempertanyakan ya kenapa laki-laki tak mengalami menstruasi tiap bulan? Jawabannya sederhana, karena laki-laki tak mempunyai rahim.

Rahim pada wanita inilah yang menjadi tempat proses terjadinya siklus menstruasi. Rata-rata, siklus menstruasi terjadi tiap 21 sampai 35 hari, sedangkan menstruasi itu sendiri biasanya terjadi selama 3 sampai 7 hari. Hal ini bisa berbeda-beda ya antara wanita yang satu dengan yang lain, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

Bagaimana proses terjadinya menstruasi?

Nah, ada tokoh-tokoh utama nih pada proses terjadinya menstruasi, yaitu rahim (dinding rahim), sel telur, sel sperma, hormon estrogen dan progesteron. 

Untuk lebih jelasnya inilah yang terjadi selama siklus menstruasi, yang bisa dibagi ke dalam 4 fase:

1. Fase menstruasi

Setiap bulan, salah satu indung telur melepaskan sel telur, yang disebut sebagai ovulasi. Pada saat yang sama, perubahan hormonal mempersiapkan rahim untuk hamil, dengan cara menebalkan dinding rahim yang nantinya akan siap untuk ditempeli sel telur yang telah dibuahi sel sperma (implantasi). 

Jika ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi, lapisan rahim yang sudah menebal tadi akan luruh dan darahnya akan dikeluarkan melalui vagina. Inilah yang disebut dengan periode menstruasi. Fase menstruasi adalah tahap pertama dari siklus menstruasi. 

Pada saat ini, kadar hormon estrogen dan progesteron turun.

2. Fase folikular

Fase folikular dimulai pada hari pertama menstruasi. Fase folikular ini terjadi berbarengan dengan fase menstruasi dan berakhir saat ovulasi. Fase folikel rata-rata berlangsung selama sekitar 16 hari. Ini dapat berkisar dari 11 hingga 27 hari, tergantung pada siklus dan kondisi tubuh kita.

Fase ini dimulai ketika hipotalamus pada otak mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari kita untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH). Hormon ini merangsang ovarium kita untuk menghasilkan sekitar 5 hingga 20 kantung kecil yang disebut folikel. Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang. Uniknya, hanya telur yang paling sehat yang pada akhirnya akan matang. 

Selain itu, folikel yang matang memicu lonjakan estrogen yang mengentalkan lapisan rahim kita. Ini menciptakan lingkungan yang kaya nutrisi bagi embrio untuk tumbuh.

3. Fase ovulasi 

Meningkatnya kadar estrogen selama fase folikular memicu kelenjar pituitari kita untuk melepaskan luteinizing hormone (LH). Inilah yang memulai proses ovulasi. Ovulasi adalah saat ovarium kita melepaskan sel telur yang matang. Sel telur berjalan menuruni tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Nah, fase ovulasi adalah satu-satunya waktu selama siklus menstruasi ketika kita mungkin bisa hamil. 

Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 jika kita memiliki siklus 28 hari, waktu ini adalah tepat di tengah siklus menstruasi. Fase ovulasi ini berlangsung sekitar 24 jam. Setelah sehari, sel telur akan mati atau larut jika tidak dibuahi. Salah satu tanda bahwa kita sedang mengalami fase ovulasi yaitu dengan gejala seperti suhu tubuh yang agak naik dan adanya keputihan yang agak kental. 

Baca: Hitung Masa Subur Lebih Mudah dengan Aplikasi Menstruasi

4. Fase luteal 

Fase luteal berlangsung selama 11 hingga 17 hari . Setelah folikel melepaskan telurnya, ia berubah menjadi korpus luteum. Struktur ini melepaskan hormon, terutama progesteron dan beberapa estrogen. Peningkatan hormon membuat lapisan rahim kita tebal dan siap untuk ditanami telur yang sudah dibuahi.

Jika kita hamil, tubuh kita akan memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG). Ini adalah hormon yang dideteksi saat tes kehamilan. Ini membantu menjaga korpus luteum dan menjaga lapisan rahim tetap tebal.

Jika kita tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap kembali oleh tubuh. Hal ini menyebabkan penurunan kadar estrogen dan progesteron, yang menyebabkan timbulnya menstruasi. Lapisan rahim akan luruh selama periode menstruasi. 

Mungkinkah siklus menstruasi kita berbeda dengan yang di atas?

Proses diatas merupakan proses siklus menstruasi yang normal. Namun, tak semua siklus mentruasi pada wanita berjalan dengan normal ya, ada beberapa wanita yang mengalami gangguan siklus menstruasi. Hal ini bisa disebabkan karena adanya kehamilan, sedang menyusui, menggunakan KB jenis hormonal, premenopause-menopause dan memiliki penyakit dengan kondisi khusus seperti polycystic ovary syndrome (PCOS), endometriosis, adenomiosis, dan penyakit radang panggul.

Adakah tanda bahwa kita akan mengalami menstruasi?

Selama siklus menstruasi ini kita mungkin memiliki gejala seperti kram perut, nyeri payudara, kembung, mual, perubahan suasana hati, cepat marah, pusing, kelelahan, nyeri punggung, sakit kepala, nyeri otot, dan perubahan mood yang sangat naik turun. Itulah yang disebut dengan premenstrual syndrome (PMS). Gejala PMS ini tak hanya dirasakan saat menstruasi saja, tapi juga sesaat sebelum menstruasi. 

Baca juga: Kenali Tanda PMS, dari Pegal hingga Uring-Uringan

Bagaimana agar siklus menstruasi teratur? 

Memang ada beberapa kondisi yang menyebabkan siklus menstruasi kita menjadi terganggu. Setelah mengetahui penyebabnya di atas, berikut ini adalah tips agar menstruasimu teratur, yaitu:

  1. Olahraga dengan teratur 
  2. Makan makanan bergizi seimbang 
  3. Miliki berat badan yang ideal 
  4. Hindari stres 
  5. Lakukan pengobatan bila memiliki penyakit dengan kondisi khusus 

Nah, sekarang kita sudah tahu kan apa itu siklus menstruasi. Ikuti tips di atas ya untuk menjaga agar siklus menstruasimu tetap normal. Dan, segera perikakan ke dokter bila kita mengalami gangguan siklus menstruasi.

 

Referensi: Mayo Clinic, Healthline

Image by Freepik</a>