Bulan Juni 2022 kemarin kita sempat dikagetkan dengan kasus tertipunya seorang wanita di Jambi, yang menikahi seorang pria “gadungan”, alias wanita yang menyamar jadi pria. Kok bisa, ya? Padahal, ciri fisik pria itu cukup jelas berbeda dengan wanita. Lalu, bagaimana cara membedakan fisik pria dan wanita agar tak salah?
Perbedaan fisik antara pria dan wanita sebenernya sudah sangat jelas. Perbedaan ini kerap juga disebut dengan “dimorfisme seksual” yang artinya perbedaan fisik antara jantan dan betina dari suatu spesies. Sayangnya, ternyata masih ada saja yang tertipu pada hal ini. Nah, berikut perbedaan ciri fisik antara wanita dan pria agar kita tak tertipu dengan wanita atau pria “gadungan”.
1. Dada atau payudara
Perbedaan pertama yang bisa dilihat secara fisik adalah dada atau payudara. Sebenarnya perbedaan ini sangat terlihat jelas antara pria dan wanita. Wanita adalah satu-satunya primata yang mempunyai payudara sepanjang waktu, bahkan ketika mereka tidak menyusui. Selain itu, wanita mempunyai payudara untuk memikat pria.
Pria tidak mempunyai payudara, melainkan terdapat putting yang kecil. Ini karena gen yang mengkode perkembangan puting aktif pada tahap embrionik dan perkembangan hormon.
2. Jakun
Perbedaan kedua yang signifikan juga yaitu jakun. Sebenarnya, pria dan wanita sama-sama memiliki tulang rawan yang mengelilingi kotak suara mereka. Akan tetapi, karena pria memiliki kotak yang lebih besar (yang memberi mereka suara lebih dalam), potongan tulang rawan mereka lebih menonjol. Ini memberi mereka benjolan di leher yang disebut jakun. Hal ini pula yang menjawab mengapa suara pria lebih dalam dan berat dibandingkan wanita, selain kotak suara yang lebih besar, hal ini disebabkan juga karena terdapat hormone testosteron.
3. Bentuk wajah
Bnetuk wajah pria dan wanita pada umumnya memang berbeda. Semakin banyak testosteron yang dimiliki pria, semakin kuat alis, tulang pipi, dan garis rahangnya. Sementara itu, semakin banyak estrogen yang dimiliki seorang wanita, semakin lebar wajahnya, semakin penuh bibirnya, dan semakin tinggi alisnya. Singkatnya, hormon seks mengontrol perbedaan fitur wajah pria dan wanita, dengan wajah persegi pada pria dan wajah berbentuk hati pada wanita.
4. Bulu di tubuh
Sejak pubertas, pria menumbuhkan lebih banyak rambut di tubuh mereka dan terutama wajah mereka daripada wanita. Hal ini dikarenakan hormon seks yang disebut androgen merangsang pertumbuhan rambut dan pria memiliki lebih banyak hormon tersebut. Berbeda dengan pria, wanita memiliki hormon androgen namun jumlahnya tak sebanyak pria dan umumnya hormon tersebut akan diubah menjadi estrogen.
5. Bentuk tubuh
Pria, secara umum, lebih berotot daripada wanita. Sedangkan, wanita biasanya memiliki tubuh yang lebih berbentuk. Hal ini disebabkan karena wanita menyimpan lemak ekstra di payudara, pinggul, bokong, dan sebagai lemak subkutan di lapisan bawah kulit mereka sehingga membuat kulit wanita terasa lebih lembut dan kenyal.
6. Bahu
Pria memiliki bahu yang lebih lebar dibandingkan wanita. Selama masa pubertas, pria mengembangkan bahu yang lebar dan tinggi serta tulang dada yang lebar. Karena perubahan lebar bahu, bentuk tubuh pria berubah dan berubah menjadi segitiga terbalik. Segitiga terbalik berarti bahu lebar, berlawanan dengan pinggul yang sempit.
7. Pinggul
Area tulang pinggul jelas berbeda antara tubuh pria dan wanita. Pria umumnya memiliki pinggul lebih sedikit daripada wanita. Pria tidak benar-benar memiliki "pinggang". Pinggang dan pinggul hampir sama lebarnya. Tubuh mereka umumnya lebih berbentuk persegi panjang atau segitiga terbalik. Wanita umumnya memiliki pinggul yang relatif lebih lebar daripada pria, dengan garis pinggang ke pinggul yang halus dan lembut, yang disebut sebagai bentuk feminin ideal menyerupai jam pasir.
Bagaimana dengan wanita yang mempunyai fisik seperti pria?
Berdasarkan perbedaan di atas memang sangat berbeda antara fisik pria dan wanita. Lalu, mengapa masih ada yang tertipu?
Mungkin saja karena ada beberapa wanita yang mempunyai fisik seperti pria. Contohnya seperti wanita yang mempunyai penyakit sindrom ovarium polikistik (PCOS), yaitu gangguan hormonal yang umum terjadi pada wanita usia reproduksi. Wanita dengan PCOS mungkin memiliki periode menstruasi yang jarang atau berkepanjangan atau memiliki kelebihan kadar hormon pria (androgen). Kadar androgen ini menyebabkan tumbuhnya rambut wajah dan tubuh yang berlebihan (hirsutisme), terkadang menimbulkan jerawat parah hingga menyebabkan pola kebotakan seperti pada pria.
Karena itu, mengenal dengan baik calon pasangan sebelum memutuskan untuk menikah bisa menjadi cara terbaik untuk mencegah kasus di atas terjadi pada kita. Jika mengenal calon lewat media sosial, baca artikel ini untuk mengetahui cara mengecek latar belakang calon pasangan.
Atau, lakukan cek kesehatan pranikah untuk mengetahui kondisi kesehatan fisik kita dan calon pasangan.
Photo created by atlascompany - www.freepik.com