Siapa yang setuju kalau wanita itu cenderung lebih banyak bicara daripada pria alias lebih cerewet? Penelitian The Female Brain tahun 2006 oleh Louann Brizendine menunjukkan bahwa wanita bicara sekitar 20.000 kata per hari sementara pria hanya 7.000 kata sering dijadikan acuan berbagai pembicara, pakar, bahkan berita bahwa wanita memang lebih cerewet dibandingkan pria. Jadi, kalau istri sering bicara banyak tanpa henti, sementara suami lebih adem ayem, memang "dari sono"nya. Benarkah demikian?

Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim ahli saraf dan psikolog yang diprakarsai oleh Margaret McCarthy. Ia melakukan penelitian menggunakan tikus untuk mendeteksi protein yang berhubungan dengan vokalisasi yang disebut Foxp2. Hasilnya, ternyata tikus jantan memiliki lebih banyak protein ini ketimbang betina.

Tapi, ketika percobaan ini dilakukan pada 10 anak-anak usia tiga hingga lima tahun ternyata anak perempuan punya 30% jumlah protein di area otak yang berhubungan dengan bahasa lebih banyak dari anak lelaki. Walaupun penelitian ini terlalu kecil dan tak bisa mewakili seluruh populas wanita, tapi penelitian ini dijadikan salah satu dasar kenapa wanita lebih verbal (mudah bicara) daripada pria. 

Tapi, tunggu dulu.. ada penelitian lain yang menampik hal ini. 

Deborah James dan peneliti linguistik dan psikolog Janice Drakich sempat meninjau 56 penelitian tentang kenapa wanita lebih banyak bicara daripada pria. Hasilnya, ia hanya menemukan dua penelitian yang memastikan kebenarannya, sementara 34 penelitian lainnya berkata sebaliknya, alias pria yang justru lebih banyak bicara. Mereka menemukan bahwa ternyata orang yang lebih banyak bicara justru mereka yang memiliki status lebih tinggi ketimbang yang lain, tanpa melihat jenis kelaminnya.

Di penelitian lain yang dilakukan oleh Jukka-Pekka “JP” Onnela, asisten profesor di Harvard School of Public Health dan profesor David Lazer dari Northeastern University, menemukan kalau wanita memang lebih mudah berinteraksi dengan orang lain terutama dalam percakapan yang panjang dan dengan grup yang lebih kecil. Tapi, dalam grup yang lebih besar, pria justru lebih ‘cerewet’ daripada wanita! 

Buat wanita, bicara adalah cara untuk mempererat dan membangun relasi dengan orang lain. Makanya, enggak heran kalau wanita bisa bicara berjam-jam soal keseharian dan masalah pribadinya. Sementara pria, bisa melakukan hal yang sama saat bicara tentang berita atau sesuatu yang lebih informatif. Ia juga bisa tak henti bicara saat membahas topik yang ia senangi, seperti hobinya. 

Baca: 5 Bahasa Cinta, Cara Ungkapkan Sayang Sesuai yang "Dia" Harapkan

Jadi, kalau kita para istri lebih cerewet dari suami, enggak papa kan…

Menurut dr. Irmia Kusumadewi, Sp.KJ(K)., sebenarnya tak ada masalah jika kita ‘cerewet’ alias banyak bicara. Hanya saja bicara itu harus ada tujuannya. Misal, untuk menyampaikan pendapat, untuk berkeluh kesah, atau sekedar menyampaikan perasaan pada pasangan. 

Syaratnya, pilih timing yang tepat dan cara yang benar, ya! Lihat lawan bicara, dan pastikan ia juga dalam keadaan nyaman saat berbicara dengan kita. Terutama, saat bicara dengan pasangan atau suami. Jangan bicara terlalu banyak ketika ia sedang lelah atau memaksakan untuk terus bicara sementara pasangan sedang dalam keadaan tak siap. 

“Komunikasi itu harus setara dua belah pihak dan fokus pada apa yang ingin disampaikan sehingga enggak berujung ‘ngalor ngidul’ alias kemana-mana yang bisa memicu konflik,” ujar dr. Irmia. 

Nah, biar apa yang kita sampaikan tidak memicu konflik, ketahui cara berkomunikasi dengan efektif di artikel "Komunikasi Efektif dalam Pernikahan, Ini Contohnya".

 

Photo created by jannoon028 - www.freepik.com