“Kamu udah tes kesehatan pranikah? Tiga bulan lagi kamu mau nikah kan?” tanya seorang teman. “Lho, aku kan enggak pengen langsung punya anak. Berarti enggak perlu tes kesehatan pranikah dong..” 

Hmmm, sebenarnya tes kesehatan pranikah dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan calon pengantin pria dan calon pengantin wanita. Hal ini dilakukan guna mendeteksi adanya penyakit pada kedua calon pengantin. Jadi, ingin punya anak atau tak ingin langsung punya anak sebenarnya kita tetap butuh melakukan tes kesehatan pranikah, sebab nantinya kondisi kita bisa berpengaruh terhadap pasangan pula, juga pada anak suatu hari nanti jika ternyata kita memiliki penyakit keturunan.

Karena itu, tetap lakukan tes kesehatan pranikah untuk mengetahui ada tidaknya: 

1. Penyakit menular seksual

Dari namanya saja sudah penyakit menular, artinya penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi yang menular, baik oleh virus maupun bakteri. 

Dalam lingkup pernikahan, penyakit menular ini lebih identik dengan Penyakit Menular Seks (PMS). Kenapa? Sebab, pengantin baru pastinya akan melewati malam pertamanya dengan berhubungan seks. Nah, untuk mencegah adanya penularan PMS, maka sebaiknya calon pengantin melakukan beberapa pemeriksaan PMS yang sering muncul, seperti penyakit sifilis, HIV, dan hepatitis B. 

Ada 8 bakteri, virus, dan parasit yang sering ditularkan melalui kontak seksual. Namun, hanya 4 yang dapat disembuhkan yaitu sifilis, gonore, klamidia, dan trikomoniasis. Empat lainnya adalah infeksi virus yang tidak dapat disembuhkan, yaitu: hepatitis B, virus herpes simpleks (HSV atau herpes), HIV, dan human papillomavirus (HPV). Karena itu, tes kesehatan pranikah tetap harus dilakukan meski ingin menunda punya momongan. Tak ingin kan tertular penyakit menular seksual di awal pernikahan? 

Baca: Perlukah Bertanya Riwayat Seks Calon Pasangan? 

2. Penyakit tidak menular

Penyakit tidak menular yang dimaksud seperti ditemukan adanya obesitas saat pemeriksaan tinggi badan dan berat badan, tekanan darah tinggi saat pemeriksaan tekanan darah, atau ditemukannya diabetes saat pemeriksaan gula darah. Meski tak menular, namun bahayanya tak kalah besar, bahkan bersifat jangka panjang. 

Dengan deteksi dini, kita dapat membantu pasangan untuk memulihkan diri dari penyakitnya. Misal, ketika kita tahu pasangan ternyata menderita diabetes, kita dapat membantunya menjaga pola makan yang sesuai agar gula darahnya terkendali.

Jadi, cukup banyak penyakit tak menular yang dapat dideteksi secara dini pada calon pengantin. 

3. Penyakit keturunan 

Penyakit keturunan yang dimaksud adalah penyakit yang berasal dari mutasi genetik yang diwariskan dari salah satu atau kedua orang tua calon pasangan kita. 

Contohnya, bila kita memiliki orang tua yang mempunyai sakit gula atau diabetes melitus, maka bisa saja pada saat pemeriksaan hasil gula darah kita meningkat melebihi batas normal. Walaupun harus ada pemeriksaan lanjutan lainnya, tapi hasil tersebut sudah mengindikasikan bahwa kita terdeteksi mempunyai sakit gula atau diabetes melitus juga, walau kelihatannya tubuh kita sangat sehat. Penyakit keturunan lain bisa berupa hemofilia, thalasemia, kanker, penyakit jantung, dan asma. 

Baca: Waspadai 7 Penyakit Keturunan Ini Saat Memilih Calon Pasangan

Jadi, apapun rencana hidup kita setelah menikah, tetap lakukan cek kesehatan pranikah untuk mengetahui kondisi kesehatan kita, ya!

 

 

Photo created by rawpixel.com - www.freepik.com