Berapa jarak usia kita dengan pasangan? Umumnya, jarak usia antara suami dan istri tak terlalu jauh, sekitar kurang dari 5 tahun. Ada pula yang sepantar karena ternyata dulunya merupakan teman sekolah. Namun, ada juga yang menikah dengan pasangan yang jarak usianya terpaut jauh, bahkan sudah berbeda generasi. Ini yang biasanya mencuri perhatian lingkungan sekitar. Sebenarnya, berapa jarak usia ideal antara suami dan istri? Jika terpaut jauh, adakah dampaknya bagi pernikahan?
Berikut wawancara Skata dengan Cut Maghfirah Faisal, M.Psi, Psikolog, seorang psikolog klinis & Koordinator Kalmselor KALM.
Berapa jarak usia ideal antarpasangan?
Beberapa penelitian menemukan bahwa jarak usia ideal antar pasangan berkisar antara 3-5 tahun, dengan usia laki-laki lebih tua dibanding perempuan. Walau demikian, hal ini tidak dapat langsung dipatok rata untuk semua orang. Terdapat beberapa faktor lain yang menentukan kecocokan pasangan, seperti kesamaan latar belakang dan minat, keterampilan komunikasi, komitmen, dll.
Jika jarak usia terpaut terlalu jauh, apa dampaknya pada pernikahan?
Pasangan dengan jarak usia yang terlalu jauh kemungkinan besar tumbuh di era dan latar belakang yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan sejumlah perbedaan, seperti:
- kebiasaan,
- gaya hidup,
- nilai,
- pola pikir,
- minat,
- cara berkomunikasi, dan
- cara penyelesaian masalah.
Perbedaan tersebut lah yang berpotensi menimbulkan ketidakcocokan dan masalah pada pasangan. Oleh karena itu, pasangan dengan jarak usia yang jauh perlu melakukan usaha lebih untuk saling menyesuaikan diri dengan karakter dan latar belakang masing-masing.
Apa dampaknya jika istri jauh lebih tua?
Pernikahan dengan usia istri yang lebih tua merupakan hal yang dianggap tidak lazim di Indonesia. Hal ini dapat menimbulkan komentar yang kurang menyenangkan dari orang sekitar, yang dapat memengaruhi keharmonisan rumah tangga.
Selain itu, istri yang lebih tua bisa jadi sudah lebih mapan secara finansial dibanding suami. Hal ini juga dapat menjadi salah satu pemicu konflik, karena budaya Indonesia umumnya memandang bahwa suami harus menjadi tulang punggung keluarga.
Indonesia menganut budaya patriarki yang menjunjung laki-laki sebagai pemimpin. Ketika istri jauh lebih tua dari suami, terdapat stigma bahwa nantinya istri akan lebih mendominasi dan tidak mau menuruti perintah suami. Walau demikian, masalah-masalah di atas dapat diatasi jika pasutri saling menghargai satu sama lain dan tidak terlalu mempedulikan komentar orang sekitar.
Apa dampaknya jika suami jauh lebih tua?
Usia suami yang jauh lebih tua dapat menyebabkan perbedaan nilai dan sudut pandang dengan istri. Hal ini juga dapat memengaruhi perbedaan skala prioritas antara suami dan istri.
Sebagai contoh, di usia suami yang sudah lebih matang, ia lebih mementingkan perencanaan masa depan dan pengembangan diri dibanding hal-hal romantis. Sementara itu, sang istri yang lebih muda masih ingin dimanjakan oleh hal-hal romantis. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah dalam rumah tangga, dimana istri merasa tidak disayang oleh suami dan suami merasa istrinya masih terlalu kekanak-kanakan.
Adakah tips khusus untuk pasutri yang jarak usianya terpaut jauh agar harmonis?
Pasangan dengan jarak usia yang terlalu jauh memang membutuhkan usaha ekstra untuk saling beradaptasi, karena mereka tumbuh di latar belakang era yang berbeda. Oleh karena itu, mereka perlu belajar untuk lebih menerima dan memaklumi perbedaan karakter masing-masing.
Mereka juga dapat berusaha saling mempelajari generasi satu sama lain, misalnya dengan mendengarkan musik dan menonton acara yang disukai pasangan. Komunikasi merupakan kunci utama dalam menjembatani perbedaan ini.
Pasutri dapat saling mendiskusikan keinginan dan pandangan mereka dalam berbagai hal, serta berusaha mendengarkan dan memahami sudut pandang pasangannya.
Terakhir, mereka juga perlu memberikan pengertian kepada orang sekitar mengenai pilihan hidup mereka untuk menikahi pasangan beda usia. Jika orang sekitar tetap menolak untuk memahami, maka mereka dapat belajar untuk mengabaikan komentar orang lain dan fokus pada hubungan pernikahannya.
Kita bisa juga berkonsultasi pada konselor pernikahan atau psikologn jika ternyata ada masalah terkait hal di atas maupun masalah pernikahan lainnya. Kunjungi website KALM untuk melakukan konseling online atau unduh aplikasinya di Playstore.
Photo created by tirachardz - www.freepik.com