Menikah adalah pintu gerbang utama menuju mandiri bersama pasangan. Ini berarti, segala sesuatu yang bersifat finansial yang mungkin selama ini masih disokong oleh orang tua berpindah ke tangan suami. Ya, idealnya memang demikian, tapi bagaimana jika ternyata malah orang tua yang membutuhkan bantuan untuk kehidupan sehari-harinya? Kita ternyata masih perlu menafkahi mereka pasca menikah. Akankah keuangan kita terganggu? Bagaimana supaya perencanaan keuangan kita bersama pasangan bisa tetap aman, sembari memberi nafkah orang tua? Ini tipsnya.

1. Bicarakan dulu dengan pasangan

Masalah finansial adalah masalah sensitif. Jangan sampai, pasangan merasa tak nyaman jika kita menyisihkan sebagian pemasukan untuk menafkahi orang tua. Pastikan pasangan setuju dengan segala keputusan dan membuat kesepakatan bersama untuk membantu finansial orang tua tanpa mengganggu ekonomi keluarga. Ketika ini sudah sejalan, baru kita lanjut ke langkah berikutnya. 

2. Perhitungkan berapa kebutuhan orang tua

Oke, mereka sudah tak lagi bekerja dan tak memiliki penghasilan tetap. Tapi, mereka masih memiliki investasi aktif seperti kos-kosan, lahan yang disewakan, atau bisnis lain yang masih berjalan. Ini berarti, orang tua masih mandiri secara finansial. Artinya, kita hanya perlu menambah biaya hidup orang tua dari gaji kita, besarannya tergantung kemampuan. Biasanya, berkisar 10-20% dari gaji. Tapi jika kita tak mampu memberikan sebanyak itu, tak mengapa. Berikan semampunya saja, ya. 

Namun, jika orang tua sudah tak punya sumber pemasukan lagi, kita bisa mengalokasikan dana setidaknya untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Lagi-lagi, tak ada standar besar nilai yang harus diberikan. Kita hanya perlu tahu apa saja kebutuhan pokok yang dibutuhkan dalam satu bulan. Misal, kebutuhan makan, tempat tinggal, tagihan listrik, obat-obatan, dan atau jika mereka memiliki asuransi kesehatan yang perlu dibayar tiap bulannya. 

3. Buat perencanaan keuangan yang matang 

Syafirah, VP of preferred client Jouska Indonesia menyarankan kita untuk menghitung pemasukan dan pengeluaran rutin kita dengan pasangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membantu orang tua. Buat skala prioritas dengan membayar kebutuhan pokok dan cicilan (hutang) baru sediakan budget untuk orang tua dan tabungan pribadi. Keuangan ngepas tapi tetap ingin bantu orang tua? Ya bisa saja, asalkan kita bisa konsisten menekan pengeluaran yang tak perlu untuk dialokasikan ke orang tua. 

4. Buat pos khusus untuk orang tua 

Ini perlu kita sisihkan bersamaan dengan pembagian kebutuhan bulanan. Misal, ketika gaji masuk kita sudah masukkan ke pos-pos kebutuhan rutin bulanan, tambahkan satu pos lagi untuk orang tua. Jangan alihkan pada pos lain walaupun orang tua tidak membutuhkan di bulan itu. Tetap pisahkan ke dalam pos untuk dana darurat jika orang tua membutuhkan biaya tak terduga. 

5. Tabungan sendiri itu penting! 

Kalau keuangan ‘mepet’ tapi tetap ingin membantu orang tua berarti harus ada yang dikorbankan atau diusahakan. Misal, kita sepakat untuk memberikan nafkah satu juta rupiah untuk orang tua tiap bulannya. Tapi, kita jadi enggak punya tabungan. Ini yang harus kita hindari! Kita tetap perlu memiliki tabungan, dengan cara mengurangi pengeluaran atau menambah pemasukkan. Kalau masih belum bisa juga, berarti harus ada pos lain yang disesuaikan. 

Jadi, tetap menafkahi orang tua pasca menikah bukan hal yang mustahil! Asalkan kita pintar dalam mengelola keuangan sehingga tak ada yang ‘terbebani’.  

 

Artikel terkait:

Miliki Dana Darurat Agar Keuangan Stabil di Masa Berat

Trik Jitu Rencanakan Keuangan di Tahun Baru

4 Cara Atur Keuangan Saat Tinggal dengan Orang Tua

Terlanjur Terjerat Utang, Bagaimana Melunasinya?

 

Photo created by rawpixel.com - www.freepik.com