Sering kali ketika mendengar seseorang berpisah dengan pasangannya, hal yang paling pertama terlintas di benak adalah perselingkuhan, apalagi untuk kita yang tak tahu duduk permasalahannya. Tapi rupanya, bukan hanya selingkuh yang bisa jadi penyebab. Bahkan, hal yang sebenarnya sepele atau sederhana bisa juga jadi pemicu retaknya rumah tangga. 

Marni Feuerman, terapis pernikahan di Boca Raton dan About.com menjelaskan kalau tiap pernikahan pasti ada rintangannya. Selingkuh bisa jadi salah satunya, tapi ada 8 hal lain yang lebih sederhana yang justru luput dari perhatian. 

1. Mengesampingkan kebutuhan pasangan 

Ketika menikah, kita tak lagi bisa memikirkan (hanya) diri sendiri. Kebutuhan dan keinginan pasangan sama pentingnya. Bukan berarti harus selalu nempel dan apa-apa dilakukan bersama, anggap kewajiban kita sebagai suami atau istri layaknya sebuah sistem yang harus seimbang. Misalnya, saat istri sadar sudah habis waktu untuk mengurus anak dan rumah tangga, sempatkan untuk punya waktu kualitas dengan suami. Suami pun harus meluangkan waktu untuk istri sesibuk apapun pekerjaan. Mengetahui keinginan dan kebutuhan pasangan dan berusaha untuk melengkapinya adalah solusi pernikahan yang sehat. 

2. Lemahnya komunikasi 

Penting sekali untuk bisa mengungkapkan apa yang kita resahkan, begitu pula mendengarkan dari sisi pasangan. Jika tidak, kita akan terjebak dengan pikiran buruk (dan memercayainya) sehingga komunikasi dengan pasangan hanya sebatas menyalahkan tanpa ada pembicaraan. Saat ini menjadi kebiasaan, bukan tak mungkin perpisahan dirasa menjadi solusi. Padahal, kita bisa selalu berbicara hati ke hati soal kekecewaan tanpa perlu menyalahkan apalagi menghakimi. Membiasakan untuk saling terbuka mengenai apapun, bisa menyelamatkan pernikahan. 

Baca: Istri Sering Mengkritik, Suami Gemar Menghindar, Apa Solusinya?

3. Punya rahasia 

Memiliki rahasia dengan menjaga privasi adalah dua hal yang berbeda, ya. Kita tetap boleh kok punya privasi tapi bukan berarti melarang pasangan untuk tahu apa yang kita lakukan. Saling menjaga boleh, tapi punya rahasia? Jangan lakukan. Membangun hubungan perlu fondasi kepercayaan yang kuat. Kita juga enggak ingin kan, pasangan memiliki rahasia sekecil apapun itu.

4. Lebih banyak "kongkow" dengan teman  

Teman dan keluarga punya porsinya sendiri dan tak seharusnya mengambil banyak waktu dari kehidupan kita dibandingkan dengan pasangan. Misalnya saja, kita lebih banyak ‘kongkow’ dengan teman satu geng ketimbang kencan dengan pasangan. Tak perlu juga banyak mengumbar masalah yang ada dalam rumah tangga, baik ke teman apalagi keluarga. Pikiran orang lain, siapa yang bisa menebak, kan? Teman mungkin berada di sisi kita saat kita curhat tentang masalah dengan pasangan, namun bisa saja ia jadi ikut tak suka dengan pasangan kita. Dengan keluarga pun demikian. Apa kita mau orang tua kita memandang rendah pasangan saat kita ‘curhat’ kalau pendapatannya lebih kecil dari kita, misalnya. Jawabnya, pasti tidak, kan?  

Baca: Jangan Curhat ke Lawan Jenis Setelah Menikah, Ini Bahayanya

5. Gengsi bilang maaf, enggan mengakui kesalahan 

Ketika kita kecil, “maaf” adalah salah satu kata sakti yang diajarkan orang tua. Tapi, ketika dewasa, mengucap maaf rasanya berat sekali, apalagi pada pasangan. Kita tak pernah tahu, dampak perkataan atau tindakan kita yang menyakiti jika kita sulit mengucap maaf. Memang, sih… akan lebih mudah membuat alasan maupun menyalahkan orang lain. Tapi, hei! Kita bukan anak kecil lagi. Kita adalah sosok dewasa yang mampu refleksi atau berkaca pada diri sendiri dan mengucap maaf ketika berbuat salah. 

6. Sulitnya berterima kasih 

Berterima kasihlah atas apa yang pasangan lakukan, untuk kita, atau untuk anak-anak. Sekecil apapun tindakan yang dilakukan pasangan, berilah penghargaan dengan setidaknya mengucap terima kasih. Karena hanya dengan mendengar kata itu, kita bisa merasa dihargai dan dibutuhkan dan ini penting dalam sebuah hubungan. 

Hal yang selama ini kita anggap sepele ternyata punya dampak ya, dalam memicu permasalah rumah tangga. Saatnya mulai untuk lebih peka terhadap pasangan dan kebutuhannya, demi menjaga keutuhan rumah tangga yang harapannya bisa terus langgeng sepanjang usia. 

 

Photo created by freepik - www.freepik.com