“Inget ya, pokoknya Bapak harus tahu dulu bibit bobot bebetnya!” Tiga kata yang akrab di telinga itu seringkali digunakan saat memilih calon pasangan. Ini merupakan tradisi bagi orang Jawa untuk mengetahui seluk beluk seseorang. Ternyata, ini tak semata tradisi, lho. Dilihat dari segi medis, kata “bibit” berarti mencari tahu risiko penyakit calon pasangan yang bisa saja didapatkan dari garis keturunannya. Meskipun, saat ini calon pasangan terlihat sehat-sehat saja. Nah, dengan mengetahui “bibit” kita bisa waspada akan penyakit keturunan pada calon suami/istri.

Bagaimana cara kita mengetahui penyakit calon pasangan?

Kita pasti sudah tahu dong, saat ini bila ingin menikah maka kita akan diarahkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah atau sebelum menikah di fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit. Layaknya medical check up, kita akan melakukan berbagai pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan kesehatan mental.

Bagi beberapa pasangan, proses ini memang cukup melelahkan karena harus meluangkan banyak waktu ditengah-tengah kesibukan persiapan menjelang pernikahan. Eits, walaupun begitu, ini sangat worth it, kok! Kenapa? Karena dari pemeriksaan tersebut kita akan mengetahui kondisi kesehatan kita terkini. Bila memang ditemukan ada yang tidak normal, maka kita akan lebih cepat untuk penanganan selanjutnya. 

Nah, hal ini pun sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah calon pasangan kita memiliki penyakit keturunan atau tidak. Penyakit keturunan yang dimaksud adalah penyakit yang berasal dari mutasi genetik yang diwariskan dari salah satu atau kedua orang tua calon pasangan kita. Contohnya saja, bila kita memiliki orang tua yang mempunyai sakit gula atau diabetes melitus, maka bisa saja pada saat pemeriksaan hasil gula darah kita meningkat melebihi batas normal. Walaupun harus ada pemeriksaan lanjutan lainnya, tapi hasil tersebut sudah mengindikasikan bahwa kita terdeteksi mempunyai sakit gula atau diabetes melitus juga, walau kelihatannya tubuh kita sangat sehat. 

Selain itu, memang ada pasangan yang sudah mengetahui bahwa mereka mempunyai penyakit keturunan. Kasus seperti ini baiknya dikomunikasikan dengan baik ke pasangan agar kelak pasangan dan keluarga tetap sehat. 

Baca: Manfaat Tes Kesehatan Pranikah, dari Malam Pertama hingga Cegah Keturunan Stunting

Apa saja jenis penyakit keturunan yang berpotensi menurun ke anak kami kelak? 

Biasanya pada saat pemeriksaan kesehatan pranikah, kita akan bertemu dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang melakukan wawancara pada kita. Salah satu pertanyaannya adalah "apakah ada riwayat penyakit keluarga pada bapak atau ibu". Nah, pertanyaan ini sebenarnya ditujukan untuk mengetahui apakah ada faktor risiko penyakit keturunan, seperti:

1. Diabetes tipe 1

Penyakit diabetes tipe 1 menyebabkan penderitanya kekurangan hormon insulin. Penyakit ini umumnya bersifat keturunan, dan sering terjadi sejak masa kanak-kanak. Namun, ada juga diabetes tipe 1 yang terjadi pada usia dewasa.

2. Hemofilia

Hemofilia merupakan penyakit keturunan yang menyebabkan gangguan pembekuan darah. Pada kondisi normal, faktor-faktor pembekuan darah akan bekerja untuk membuat darah membeku saat terjadi luka atau perdarahan. Namun pada penderita hemofilia, tubuhnya kekurangan faktor pembekuan darah, sehingga dibutuhkan waktu lebih lama untuk menghentikan perdarahan.

3. Thalasemia

Penyakit keturunan ini adalah penyakit yang menyerang sel darah merah penderitanya. Kondisi ini membuat hemoglobin dalam sel darah merah penderitanya berkurang, sehingga oksigen sulit diedarkan ke seluruh tubuh. 

5. Kanker

Kanker bisa terjadi bukan hanya karena kebiasaan hidup yang kurang sehat saja, tetapi faktor genetik juga ikut meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini. Hanya saja, kanker yang murni diwarisi oleh faktor genetik tergolong kecil, yaitu sekitar 5%-10% dari penyebab kanker secara umum.

6. Penyakit jantung

Faktor genetik berperan cukup besar dalam munculnya penyakit jantung. Namun, memang ada beberapa faktor yang dapat makin memperbesar risiko terjadinya penyakit ini, seperti pola makan yang tidak sehat, merokok, memiliki berat badan berlebih, menderita kolesterol tinggi, dan jarang berolahraga.

7. Asma 

Asma termasuk penyakit genetik karena kelainan gen diturunkan dari orang tua ke anak. Menurut riset yang terbit pada jurnal British Medical Journal, asma yang berkaitan dengan penyakit yang dapat diturunkan pada keturunan adalah asma yang disebabkan alergi (asma atopik).

Apakah penyakit genetik bisa dicegah?

Penyakit genetik tidak bisa dicegah, karena penyakit ini memang sudah ada di dalam tubuh kita secara genetik. Pada calon pasangan yang memang sudah mengetahui atau terdeteksi adanya penyakit keturunan, penyakit ini bisa dikontrol atau diminimalisir tingkat keparahnnya dengan melakukan terapi yang sesuai dan juga pola hidup yang sehat. 

Sedangkan, bagi calon pasangan yang belum terdeteksi adanya penyakit keturunan namun secara garis keturunan terdapat penyakit tersebut, maka sebaiknya kita melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan secara berkala, disertai dengan pola hidup yang sehat dan pastinya mengonsumsi makanan yang sehat juga ya.

Bukan berarti bila kita sakit kemudian harus batal menikah, kan? So, luangkan waktumu untuk pemeriksaan kesehatan pranikah.

 

Photo created by kjpargeter - www.freepik.com