Pernah enggak sih merasakan buang air kecil yang tidak lancar, nyeri, sedikit-sedikit atau sering disebut dengan “anyang-anyangan”? Wah, waspada ya, itu salah satu tanda dari infeksi saluran kemih (ISK). Kalau kita sedang mengalaminya, tak perlu khawatir. Infeksi saluran kemih masih bisa diobati. Tapi sebelumnya, kita perlu tahu dulu apa sebenarnya infeksi saluran kemih dan mengapa bisa terjadi.
Infeksi saluran kemih adalah kondisi di mana terjadi infeksi di saluran kemih. Saluran kemih ini terdiri dari ginjal, kandung kemih, ureter, dan juga uretra. Saat mengalami ISK, salah satu bagian di atas mengalami infeksi yang umumnya disebabkan oleh bakteri. Bagian yang paling sering mengalami ISK yaitu kandung kemih dan uretra.
Nah, infeksi saluran kemih ini sering dianggap sepele oleh sebagian orang. Perlu diketahui bahwa angka kejadian ISK ternyata lebih tinggi terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki, lho. Beberapa ahli menyatakan bahwa banyak perempuan yang mengalami ISK berulang, bahkan dirasakan selama bertahun-tahun.
Kok aku bisa kena ISK ya? Perasaan enggak pernah nahan pipis..
Banyak yang mengaitkan anyang-anyangan dengan menahan kencing. Meskipun menahan kencing dan kurang minum bisa menyebabkan ISK, namun tak semua ISK disebabkan oleh hal tersebut. Berikut adalah hal-hal yang meningkatkan risiko terjadinya ISK:
a. Uretra lebih pendek
Pada tubuh wanita, uretra sangat dekat dengan vagina dan anus. Ini meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi saluran kemih. Bakteri yang mungkin muncul secara alami di sekitar vagina dan anus dapat menyebabkan infeksi pada uretra dan saluran kemih lainnya. Uretra pada wanita juga lebih pendek, dan bakteri memiliki jarak perjalanan yang lebih pendek untuk memasuki kandung kemih.
b. Seks
Tekanan pada saluran kemih wanita saat melakukan hubungan seks penetrasi dapat memindahkan bakteri dari sekitar anus ke dalam kandung kemih. Seks oral juga dapat memasukkan bakteri ke dalam uretra dan dapat meningkatkan risiko infeksi.
c. Spermisida
Spermisida dapat meningkatkan risiko ISK, karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri pada vagina.
Baca: Perlindungan Ganda Kondom Spermisida
d. Penggunaan kondom saat berhubungan seks
Kondom lateks yang tidak dilumasi dapat meningkatkan gesekan dan mengiritasi kulit selama hubungan seksual. Ini dapat meningkatkan risiko ISK. Untuk membantu mencegah gesekan dan iritasi kulit akibat kondom, pastikan untuk menggunakan pelumas berbahan dasar air yang cukup saat berhubungan seks.
Baca: Mengenal Seluk-Beluk Pelumas
e. Diafragma
Diafragma dapat memberi tekanan pada uretra. Ini dapat mengurangi pengosongan kandung kemih, meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri dan infeksi.
Apa gejala infeksi saluran kemih?
Meskipun tak selalu memunculkan gejala, ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan adanya infeksi pada saluran kemih:
- Dorongan yang kuat dan terus-menerus untuk buang air kecil
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Sering buang air kecil dalam jumlah sedikit
- Urine yang tampak keruh
- Urin yang tampak merah, merah muda cerah yang menandakan adanya darah dalam urin
- Urin berbau menyengat
- Demam
- Nyeri perut bagian bawah bahkan bisa menjalar ke selangkangan atau pinggang bagian belakang
- Nyeri panggul, pada wanita — terutama di bagian tengah panggul dan di sekitar area tulang kemaluan
Bisakah diobati?
Infeksi saluran kemih bisa diobati, biasanya menggunakan antibiotik yang diresepkan dan harus diminum sampai habis untuk mencegah resistensi obat (bakteri menjadi kebal terhadap obat).
Beberapa jenis antibiotik yang biasa diberikan oleh dokter antara lain ampicillin, levofloxacin, ciprofloxacin, ceftriaxone, metronidazole, cotrimoxazole, nitrofurantoin, dan pipemidic acid.
Sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapat obat yang tepat.
Selain itu, disarankan untuk mengonsumsi air putih sebanyak lebih dari 2 liter.
Infeksi saluran kemih bisa dicegah juga, lho!
Daripada harus merasakan masalah saat buang air kecil (yang merupakan suatu kebutuhan), lebih baik kita melakukan hal-hal berikut untuk mencegah terjadinya ISK.
1. Membersihkan area kemaluan kita setelah berhubungan seks
2. Hindari penggunaan spermisida
3. Membasuh dan mengeringkan area kemaluan dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau buang air besar
4. Jauhi penggunaan pembersih area wanita
5. Jangan menahan buang air kcil
6. Menggunakan celana dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat
7. Hindari penggunaan celana dalam yang ketat karena akan meningkatklan kelembaban
Memang seberapa bahaya sih, menggunakan celana dalam ketat? Baca penjelasannya di sini.
Photo created by 8photo - www.freepik.com
Foto saluran kemih: https://www.medkes.com/2015/01/infeksi-saluran-kemih-pada-dewasa.html