Siapa yang bisa menolak sarapan lontong sayur pagi-pagi, lanjut minum es cendol? Belum lagi, makan siangnya gulai ayam dan nasi hangat! Wah, ada santannya semua, tuh… Memang sih, makanan yang mengandung santan memang menggugah selera. Tapi tunggu, katanya santan enggak baik buat kesehatan. Benar enggak?
Santan bisa sehat, bisa juga tidak sehat
Kuncinya, ada di cara pengolahannya. Santan sebenarnya merupakan kelapa tua yang diparut, lalu diberi air dan diperas. Nah, dalam kondisi segar seperti ini santan ternyata punya kandungan vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Dalam 100 gram santan, terkandung 2,29 gram protein, 5,54 gram karbohidrat, 15 miligram sodium; 263 miligram kalium; 21,14 gram lemak jenuh; 0,261 gram lemak tak jenuh ganda; 1,014 gram lemak tak jenuh tunggal; 230 kalori; dan 0 miligram kolesterol. Jangan khawatir, lemak-lemak tersebut adalah lemak baik, meskipun tak boleh dikonsumsi berlebihan. Santan juga mengandung asam laurat yang bisa menjadi sumber energi.
Namun, saat dipanaskan lebih dari 3 menit, santan bisa berubah menjadi sumber lemak jahat. Apalagi, jika kita memasak santan sampai mendidih dan memanaskan masakan bersantan secara berulang. Lemak jahat ini bisa menumpuk di pembuluh darah dan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Pertama, santan bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh.
Kalau kita punya masalah dengan kolesterol, atau saat mengecek kolesterol ke dokter biasanya akan diminta untuk mengurangi makanan yang bersantan. Kenapa? Soalnya santan mengandung lemak jenuh atau yang biasa kita kenal fatty acid. Kalau dikonsumsi secara berlebihan setelah melalui pemanasan terlalu lama, bisa membuat kita mengalami peningkatan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
Kolesterol ini bisa menumpuk di pembuluh darah sehingga menimbulkan sumbatan yang kelak menimbulkan gangguan pada jantung.
Selain mengganggu jantung, sumbatan karena kolesterol bisa menghambat saluran darah menuju otak sehingga stroke tak bisa dihindari.
Tekanan darah tinggi dan hipertensi? Bisa juga akibat kebanyakan santan.
Santan yang terlalu lama dipanaskan kaya akan lemak jahat, bisa menyebabkan kadar trigliserida dalam darah naik dengan mudah sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi.
Dan, tentu saja obesitas.
Santan mengandung kalori sebanyak 230 dalam 100 gram saja. Artinya, jika kita konsumsi berlebihan, tubuh kita bisa kelebihan kalori yang berujung obesitas. Apalagi, jika kalori yang masuk ini tidak kita bakar dengan olahraga atau gerak yang cukup.
Tapi bukan berarti kita enggak boleh konsumsi santan..
Konsumsi secukupnya agar kita mendapat manfaat baik dari santan, seperti mengurangi berat badan. Enggak percaya? Santan itu mengandung trigliserida rantai menengah (MCT) yang bisa memicu produksi energi melalui proses yang disebut thermogenesis atau produksi panas.
Menurut penelitian, MCT ini punya peran dalam mengurangi berat badan dan ukuran pinggang. Trigliserida ini juga bisa menyeimbangkan mikrobiota usus yang tidak stabil, yang bisa memicu obesitas. MCT juga bisa meningkatkan sensitivitas insulin (hormon yang berperan dalam memecah glukosa s dan mengontrol kadar gula darah) yang dipercaya bisa mendorong penurunan berat badan.
Lalu, santan yang terbuat dari kelapa ini, juga mengandung lipid yang disebut asam laurat. Ia memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi yang dipercaya bisa mendukung kekebalan tubuh. Efek antimikroba asam laurat dari kelapa juga bisa menghambat pertumbuhan bakteri seperti Staphylococus aureus, streptococcus pneumonia, dan mycobacterium tubercolusis. Ditambah lagi, asam laurat bisa memicu apoptosis yaitu kematian sel pada payudara dan sel kanker dengan merangsang protein reseptor tertentu yang mengatur pertumbuhan sel.
Jadi enggak perlu khawatir untuk mengonsumsi santan, asal…
..konsumsinya sesuai dengan batasan. Menurut Dokter Spesialis Gizi, dr. Amalia Primahastuti, M.Gizi, Sp.GK, santan yang mengandung lemak jenuh yang perlu di batasi adalah kurang dari 7 persen total kalori harian atau sekitar 15 gram lemak dengan perkiraan kebutuhan 2000 kalori. Satu penukar santan (40 gram) mengandung sekitar 9 gram lemak, jadi dalam satu hari, penggunaan santan yang aman sekitar 1,5 penukar (60 gram). Cukup, kan?
Masih mau makan nasi uduk? Boleh.. sesekali makan gulai juga enggak mengapa. Selama kita paham batasan konsumsi santan, kita masih tetap bisa jaga kesehatan, kok!
Photo created by jcomp - www.freepik.com