Tak bisa dipungkiri, kehidupan keuangan selama masa pandemi memang cukup memprihatinkan. Tak sedikit bidang usaha yang terpaksa gulung tikar, tak sedikit dari kita yang dirumahkan. Keuangan jadi amburadul, rencana buyar, sehingga perlu menjual aset untuk bertahan hidup. Jangankan buat menabung, untuk makan besok saja perlu cermat berhitung. Bagaimana dengan kondisi keuangan di tahun yang baru ini?

Kita perlu bersyukur. Sektor ekonomi sudah kembali bangkit, lapangan pekerjaan pun mulai terbuka. Saatnya mulai bebenah untuk keuangan yang lebih baik di tahun 2022. Gimana caranya, ya?

Pertama, hitung “kekayaan” kita.

Sebelum menulis ingin ini itu di tahun baru, cari tahu dulu sebanyak apa sih “kekayaan” kita. Caranya, tulis semua aset yang kita miliki lalu kurangi dengan total hutang yang belum lunas. Dengan ini, kita akan lebih realistis menentukan tujuan keuangan.

Kedua, tentukan tujuan finansial kita.

Apa itu tujuan finansial? Tujuan finansial adalah target yang ingin dicapai saat kita mengelola uang. Bukan hanya menabung, tapi juga cara membelanjakan uang, menghasilkan uang, dan berinvestasi.

Misal, jika kondisi keuangan kita sempat terpuruk di “dasar jurang” hingga harus hutang kanan kiri, maka tujuan keuangan kita tahun ini adalah melunasi semua hutang. 

Baca: Terlanjur Terjerat Utang, Bagaimana Melunasinya?

Tips melunasi hutang dari @zapfinance berikut ini bisa kita tiru:

  • Membayar sebagian hutang KPR dengan bonus tahunan 
  • Alih-alih mengambil cicilan 0% selama 6 bulan apalagi 12 bulan, cicil selama 3 bulan dengan gaji  

Jika sebaliknya tahun lalu malah kita banyak rezeki, maka kelebihan pendapatan tersebut tahun ini bisa kita investasikan, misalnya ke deposito, emas, reksadana, atau produk SBN (Surat Berharga Negara) yang aman seperti ORI dan Sukuk. Kita juga bisa melakukannya per bulan, misalnya dengan menyisihkan sejumlah 100ribu/bulan dari gaji untuk reksadana. 

Bagaimana dengan keinginan mendaftar haji atau memiliki pemasukan sampingan? Itu juga bisa jadi tujuan finansial, lho!

Baca: Agar Percaya Diri Memulai Bisnis di Masa Pandemi

Dengan memiliki tujuan, kita jadi lebih disiplin mengelola uang dan tak mudah tergoda membeli yang tak perlu.

Ketiga, miliki dana darurat.

Dengan kondisi pandemi yang belum usai, kita masih perlu mengusahakan dana darurat. Idealnya, kita memiliki dana darurat sebanyak 3-6 kali pengeluaran bulanan bagi yang masih lajang, dan 6-12 kali bagi yang sudah menikah. Namun, saat pandemi, 12 kali pengeluaran adalah jumlah teraman yang bisa kita persiapkan.

Agar dana darurat tak terpakai terus, buat rekening dana darurat terpisah dari rekening bulanan. Aktifkan autodebit, sehingga tabungan kita otomatis membayar setiap bulan ke rekening dana darurat. Berapa jumlahnya? Minimal 5% dari pendapatan.

Keempat, fokus pada tujuan dan sadar sepenuhnya (mindful) atas keputusan yang kita ambil.

Kadang nih, kita membeli barang hanya karena tergiur diskon atau sedang tren. Cuma dipakai sekali, lalu menumpuk di lemari. Begitu terus sampai akhirnya lupa pernah beli apa saja. Benar, enggak? Kalau iya, sudah saatnya untuk mengubah mindset! 

  1. Beli barang HANYA jika dibutuhkan. Tak perlu membeli jika masih punya barang yang sama meskipun murah.
  2. Lakukan decluttering (memilah/menyortir) barang tiap 6 bulan sekali. Tentukan mana yang masih dipakai, bisa didonasikan, atau dijual (sebagai barang preloved). 
  3. Lakukan sedekah rutin, tak perlu nominal besar hanya perlu konsisten melakukannya. Tapi, jika sudah rutin, perbesar nominalnya. 
  4. Bersyukur untuk semua hal yang kita miliki.

Solusi resolusi keuangan yang sehat terletak pada pikiran kita. Belajar untuk memilah mana yang benar butuh mana yang hanya sekedar impulsif. Songsong tahun 2022 ini orientasi keuangan yang stabil dan yang terpenting bebas hutang. Yuk, mulai! 

 

Photo created by pressfoto - www.freepik.com