“Dok, saya kan pakai KB suntik 3 bulanan. Apakah tidak apa-apa saya pakai KB terus menerus sampai menopause? Ada batas maksimal penggunaannya enggak, Dok?” Batas maksimal pemakaian KB memang menjadi pertanyaan langganan para pengguna KB kepada dokter. Jika belum tahu jawabnya, simak penjelasan berikut.
Jenis KB yang tersedia saat ini sangat banyak. Namun, dilihat dari cara kerjanya hanya ada 2 kelompok yaitu KB hormonal dan KB non-hormonal.
Bila usia kita masih muda (20-30 tahunan) memang lebih disarankan untuk menggunakan KB non-hormonal seperti IUD. Kenapa? Karena KB ini tidak memengaruhi kerja hormon dalam tubuh kita sehingga aman digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu, IUD memang merupakan KB jangka panjang yang dapat digunakan selama 5-8 tahun. Meskipun aman, pastikan bahwa IUD berada di posisi yang benar, ya. Caranya adalah dengan melakukan kontrol IUD sesuai frekuensi yang dianjurkan oleh dokter maupun bidan.
Baca: Sesering Apa Kontrol IUD Harus Dilakukan?
Lalu, bagaimana dengan KB hormonal?
KB jenis hormonal menggunakan hormon buatan yaitu estrogen dan progestin untuk mencegah kehamilan. Hormon ini bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi (pematangan sel telur), menipiskan dinding rahim, dan menebalkan lendir mulut rahim sehingga sel sperma sulit bertemu sel telur.
Nah, kalau KB jenis hormonal apakah aman bila digunakan secara terus menerus?
Dikutip dari laman kesehatan healthline.com, jika kita telah mengonsumsi pil KB untuk beberapa waktu dan tidak memiliki efek samping, kemungkinan kita dapat terus menggunakannya selama kita membutuhkannya dan selama dokter atau bidan menganggapnya sebagai pilihan yang aman.
Bagi kebanyakan orang yang sehat, pil KB aman untuk penggunaan jangka panjang.
Eits, tapi tunggu dulu. Pastikan bahwa kita sehat setelah kita periksa ke dokter, ya. Jangan bilang bahwa kita sehat atas asumsi kita sendiri.
Tentu saja ketentuan di atas ada syaratnya. Jenis pil KB mini yang berisikan hormon progestin saja bisa digunakan untuk semua perempuan yang tidak merokok. Sedangkan, bagi wanita perokok, pil mini hanya cocok selama usianya masih di bawah 35 tahun.
Bagaimana dengan pil KB kombinasi?
Pil KB kombinasi berisikan perpaduan antara hormon estrogen dan progestin sehingga tidak cocok untuk digunakan pada perokok, karena esterogen akan meningkatkan resiko terjadinya pembekuan darah.
Jadi, haruskah pakai KB terus sampai menopause?
Kita harus tahu dulu apa itu menopause. Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi seorang perempuan secara alami. Biasanya, menopause terjadi di usia sekitar 40-45 tahun. Tentunya, masa menopause tiap perempuan berbeda-beda. Saat menopause, perempuan sudah tidak dapat hamil lagi secara alami.
Selama kita masih menstruasi, maka masih subur, masih ada kemungkinan untuk hamil. Bila memang kita dan pasangan sudah tidak ingin memiliki anak lagi, mau tidak mau kita harus terus menggunakan KB sampai menopause. Kecuali, kita memilih untuk menggunakan KB tradisional seperti KB kalender atau senggama terputus.
Baca: Syarat Agar KB Kalender Efektif Cegah Kehamilan
Yang perlu diketahui, bahwa seiring dengan berjalannya waktu, maka mungkin akan ada perubahan di tubuh kita, baik secara fisik maupun secara fungsi.
Nah, kedua hal ini pastinya akan memengaruhi jenis KB apa yang aman untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama. Seperti halnya bila kita obsesitas, perokok, mempunyai hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus, maka sebaiknya hindari menggunakan KB jenis hormonal dalam jangka waktu yang lama, karena akan memperbesar terjadinya pembekuan darah, kanker payudara, kanker serviks, dan serangan jantung.
Jadi, evaluasi kembali ya jenis KB yang akan digunakan saat kita berusia 35 tahun, dikusikan dengan dokter atau bidan untuk mencari jenis KB yang paling cocok dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh kita.
Photo created by wayhomestudio - www.freepik.com
https://www.healthline.com/health/birth-control/how-long-is-too-long-to-be-on-birth-control
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/birth-control/expert-answers/birth-control-pills/faq-20058110