Cocok merupakan kata kunci awet tidaknya seseorang menggunakan metode KB. Banyak wanita yang berganti metode KB lebih dari sekali karena mencari yang lebih cocok atau mungkin sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi kesehatannya saat ini.  Bagi sebagian wanita, perjalanan mencari metode KB yang sesuai bisa sedikit melelahkan. Wajar jika ada yang berpikir untuk jeda sejenak, memberi waktu bagi tubuh untuk lepas dari efek samping, juga jadwal yang mengikat. Pertanyaannya, perlukah jeda waktu saat berganti dari KB satu ke KB lainnya?

Jawabannya, tidak perlu. Melepas KB tanpa ada penggantinya akan memperbesar risiko kehamilan. Contohnya seperti ini. Bila sebelumnya kita menggunakan pil KB, kemudian ingin ganti IUD (KB spiral), maka sebelum berhenti minum pil KB kita harus tahu terlebih dahulu kapan dan di mana kita akan pasang IUD-nya. Alasannya, kita hanya punya waktu “aman” sampai dengan 5 hari setelah stop minum pil KB.

Karena itu, saat ingin mengganti jenis KB, sebaiknya kita harus sudah memutuskan ingin menggunakan jenis KB apa setelahnya. Nah, saat inilah kita harus berkonsultasi ke dokter agar kita tahu kebutuhan tubuh kita dan KB apa yang sesuai, mengingat kondisi tiap wanita berbeda.

Baca: Alasan yang Membuat Anda Sebaiknya Beralih ke Kontrasepsi Lain

Pakai perlindungan ganda

Eits, tapi ada juga lho yang tetap harus menggunakan proteksi (perlindungan) ganda, khususnya ketika berganti dari KB non-hormonal ke KB hormonal. 

Semisal kita ingin berganti KB dari IUD ke implan, maka kita harus segera pasang implan setelah IUD dilepas. Dan, jangan lupa untuk menggunakan kondom. 

Lho, kenapa? 

Begini, KB implan atau jenis KB hormonal lainnya, akan berfungsi maksimal bila sudah digunakan selama 5-7 hari. Jadi, biar aman dari “kebobolan”, lebih baik kita menggunakan kondom untuk jaga-jaga. 

Metode KB cadangan dapat memberi kita keamanan ekstra saat mengganti metode pengendalian kelahiran. “Umumnya, kapan pun kita memulai KB metode baru, baiknya kita menggunakan KB cadangan seperti kondom atau spermisida selama satu minggu,” kata dr. Cybill Esguerra, spesialis kandungan dan kebidanan di Universitas Johns Hopkins, AS. 

Jadi, perlu diperhatikan ya, jika kita ingin ganti KB. Jangan asal gonta ganti KB tanpa diskusi dengan dokter. Sesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan kita. Bila asal ganti, bisa saja siklus menstruasi kita menjadi kacau dan menimbulkan beberapa gejala seperti flek mentruasi, pusing, mual, dan perubahan mood

Kayaknya jadi lebih ribet, ya. Kenapa sih ada yang sampe rela ganti KB berkali-kali?

Bagi yang sudah nyaman dengan metode pilihan, gonta-ganti KB mungkin nampak seperti pilihan yang aneh. Tapi, bagi mereka yang mengalami hal di bawah ini, berganti KB adalah sebuah solusi:

1. Siklus mentruasi yang berubah

Tiap perempuan pasti akan mengalami hal yang berbeda-beda. Ada yang tidak menstruasi berbulan-bulan saat menggunakan KB implan, ada juga yang juga terus menerus menstruasi saat menggunakan IUD. Nah, hal ini yang terkadang mendasari seseorang untuk mengganti jenis KB karena tidak nyaman dengan perubahan siklus mentruasi yang disebabkan oleh jenis KB tertentu.

Menurut dr. Cybill Esguerra, “Penyebab terbanyak perempuan ganti jenis KB adalah karena efek samping yang ditimbulkan, seperti nyeri dan menstruasi yang tidak teratur.” 

2. Kondisi kesehatan

Perempuan yang mempunyai penyakit seperti kanker payudara tidak diperbolehkan lagi menggunakan KB hormonal, baik itu implan, suntik, atau pil. Tak ada pilihan selain ganti KB, ke IUD misalnya. Obat-obatan rutin pada beberapa penyakit juga bisa memengaruhi efektivitas KB, sehingga harus beralih ke KB lain.

3. Perubahan fisik 

Banyak yang mengeluh menjadi gemuk saat menggunakan KB hormonal. Faktanya, kenaikan berat badan bisa saja terjadi saat kita menggunakan KB suntik selama lebih dari 2 tahun. Bagi yang merasa tak senang dengan perubahan ukuran tubuh ini, beralih ke KB lain menjadi solusi.

Baca: Benarkah Pil KB Bikin Gemuk? Ini Penjelasannya

4. Lupa 

Nah, ini yang umum terjadi. Saking sibuknya dengan pekerjaan dan mengurus rumah tangga, sampai sampai lupa untuk minum pil KB setiap hari atau suntik KB setiap bulan. Akhirnya, metode KB jangka panjang seperti IUD dan implanlah pilihannya.

5. Masih takut hamil

Banyak perempuan yang menggunakan KB tapi terkadang masih ada perasaan takut hamil saat berhubungan dan tidak yakin dengan metode KB yang dipakai, sehingga memutuskan untuk ganti ke KB jangka panjang.

Jadi, alasan-alasan tersebut bisa saja mendorong seseorang untuk berganti KB.  

 

 

Photo created by benzoix - www.freepik.com