Pasti pernah dong, lihat iklan kondom tapi dengan berbagai macam rasa? Penasaran enggak, buat apa sih kok ada rasanya? Rupanya, kondom rasa bukan sekedar taktik penjualan saja tapi ada maksudnya. Ya, kondom yang memiliki rasa memang dibuat untuk kepuasan seks oral (stimulasi kelamin menggunakan mulut). Kenapa? Karena ternyata tak semua orang nyaman dengan aroma kelamin saat melakukan seks oral. Kondom rasa bisa jadi solusi jika suami menginginkan seks oral, meskipun istri sudah mengenakan kontrasepsi jangka panjang.
Seperti apa bentuk kondom rasa dan variasinya?
Kalau soal bentuk, kondom dengan rasa sama seperti kondom pria pada umumnya. Ada yang licin dan halus, ada pula yang bergerigi. Bedanya, kondom dengan rasa dilapisi dengan pelumas atau lubrikan berperasa. Rasanya pun beragam, dari rasa buah hingga rasa permen karet!
Amankah kalau perasa tersebut tertelan?
Karena ditujukan untuk seks oral, bahan perasa yang terkandung dalam pelumas kondom aman jika tertelan. Namun, jika kita menggunakan kondom biasa (tanpa rasa) lalu ditambahkan dengan pelumas berperasa, ini yang berisiko.
Tak semua bahan kimia dalam pelumas aman jika tertelan, khususnya pelumas berbahan dasar minyak (oil-based). Selain itu, pelumas berbahan dasar minyak pun membuat bahan karet pada kondom lebih rapuh, sehingga rentan sobek.
Namun, ada pula lubrikan berbahan dasar air (water-based) yang memiliki rasa. Biasanya, jenis ini tak merusak kondom dan aman jika tertelan. Karena itu, baca seksama keterangan dalam kemasan sebelum menjatuhkan pilihan.
Jika tertarik mencoba, perhatikan sejumlah kekurangan yang dimiliki kondom rasa.
1. Bisa sebabkan iritasi vagina
Meskipun aman jika tertelan, namun bahan kimia pada kondom rasa ternyata rentan menyebabkan iritasi bahkan infeksi jika digunakan untuk penetrasi ke vagina.
Selain itu, sebagian besar jenis gula (alami dan kimiawi) yang terdapat dalam rasa kondom dapat mengganggu kadar keasaman (pH) vagina jika digunakan saat penetrasi. Ini bisa menyebabkan infeksi jamur dan vaginosis bakteri. Itulah mengapa kondom rasa memang hanya diciptakan untuk seks oral saja.
2. Bisa menyebabkan alergi
Kebanyakan kondom memang terbuat dari lateks. Bagi mereka yang punya alergi lateks, seks oral dengan kondom rasa bisa menimbulkan ruam, gatal, atau hidung berair. Bahkan untuk mereka yang alerginya berat bisa jadi sesak nafas sampai kehilangan tekanan darah.
Supaya ini tak terjadi, kita bisa tetap pilih kondom rasa yang berbahan polyurethane (plastik alternatif), polyisoprene (karet sintetis), atau kulit domba. Tapi, kulit domba tidak bisa mencegah infeksi menular seksual, ya.
3. Harus ganti kondom jika ingin lanjut berhubungan seks
Setelah melakukan seks oral dengan kondom rasa, gunakan kondom baru jika ingin melakukan hubungan seks lewat vagina. Jika tidak, perasa pada kondom bisa menyebabkan infeksi bakteri pada vagina.
Supaya tetap aman menggunakan kondom rasa, lakukan hal ini!
- Pastikan kita paham bagaimana menggunakan kondom dengan memilih ukuran yang pas, tidak terlalu sempit dan longgar untuk mencegah sobek atau terlepas.
- Jangan sepelekan tanda kedaluwarsa, karena tandanya kondom sudah tak lagi punya efek maksimal. Perhatikan juga kemasannya, jika sudah tersobek atau rusak jangan digunakan.
Boleh saja kita eksplorasi dengan kondom rasa, kondom bergerigi, atau variasi kondom lainnya. Tapi, tetap perhatikan cara pakai dan keamanannya, ya! Jangan sampai sesi bercinta jadi buyar karena reaksi alergi atau kondom yang rusak.
Photo created by wayhomestudio - www.freepik.com