Dari sekian banyak jenis KB yang beredar di masyarakat, IUD adalah KB yang digemari oleh banyak perempuan. Kok bisa? Efektivitasnya yang tinggi (mencapai 99%), perlindungan jangka panjang (hingga 10 tahun), membuat para wanita merasa aman dari kehamilan tanpa perlu bolak-balik suntik atau takut lupa minum pil. Meskipun demikian, masih banyak dari kita yang “tidak tergoda” dengan IUD karena takut akan efek sampingnya.

Memangnya, apa saja efek sampingnya?

Sebenarnya, setiap jenis kontrasepsi punya efek samping. Kita tidak perlu cemas karena tidak semua pengguna mengalami efek samping, juga tak semuanya mengalami efek samping yang sama. Efek samping ini pun tak berbahaya, seringnya juga hanya sementara.

Beberapa efek samping yang bisa saja muncul ketika kita memakai IUD adalah:

1. Perubahan siklus menstruasi 

Siklus menstruasi biasanya akan berubah setelah pemasangan IUD. Beberapa wanita melaporkan bahwa menstruasi mereka jadi lebih panjang (lebih dari 8 hari) dan hal ini dapat menyebabkan munculnya anemia. 

Untuk menghindari anemia, kita dapat mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, contohnya hati ayam, buah bit, dan juga daging merah. Jika asupan makanan dirasa tak bisa mengganti kebutuhan zat besi yang hilang, konsumsi suplemen tambah darah diperbolehkan.

Berapa lama efek samping ini akan terjadi?

Kondisi ini biasanya terjadi pada tiga bulan setelah pemasangan dan setelah itu tubuh akan beradaptasi, siklus menstruasi akan kembali normal.

Siklus menstruasi tiap wanita berbeda, pastikan kita tahu cara menghitungnya untuk mengetahui normal tidaknya siklus kita. Jika belum tahu cara menghitungnya, baca di sini. https://skata.info/article/detail/602/pentingnya-mengetahui-ovulasi-dan-masa-subur

2. Menstruasi lebih banyak

Dalam istilah medis, menstruasi yang lebih banyak dari biasanya ini dapat dikategorikan sebagai perdarahan (menoragia atau spotting menoragia). Situasi ini terjadi karena dampak dari proses inflamasi atau peradangan dari penggunaan IUD. 

Darah yang lebih banyak keluarnya bisa juga menyebabkan anemia. Konsumsi makanan tinggi zat besi untuk mencegahnya.

Volume darah haid yang lebih banyak juga bisa disiasati dengan cara mengganti pembalut lebih sering dan memilih pembalut yang berdaya tampung lebih banyak.

3. Rasa sakit saat pemasangan

Memasukkan benda asing ke dalam vagina pastinya akan membuat tidak nyaman. Nyeri yang sering dirasakan saat pemasangan IUD sebenernya terjadi karena rasa tegang saat pemasangan. Jadi untuk menghindari nyeri saat pemasangan IUD, kita harus relaks dan percaya kepada bidan atau dokter yang memasang IUD. Bila percaya pastinya kita akan merasa lebih nyaman.

Baca: Setelah Pasang IUD Kok Masih Nyeri?  

4. Nyeri perut 

Nyeri perut bahkan kram juga menjadi salah satu efek samping IUD. Nyeri setelah pemasangan biasanya berlangsung beberapa hari saja, namun nyeri haid yang lebih intens bisa berlangsung pada 3-6 bulan pertama pemakaian IUD. Nyeri ini akan menghilang seiring dengan waktu. Jika nyeri tak tertahankan, minum obat pereda nyeri diperbolehkan.

5. Suami tak nyaman saat berhubungan seksual 

Beberapa suami pengguna IUD merasakan sakit atau terganggu saat melakukan aktivitas seksual. Hal ini mungkin terjadi karena benang IUD yang terlalu panjang “bertemu” dengan penis ketika penetrasi. Solusinya, kita bisa meminta bidan atau dokter untuk memotong benang IUD agar tidak mengganggu saat berhubungan seks.

Bagaimana dengan efek samping IUD hormonal?

Meskipun jarang digunakan di Indonesia, tak ada salahnya mengetahui efek samping yang ditimbulkan oleh IUD hormonal. 

Hormon yang dikeluarkan oleh IUD sedikit demi sedikit bisa menimbulkan nyeri payudara, mual, sakit kepala, sakit perut, dan gejala PMS (pre menstrual syndrome) yang lebih berat dari sebelumnya. Kulit wajah bisa juga menjadi lebih berminyak. Untungnya, hal ini akan terjadi di beberapa bulan setelah pemasangan saja. Namun jika gejala sangat mengganggu, konsultasikan pada dokter.

Kapan harus waspada?

Efek samping berupa nyeri perut bisa juga menjadi pertanda ada masalah yang lebih serius seperti:

1. Letak IUD yang tidak pada tempatnya atau mengalami ekspulsi

2. Kehamilan ektopik (hamil di luar rahim)

3. Perforasi (IUD menusuk dinding rahim)

Meskipun 3 hal di atas sangat jarang terjadi, segera kunjungi bidan atau dokter jika nyeri perut semakin intens.

Setelah membaca efek samping KB IUD di atas, mungkin ada beberapa dari kita yang menjadi takut untuk menggunakan KB jenis IUD ini. Tak perlu khawatir, efek samping akan berkurang dan menghilang seiring dengan adaptasi tubuh. Yang penting, kita sudah tahu sebelumnya sehingga bisa mengatasi efek sampingnya dan tak terlampau khawatir. Tonton testimonial para ibu berikut ini agar lebih mantap pasang IUD, ya!

 

 

Photo created by diana.grytsku - www.freepik.com

 

Referensi:

FAMILY PLANNING: A Global Handbook for Providers. USAID. WHO. Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health. 2011.

Pedoman Penanggulangan Efek Samping/Komplikasi Kontrasepsi. Departemen Kesehatan RI. Jakarta: Depkes RI. 2002.