Saat ini, mungkin sebagian besar dari kita sudah mendapatkan vaksin Covid-19 dari pemerintah. Sinovac dan AstraZeneca adalah dua yang paling banyak digunakan, meskipun ada 3 vaksin lain lagi yang juga ditetapkan pemerintah untuk diberikan pada masyarakat Indonesia, yaitu Moderna, Pfizer, Sinopharm, dan Novavax. Perbedaan jenis vaksin ini terkadang menimbulkan pertanyaan seperti “mana yang paling bagus?” atau “katanya vaksin X bisa bikin cacat”, dan sebagainya. Nah, agar tidak bingung, berikut penjelasan lengkap mengenai masing-masing vaksin Covid-19.
1. Sinovac/CoronaVac
- Negara pembuat: China
- Bahan dasar: virus SARS-CoV-2 yang telah dimatikan (inactivated virus)
- Uji Klinis: fase III sudah selesai dan dilaksanakan di China, Indonesia, Brazil, dan Turki
- Efikasi: 65,3% (di Indonesia), 91,25% (di Turki), Brazil (78%)
- Cara kerja: Virus tidak aktif yang disuntikkan akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus SARS-CoV-2 secara spesifik. Dengan begitu, jika sewaktu-waktu tubuh terserang virus penyebab Covid-19, sudah ada antibodi yang bisa melawannya dan mencegah terjadinya penyakit.
- Dosis: 2 dosis suntikan (0,5 ml per dosis) dengan jarak 14 sampai 29 hari
- Penerima vaksin: usia di atas 12 tahun, diperbolehkan untuk orang dengan komorbid yaitu penderita gangguan jantung, hipertensi, diabetes melitus, penyintas COVID-19, ibu hamil, ibu menyusui asalkan melalui pemeriksaan dan pengawasan dokter.
- Efek samping: demam, nyeri di area penyuntikan, pusing, mengantuk, dan lapar
Baca: 5 Alasan Belum Ada Vaksin Covid-19 untuk Usia 12 Tahun ke Bawah
2. AstraZeneca (vaksin University of Oxford)
- Negara pembuat: Inggris
- Bahan dasar: virus hasil rekayasa genetika (viral vector)
- Uji klinis: fase III (hampir selesai) yang dilakukan di Inggris, AS, Afrika Selatan, Kolombia, Peru, dan Argentina.
- Efikasi: 63.09 %
- Cara kerja: Vaksin ini mengandung virus yang telah dilemahkan untuk mengajari tubuh menghasilkan protein yang akan memicu respons sistem imun. Dari situ, tubuh dapat membuat antibodi untuk melawan infeksi virus SARS-CoV-2 yang masuk ke tubuh di kemudian hari.
- Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 8–12 minggu
- Penerima vaksin: usia > 18 tahun, seseorang yang mempunyai komorbid dengan rekomendasi dokter spesialis
- Efek samping: nyeri, memar atau bengkak pada bagian yang disuntik, demam atau badan panas, menggigil, kelelahan, sakit kepala, mual, nyeri sendi dan otot. Ada juga efek lain yang jarang terjadi, seperti muntah, diare, atau penggumpalan darah.
3. Sinopharm
- Negara pembuat: China
- Bahan dasar: virus SARS-CoV-2 yang telah dimatikan (inactivated virus)
- Uji Klinis: fase III sudah selesai dan dilaksakan di China, Uni Emirat Arab, Maroko, Mesir, Bahrain, Jordan, Pakistan, Peru, Argentina
- Efikasi: 86 % (Uni Emirat Arab)
- Cara kerja: Vaksin memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 menggunakan virus yang telah dimatikan
- Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21-28 hari
- Penerima vaksin: usia lebih dari 12 tahun, penyintas Covid-19, ibu hamil, ibu menyusui, orang dengan komorbid setelah melalui pemeriksaan dokter
- Efek samping: demam, nyeri di area penyuntikan, pusing, mengantuk, dan lapar
4. Moderna
- Negara pembuat: Amerika Serikat (AS)
- Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
- Uji Klinis: fase III sudah selesai dilaksanakan di AS
- Efikasi: 94.5 %
- Cara kerja: Vaksin mRNA bekerja dengan cara mengarahkan sel tubuh untuk memproduksi protein yang berbentuk sama seperti protein pada virus SARS-CoV-2. Selanjutnya, sel-sel tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan protein tersebut. Antibodi inilah yang kemudian akan melindungi tubuh dari virus penyebab Covid-19.
- Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 28 hari
- Penerima vaksin: >18 tahun hingga >55 tahun, penyintas Covid-19, ibu hamil, ibu menyusui, orang dengan komorbid setelah melalui pemeriksaan dokter
- Efek samping: demam, nyeri atau bengkak di area penyuntikan, ruam atau kemerahan (moderna arm)
Baca: Ini Syarat Vaksin untuk Ibu Menyusui, Ibu Hamil, dan Anak 12-17 Tahun
5. Pfizer-BioNTech
- Negara pembuat: Amerika Serikat
- Bahan dasar: messenger RNA (mRNA)
- Uji klinis: fase III sudah selesai dilaksanakan di AS, Jerman, Turki, Afrika Selatan, Brazil, dan Argentina
- Efikasi: 95 %
- Cara kerja: Vaksin mRNA bekerja dengan cara mengarahkan sel tubuh untuk memproduksi protein yang berbentuk sama seperti protein pada virus SARS-CoV-2. Selanjutnya, sel-sel tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan protein tersebut. Antibodi inilah yang kemudian akan melindungi tubuh dari virus penyebab Covid-19.
- Dosis: 2 dosis (0,3 ml per dosis) dengan jarak 3 minggu
- Penerima vaksin: >18 tahun hingga >55 tahun, penyintas Covid-19, ibu hamil, ibu menyusui, orang dengan komorbid setelah melalui pemeriksaan dokter
- Efek samping: demam, nyeri dan bengkak di area penyuntikan, pusing, dan ruam
6. Novavax
- Negara pembuat: Amerika Serikat
- Bahan dasar: protein subunit
- Uji Klinis: fase III sudah selesai dilaksanakan di Inggris, India, Afrika Selatan, Meksiko
- Efikasi: 85–89%
- Cara kerja: Protein subunit yang digunakan pada vaksin Novavax adalah protein yang dibuat khusus untuk meniru protein alami pada virus SARS-CoV-2. Setelah masuk ke dalam tubuh, protein tersebut akan memicu reaksi antibodi untuk melawan virus SARS-CoV-2 dan mencegah infeksi.
- Dosis: 2 dosis (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari
- Penerima vaksin: usia 18–59 tahun, orang dengan komorbid setelah melalui pemeriksaan dan pengawasan dokter
- Efek samping: efek samping ringan hingga sedang seperti demam, nyeri dan bengkak di area penyuntikan, pusing, dan ruam
Pada dasarnya, semua vaksin Covid-19 sudah terbukti aman dan mampu melawan infeksi Covid-19. Ini terbukti dengan dikeluarkannya izin penggunaan vaksin-vaksin tersebut oleh badan yang berkompeten, seperti BPOM di Indonesia. Beberapa efek samping atau yang sering disebut dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dengan derajat ringan hingga sedang adalah normal. Namun, bila tidak membaik segera periksakan diri ke dokter.
Yang penting diingat, setelah vaksin tetap laksanakan 5M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Photo created by Freepik