Penggemar drakor (drama Korea) Hometown Cha-Cha-Cha dibuat patah hati dengan berita mengejutkan yang datang dari Kim Seon Ho, salah satu pemeran pria utamanya. Kim Seon Ho mengaku gegabah telah meminta kekasihnya untuk aborsi untuk menghindari penalti/denda yang harus dia bayar pada agensinya jika memiliki anak. Meskipun kehamilan tak diinginkan sudah umum terjadi, namun ada pelajaran tentang kontrasepsi yang bisa kita ambil dari kasus ini.

1. Menghentikan pil KB tanpa menggantinya dengan metode kontrasepsi lain

A, kini mantan kekasih Kim Seon Ho, yang didesak untuk aborsi, mengaku disiplin menggunakan kontrasepsi, yaitu pil KB. Namun, ia terpaksa berhenti menggunakan pil KB selama dua bulan karena mengalami komplikasi medis (yang tidak disebutkan secara detil). 

Dengan pertimbangan tersebut, A memutuskan untuk tidak menggunakan kontrasepsi, namun meminta Kim Seon Ho untuk menggunakan kondom saat berhubungan seks. 

Meskipun kondom pun merupakan alat kontrasepsi, namun ketika penggunanya adalah pihak lelaki, maka kondisi yang tidak diinginkan bisa saja terjadi (misal, tiba-tiba menolak seperti dalam kasus ini). Hubungan seks tanpa metode kontrasepsi apapun tentu berisiko menyebabkan kehamilan.

Jadi, jika kita ingin rehat sementara dari metode KB pilihan, pastikan ada metode kontrasepsi cadangan.

2. KB kalender tidak efektif

Pada saat aktor yang juga membintangi Start-Up ini menolak menggunakan kondom dan meminta untuk ejakulasi di dalam, A pun mengizinkan karena dirinya sedang tidak dalam masa subur. Dalam dunia kontrasepsi, yang dilakukan A merupakan KB kalender, yaitu menggunakan perhitungan siklus menstruasi dan masa ovulasi untuk menghindari terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma. (Baca: Pentingnya Mengetahui Ovulasi dan Masa Subur)

Sayangnya, KB kalender tidak efektif mencegah kehamilan. Meleset sehari saja perhitungan masa suburnya, kehamilan bisa terjadi seperti yang dialami A. Karena itu, sebaiknya pilih metode kontrasepsi yang efektif mencegah kehamilan. Buka fitur Kontrasepsiku untuk tahu 8 metode kontrasepsi beserta plus minusnya.

3. Bisa hamil hanya dengan satu kali berhubungan

“Satu kali ini aja, ya.” Kurang lebih itu yang dikatakan A ketika Kim Seon Ho meminta untuk ejakulasi di dalam tanpa menggunakan pengaman. Toh, sekali ini aja. Toh, aku sedang tidak dalam masa subur

Tapi, sel sperma tidak butuh belasan kali bertemu untuk memantapkan pilihan seperti manusia yang memncari jodoh. Sekali bertemu sel telur, maka saat itu juga pembuahan bisa terjadi. Jika kondisi dalam rahim cukup kondusif, embrio hasil pembuahan pun mulai berkembang, menempel pada dinding rahim, dan siap untuk menjadi janin.

Jadi, pikir baik-baik ketika memutuskan untuk berhubungan seks tanpa pengaman, apalagi jika kita masih memiliki balita. 

Bagi yang belum menikah, pikir ulang untuk “mencoba” melakukan hubungan seks, karena apapun bisa terjadi. Sekali berhubungan bisa jadi bayi, kondom bisa batal dipakai, janji bisa tak ditepati, akhirnya siapa yang rugi?  

4. Kontrasepsi perkara hubungan sehat dan seia sekata bersama pasangan

Healthy relationship atau hubungan yang sehat bukan berarti sehat dalam hal kesuburan, ya! Namun, relasi kuasa antara kita dan pasangan tidak timpang, ada kejujuran, saling menghargai, dan komunikasi yang berjalan baik.

Nah, bagi pasangan yang sudah menikah, memilih jenis kontrasepsi pun harus seia sekata untuk memastikan pihak yang mengenakan alat kontrasepsi bersedia dengan ikhlas demi kebahagiaan bersama. Hal ini dilakukan mengingat setiap kontrasepsi memiliki efek samping yang bagi sebagian orang menimbulkan rasa tak nyaman. 

Dalam kasus ini, tidak menggunakan kondom saat berhubungan tentu berisiko menyebabkan kehamilan. Tentu, wanita lah yang akan lebih besar menanggung beban ketika terjadi kehamilan (juga jika akhirnya harus aborsi). Penghargaan terhadap pasangan tentu harus sampai di ranjang juga dalam hubungan yang sehat, meskipun dalam budaya timur masih sering ditemukan timpangnya relasi kuasa antara suami dan istri, antara laki-laki dan perempuan. 

Namun, tak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam hubungan tersebut, sehingga tulisan ini tak bermaksud untuk menghakimi, hanya bermaksud mengambil sedikit pelajaran dari kasus yang sedang ramai dibicarakan.

Semoga dengan kisah ini, baik generasi muda maupun pasangan yang sudah menikah dan memiliki anak, menyadari pentingnya arti perencanaan keluarga.

 

 

 

 

Photo: situs resmi Netflix