Ternyata, pentingnya kalsium di masa pertumbuhan terutama di awal kehidupan tak bisa kita sepelekan. Bayi butuh mineral penting ini untuk pertumbuhan gigi dan tulang, untuk melancarkan aliran darah dan gerak otot, serta menyampaikan infromasi dari otak ke seluruh bagian tubuh. Apalagi, ternyata kalsium juga berperan penting dalam mencegah stunting. 

Saking pentingnya, dokter menganjurkan konsumsi kalsium sejak masa kehamilan. Kenapa?

Selain kalsium akan terserap lebih banyak semasa janin dalam kandungan, asupan kalsium yang kurang bisa berpengaruh terhadap ibu hamil. Saat kebutuhan kalsium tidak mencukupi untuk janin, maka kalsium untuk pertumbuhan janin akan diambil dari cadangan kalsium yang ada di tulang dan gigi ibu. Otomatis, ibu hamil memerlukan kalsium tambahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi, kalsium juga dapat menghindarkan ibu hamil dari preeklamsia.

Ketika hamil, berapa jumlah kalsium yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin?

Kita butuh setidaknya 1.500mg-2.000mg kalsium tiap harinya untuk usia di atas 18 tahun. Karena tubuh kita tidak bisa memproduksi kalsium, maka kita butuh tambahannya dari makanan sehari-hari, sayur, buah, dan juga suplemen. 

Bagaimana dengan kebutuhan kalsium bayi? 

Dalam masa pertumbuhan, kebutuhan kalsium berbeda berdasarkan usianya. 

Untuk bayi dengan ASI eksklusif (di bawah 6 bulan) sebenarnya sudah mendapatkan kebutuhan kalsium yang sesuai yaitu 200 mg per hari dari ASI, sama jumlahnya dengan mereka yang mengonsumsi susu formula. Bedanya, untuk ASI eksklusif, ibu menyusui perlu asupan kalsium lebih untuk berbagi dengan bayi. 

Bayi berusia 6 bulan ke atas butuh 260 mg kalsium per hari - yang bisa didapatkan dari MPASI dan susu. Apabila asupan kalsium dari susu atau MPASI tidak mencukupi, maka perlu ada tambahan suplemen kalsium yang tentunya berdasarkan pengawasan dan rekomendasi dokter. 

Tapi tunggu, ternyata kasium saja tidak cukup!

Karena untuk menyerap kalsium dalam tubuh, kita butuh bantuan bantuan vitamin D. Tanpa vitamin D, kalsium tak mampu membuat tulang kuat dengan sehat dan sempurna. Untuk bayi yang mengonsumsi susu formula dengan takaran 32 ons per hari tak perlu lagi tambahan vitamin D karena sudah terkandung di dalamnya. Berbeda dengan bayi ASI yang (mungkin) perlu mendapatkan tambahan vitamin D dari suplemen atau berjemur di bawah sinar matahari. Tetap konsultasikan dengan dokter, ya. 

Suplemen apa ya yang tepat untuk anak?

Suplemen yang terbuat dari calcium carbonate adalah yang paling lazim digunakan karena aman dan mudah terserap tubuh anak. Untuk anak yang membutuhkan perawatan khusus, baiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan kebutuhan kalsium dan vitamin D yang diperlukan. 

Amankah calcium carbonate untuk bayi?

Kalau digunakan sesuai dengan dosis yang direkomendasikan, maka tak akan berbahaya untuk bayi. 

Apa yang terjadi jika bayi kekurangan kalsium?

Bayi dan anak-anak yang tidak mendapatkan kalsium dan vitamin D, punya risiko besar terkena rickets - penyakit tulang lunak yang bisa menyebabkan bungkuk, pertumbuhan terhambat, serta sakit pada otot, dan berujung kelainan bentuk tulang. Kurangnya kalsium juga bisa menyebabkan tubuh tidak tumbuh secara maksimal, juga adanya kemungkinan stunting. 

Tapi, bukan berarti juga kita memberikan dosis kalsium yang berlebihan..

Karena anak bisa terkena hypercalcemia, kondisi di mana terlalu banyak kalsium dalam darah walaupun normalnya kelenjar penghasil hormon paratiroid bisa membantu mengatur kadar kalsium dalam darah. 

Intinya, kalsium dan vitamin D sangat penting untuk tumbuh kembang bayi. Jadi pastikan mereka mendapat kebutuhannya sesuai dosisnya. Konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan dosis yang sesuai, ya. 

 

Photo created by pch.vector - www.freepik.com